Tabib istana sedang memeriksa kesehatan Raja. Kemudian, pihak istana mendapat kabar buruk : Raja menderita sakit keras, Neuroglycopenia (penurunan fungsi syaraf otak). Ibu suri berkata pada Ratu, satu-satunya cara menyelamatkan kerajaan adalah segera melangsungkan pernikahan Putra Mahkota, Pangeran Shin dan mengangkatnya menjadi Raja.
Di sekolah, dua orang teman Chae-gyeong, Sun-yeong dan Hee-sung sedang asyik mengamati sebuah buku yang berisi tentang biodata anggota keluarga kerajaan. Mereka sedang mengagumi ketampanan Pangeran Shin. Tiba-tiba Shin Chae-gyeong merebut buku itu hingga akhirnya mereka bertiga berebut buku itu sampai akhirnya buku itu sobek. Tentu saja Sun-yeong marah besar pada Chae-gyeong.
Shin
Chae-gyeong adalah seorang gadis ceria yang bersekolah disini mengambil
jurusan desain. Seperti yang tadi sibuk dibicarakan oleh teman-teman
Chae-gyeong, Pangeran. Pangeran apa? Kalian pasti berpikir kalau dia
adalah seorang laki-laki dari kelas atas kan?
Ini
memang abad 21. Tapi seperti halnya Inggris dan Jepang yang masih punya
Keluarga Kerajaan, di Korea juga masih ada keluarga kerajaan. Keluarga
kerajaan di Inggris dan Jepang masih dipuja-puja oleh rakyatnya. Mereka
juga masih tinggal di dalam istana. Lalu bagaimana keadaan Istana di
Korea? Sayangnya istana adalah tempat yang kosong, bahkan sekarang
keluarga kerajaan sudah terpecah belah. Itulah kenapa, Chae-gyeong
membayangkan kalau keluarga kerajaan itu masih ada. Dengan kata lain,
Chae-gyeong mengajak semuanya untuk membayangkan kalau di dalam Istana
Kerajaan Korea itu ditinggali oleh seorang pangeran tampan bersama
keluarganya. Seorang pangeran tampan yang disukai oleh banyak orang. Apa
kalian penasaran. Nikmatilah "Cerita Khayalan Shin Chae-gyeong" yang
berjudul, "Gung/Istana/Palace".
~~~~~.........~~~~~
Tahun 2006, Sistem pemerintahan Korea, Monarkhi Konstistusional, dimana pemerintahan diatur oleh Keluarga Kerajaan.
Sun-yeong
dan Hee-sung sedang menikmati foto tampan Pangeran Shin koleksi mereka.
Sementara itu, Kang-hyun yang sedang sebuk melukis merasa terganggu
dengan ulah mereka berdua yang sellau bermimpi jadi seorang Cinderella
yang menikahi seorang pangeran. Tiba-tiba Chae-gyeong masuk dan menggoda
mereka. Kang-hyun mengritik penampilan Chae-gyeong yang aneh.
(Chae-gyeong memakai rok sekolah sekaligus celana olahraga yang
panjang). Tapi Chae-gyeong bilang, sebentar lagi, cara berpakaiannya
akan jadi trend. Kang-hyun bertanya apa tugas Chae-gyeong sudah selesai?
Chae-gyeong kaget karna tak tahu kalau tugas itu harus dikumpulkan hari
ini. Ternyata tak hanya Chae-gyeong yang belum menyelesaikan tugasnya.
Sun-yeong dan Hee-sung pun sama saja. Mereka bertiga sama-sama panik.
Sementara
itu, Pangeran Shin datang ke sekolah dengan pengawalan ketat dari para
pengawalnya. Semua gadis di sekolah berseru-seru memanggil namanya dan
berusaha menghampirinya tapi di tahan oleh para pengawalnya. Salah
seorang pengawal ingin mengantarkan Shin sampai ke kelas. Tapi Shin tak
suka. Dia hanya meminta pengawalnya berjaga di luar sekolah saja.
Di
sekolah Chae-gyeong, ada Jurusan Seni, Musik, Tari, Teater dan Film.
Walaupun Chae-gyeong mengambil jurusan desain, tapi dia paling tak suka
kalau disuruh menggambar. (dasar Chae-gyeong aneh...).
Saat
itu, Chae-gyeong sedang asyik menggambar di luar ruangan bersama teman
sekelasnnya. Kang-hyun mengeluh karna keadaan ramai sekali karna
Pangeran ada di sekolah. Chae-gyeong ikut memperhatikan. Tiba-tiba ia
secara tak sengaja bertatapan dengan Shin yang ada di bawah. "Omo...ya
Tuhan, apa dia sedang memperhatikan kita?" kata Chae-gyeong. Kang-hyun
tak bereaksi, sebaliknya dengan Sun-yeong dan Hee-sung yang heboh
karnanya.
Kang-hyun
bilang, semua teman Pangeran berasal dari kalangan atas. Dari anak
pengusaha, juga anak dari pemilik sekolah mereka. Benar-benar grup yang
sempurna dan menarik.
Sementara
di bawah, teman-teman Shin geli melihat kelakukan teman-teman
Chae-gyeong. Kemudian pandangan mereka beralih ke jendela di sebelah,
saat Kang-in berteriak, "Bukankah itu Min Hyo-rin. Dia benar-benar gadis
yang langka". Min Hyo-rin, dari kelas tari balet sedang berdiri di
ambang jendela. Shin memandangi Hyo-rin sambil tertawa senang.
Sementara
itu di dalam kelas balet, Guru balet marah karna anak-anak didiknya
masih ada yang sempat ngemil. Dia marah karna dengan ngemil, mereka akan
kehilangan bentuk badan ideal mereka sebagai seorang penari balet. Bu
Guru menyita semua snack yang masih tersisa dan mengancam mereka. Jika
berat badan mereka naik 1 kilo, brarti mereka harus berlatih tambahan
selama 1 jam. Mereka semua mengeluh.
Shin
sedang berganti sepatunya dengan sepatu olahraga berwarna putih.
Chae-gyeong yang membawa ember yang berisi air bekas menggambar tak
sengaja menabraknya dari belakang dan membuat sepatu putih Shin basah
dan kotor. Chae-gyeong kaget melihat siapa yang ditabraknya. Chae-gyeong
mencoba meminta maaf dan membersihkan sepatu Shin. Tapi Shin tak suka
dan menyuruh Chae-gyeong berhenti membersihkan sepatunya. Shin pun
kembali memakai sepatunya yang tadi dan menendang sepatu olahraganya ke
arah Chae-gyeong dan memerintah Chae-gyeong untuk membuang sepatu itu
lalu segera pergi dari tempat itu.
Tentu
saja Chae-gyeong tak terima dengan perlakuan Shin. "HEI, KAU! Apa kau
pikir kalau jadi Pangeran itu segalanya? Apa aku ini pelayanmu? Dirumah
aku juga seorang Kong-ju (Putri)!" teriak Chae-gyeong. Chae-gyeong
mengambil sepatu Shin dan melemparnya mengenai punggung Shin. Shin
berbalik dan menghampiri Chae-gyeong. Semua orang cemas karna Pangeran
Shin tak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. Chae-gyeong sedang
berada dalam masalah besar.
Shin
menghampiri Chae-gyeong. Dan menudingnya. "Kau satu-satunya gadis yang
berani melakukan hal ini padaku. Kau imut dan menarik juga. Aku
menyukaimu" kata Shin. Shin mencoba mendekatkan wajahnya ke arah
Chae-gyeong. Chae-gyeong menutup matanya dan bibirnya menunggu ciuman
Shin. Tapi.......
Ternyata
itu hanya khayalan Chae-gyeong. Dia tak melempar Shin dengan sepatu.
Sepatu Shin masih tergeletak di lantai. Kang-hyun menghampirinya dan
berkata, "Sepertinya kau baru saja melakukan kesalahan". "Untung saja
hari ini aku masih bisa bersabar. Kalau lain kali Shin masih tetap
seperti itu, awas saja dia!" kata Chae-gyeong. Sun-yeong dan Hee-sung
yang baru saja datang langsung berebut sepatu Shin. Dengan santai
Chae-gyeong merebut sepatu Shin dan naik ke lantai atas meninggalkan
teman-temannya.
Chae-gyeong dan teman-teman sekelasnya berlatih menyanyi. Tapi suara merdu teman-temannya kalah dengan suara fals Chae-gyeong. Gurunya berteriak marah pada Chae-gyeong.
Bangunan
B dan C di sekolah Chae-gyeong adalah untuk anak-anak jurusan teater
dan tari. Sedangkan bangunan A adalah bangunan dimana Chae-gyeong dan
teman-temannya berada. Sejak Pangeran Shin bersekolah disitu dan
mengambil jurusan teater, banyak orang yang kemudian ikut mengambil
jurusan itu.
Chae-gyeong
sedang asyik ngemil dan jalan-jalan. Secara tak sengaja dia mendengar
seseorang sedang berbicara. Dia berusaha mengintip. Ternyata Shin
bersama Hyo-rin sedang asyik ngobrol. Chae-gyeong mendengarkan dan
ternyata Shin sedang berusaha melamar Hyo-rin. "Sang Pangeran sedang
melamar gadis pujaannya. Itu pasti akan menjadi berita yang heboh!" kata
Chae-gyeong dalam hati.
Di
rumah Chae-gyeong, Ibu Chae-gyeong marah-marah melihat kamar
Chae-gyeong yang berantakan. Tapi Ayah Chae-gyeong membela putrinya. Ibu
Chae-gyeong menelpon Chae-gyeong. Sementara Ayah Chae-gyeong berusaha
membujuknya untuk tidak marah-marah.
Chae-gyeong
masih asyik menguping pembicaraan Shin dan Hyo-rin. " Ini adalah
kebijakan untuk anggota Keluarga Kerajaan yang memang harus menikah di
usia muda. Dan dalam kasusku, sejak aku jadi seorang pangeran, aku
mungkin harus menikah dengan seorang gadis pilihan orangtuaku.
Setidaknya aku bisa bilang pada mereka kalau aku sudah punya seorang
gadis yang ingin kunikahi. Kita kan sudah berteman dekat. Itu lebih baik
daripada harus menikah dengan seseorang yang tak kukenal" kata Shin.
"Aku
tak ingin merusak persahabatan kita dengan hal semacam ini. Hal itu
pasti penuh dengan tanggung jawab. Dan seperti yang kau tahu, impianku
adalah menjadi seorang balerina terkenal. Aku pasti akan bisa
melakukannya, aku tak ingin menyerah sekarang. Jika aku jadi seorang
putri, bukankah aku harus menyerah dengan semua impianku itu?" jawab
Hyo-rin.
"Gadis
itu sangat keren, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukannya. Siapa juga yang mau menikah dengan Pangeran brengsek
seperti dia" batin Chae-gyeong. Hyo-rin tersenyum. Tapi Shin bersedih
mendengarnya. Kemudian Chae-gyeong merasa sedih melihat tatapan Shin
yang kecewa mendengar penolakan Hyo-rin. Tiba-tiba HP Chae-gyeong
berbunyi. Chae-gyeong kaget. Begitu pula dengan Shin dan Hyo-rin yang
ada di dalam ruangan. Chae-gyeong langsung mematikan HPnya.
Shin keluar dan menemukan Chae-gyeong yang hendak kabur dari tempat itu. "Siapa kau?" tanya Shin. Tapi Chae-gyeong malah bernyanyi seolah tak mendengar perkataan Shin. Shin bertanya lagi apa Chae-gyeong mendengar yang dibicarakannya tadi. Chae-gyeong bilang untuk apa dia mendengar. Apa bangga di tolak seorang gadis. Tentu saja Shin kaget mendengarnya. Itu berarti Chae-gyeong mendengar semua percakapannya.
Chae-gyeong langsung kabur. Shin berteriak melihatnya. "Hei! Celana olahraga! Berhenti!" teriak Shin. Tapi Chae-gyeong tak mempedulikan teriakan itu.
Di rumah, Ibu Chae-gyeong tambah marah karna Chae-gyeong berani mematikan telponnya. Kemudian Ibu Chae-gyeong mengeluh karna ada begitu banyak hutang yang harus dibayar dan Ayah Chae-gyeong tak lagi bekerja. Kemudian tiba-tiba Ibu Chae-gyeong berkata kalau lebih baik mereka bercerai saja. Ayah Chae-gyeong berteriak mendengarnya. "Apa kau gila? Apa kau sakit? Kau selalu saja berkata seperti itu saat kau marah!" teriak Ayah Chae-gyeong. Ibu Chae-gyeong pun diam karnannya.
Tiba-tiba ada tamu datang. Mereka bilang dari kerajaan. Kemudian Ayah Chae-gyeong mempersilahkan tamunya masuk. Ayah dan Ibu Chae-gyeong memberikan foto Kakek Chae-gyeong dan Chae-gyeong.
Mereka datang membawa pesan dari Keluarga kerajaan. Mereka bilang, ada janji yang dibuat antara Raja Seong-jo dengan Tn. Shin (Kakek Chae-gyeong). Mereka membawa dua buah benda. Cincin dan separuh potongan medali. Ayah dan Ibu Chae-gyeong kaget melihat benda itu. Mereka bilang pasangan cincin dan potongan medali itu disimpan Tn. Shin. Jadi mereka menunggu keluarga Shin datang ke istana untuk menyatukan cincin dan medali itu.
"Cincin itu masih ada kan?" tanya orang dari istana. Ayah dan Ibu Chae-gyeong menjawab dengan gugup kalau benda-benda itu masih ada.
Shin keluar dan menemukan Chae-gyeong yang hendak kabur dari tempat itu. "Siapa kau?" tanya Shin. Tapi Chae-gyeong malah bernyanyi seolah tak mendengar perkataan Shin. Shin bertanya lagi apa Chae-gyeong mendengar yang dibicarakannya tadi. Chae-gyeong bilang untuk apa dia mendengar. Apa bangga di tolak seorang gadis. Tentu saja Shin kaget mendengarnya. Itu berarti Chae-gyeong mendengar semua percakapannya.
Chae-gyeong langsung kabur. Shin berteriak melihatnya. "Hei! Celana olahraga! Berhenti!" teriak Shin. Tapi Chae-gyeong tak mempedulikan teriakan itu.
Di rumah, Ibu Chae-gyeong tambah marah karna Chae-gyeong berani mematikan telponnya. Kemudian Ibu Chae-gyeong mengeluh karna ada begitu banyak hutang yang harus dibayar dan Ayah Chae-gyeong tak lagi bekerja. Kemudian tiba-tiba Ibu Chae-gyeong berkata kalau lebih baik mereka bercerai saja. Ayah Chae-gyeong berteriak mendengarnya. "Apa kau gila? Apa kau sakit? Kau selalu saja berkata seperti itu saat kau marah!" teriak Ayah Chae-gyeong. Ibu Chae-gyeong pun diam karnannya.
Tiba-tiba ada tamu datang. Mereka bilang dari kerajaan. Kemudian Ayah Chae-gyeong mempersilahkan tamunya masuk. Ayah dan Ibu Chae-gyeong memberikan foto Kakek Chae-gyeong dan Chae-gyeong.
Mereka datang membawa pesan dari Keluarga kerajaan. Mereka bilang, ada janji yang dibuat antara Raja Seong-jo dengan Tn. Shin (Kakek Chae-gyeong). Mereka membawa dua buah benda. Cincin dan separuh potongan medali. Ayah dan Ibu Chae-gyeong kaget melihat benda itu. Mereka bilang pasangan cincin dan potongan medali itu disimpan Tn. Shin. Jadi mereka menunggu keluarga Shin datang ke istana untuk menyatukan cincin dan medali itu.
"Cincin itu masih ada kan?" tanya orang dari istana. Ayah dan Ibu Chae-gyeong menjawab dengan gugup kalau benda-benda itu masih ada.
Di
kelas, Shin tak konsentrasi mendengarkan pelajaran mengenai film. Dia
terpikir apa yang pernah dikatakan oleh Ibu Suri. Dia harus menikah
dengan seseorang yang sudah dipilihkan oleh kakeknya.
Pulang
sekolah, banyak cewek berteriak histeris karna semua cewek ingin
berusaha mendekati Shin tapi di tahan oleh para pengawal-pengawalnya.
Kang-hyun dan Chae-gyeong berusaha menahan Sun-yeong dan Hee-sung yang
ikut-ikutan berteriak histeris.
Hee-sung
penasaran dengan gadis yang katanya dijodohkan dengan Shin. Chae-gyeong
bilang apa mereka ingin tahu siapa gadis itu? Kang-hyun bilang dari
mana Chae-gyeong tahu. Chae-gyeong bilang dia hanya dengar saja.
Kemudian dia berusaha kabur pulang ke rumah naik sepedanya.
Shin
sedang ada di dalam mobilnya sambil membaca koran yang berisi tentang
kabar pernikahannya sambil mendengarkan berita. Tak sengaja dia melihat
Chae-gyeong. Jadi dia meminta para pengawalnya untuk berhenti. Shin
bertatapan dengan Chae-gyeong. Shin mengancam Chae-gyeong untuk tak
menyebarkan apa yang sudah didengar Chae-gyeong. Tiba-tiba ada wartawan
yang memfoto mereka. Tentu saja pengawal Shin tak tinggal diam. Wartawan
itu pun segera dibekuk. Chae-gyeong bertambah kesal pada Shin.
Ratu
bertemu Ibu Suri untuk membicarakan tentang pernikahan Shin. Sebenarnya
Ratu kurang setuju dengan pernikahan ini karna Shin sama sekali tak
mengenal gadis itu. Kemudian Ibu Suri memperlihatkan surat peninggalan
mendiang suaminya. Dalam surat itu tertulis bahwa Kaisar inging
menjodohkan Pangeran dengan Putri dari Keluarga Shin untuk membalas jasa
Keluarga Shin yang telah menyelamatkan nyawanya. Ratu pun mulai
berusaha untuk mengerti dna menghormati keputusan yang diambil oleh Ibu
Suri.
Sementara
itu di Inggris, Lee Yul dan Ibunya yang tinggal disana sedang
mengobrol. Ibunya bilang Shin akan segera menikah. Yul tentu saja kaget
mendengarnya. Ibunya bilang karna Ayah Shin sakit-sakitan, jadi dia
menikahkan Shin dan akan segera mengangkat Shin menjadi Raja
menggantikannya.
Ibu
Yul mengatakan pada Yul agar pulang lebih dulu ke Korea. Ada beberapa
hal yang harus di persiapkan dulu olehnya. "Sudah 14 tahun berlalu
dengan tenang. Ini saatnya untuk beraksi" kata Ibu Yul. Yul menatap
ibunya tak mengerti.Yul dan Ibunya termasuk keluarga kerajaan. Tapi
mereka sekarang tinggal di luar negeri, tepatnya di Inggris.
Shin
sedang asyik dengan iPod-nya saat berbicara dengan Raja dan Ratu. Shin
mengamati sebuah surat. "Jadi kau sudah memilih" kata Raja. " Memilih
apa?" Shin balik bertanya. "Tentu saja memilih seorang istri" jawab
Raja. "Kenapa harus memilih kalau hal itu sudah dipilihkan untukku" kata
Shin dengan dingin. "Tak bisakah kau letakkan alat itu dulu!" perintah
Raja. Shin pun segera meletakkan iPod-nya.
"Hubungan
mereka itu seperti apa sampai punya perjanjian seperti ini?" tanya
Shin. "Ini adalah perjanjian antara Kakekmu dengan satu-satunya sahabat
terbaiknya" jawab Raja. "Apa benar seorang Raja bisa punya seorang
teman?" kata Shin. "Seja (Putra Mahkota), tingkah macam apa yang kau
tunjukkan pada Ayahmu" Ratu marah melihat kelakuan Shin.
"Seperti
yang kau bilang, sebagian besar Raja kesepian. Itulah kenapa seorang
teman yang sangat mengerti dibutuhkannya. Kakekmu sangat beruntung karna
dia memiliki seorang teman seperti itu dan dia ingin menghadiahi
sesuatu pada teman baiknya itu. Itulah kenapa, dia mengirim cincin dan
medali itu kepada temannya, bersama dengan surat yang ada ditanganmu
sekarang" jelas Raja.
"Ini
benar-benar lucu. 'Perjodohan antara Pangeran dan Cucu dari temanku
yang setia'. Yang dimaksud itu aku kan?" kata Shin membacakan isi surat
yang sedari tadi dipegangnya. "Sebenarnya bukan. Seperti yang kau tahu,
saat perjanjian ini dibuat, kakakku masih hidup. Dan cucu kakek yang
dimaksud, Pangeran yang dimaksud bukan kau melainkan Yul. Sejak kematian
kakakku, aku jadi seorang Raja. Dan sekarang janji itu pun menurun
padamu. Yang paling penting adalah perasaanmu. Aku tak ingin memaksamu
kalau kau tak menginginkannya" jelas Raja. Shin berpikir.
Chae-gyeong
baru sampai rumah dan mendapati keadaan rumahnya yang mirip kapal
pecah. Chae-gyeong menemukan banyak sekali surat tagihan di atas meja.
Salah satunya surat yang menyebutkan bahwa barang-barangnya akan disita
bila Ayah nya tak segera melunasi hutang-hutangnya.
Chae-gyeong
menghampiri Ibunya yang ada di halaman belakang sambil membawa surat
itu. Dilihatnya Ibunya sedang bersedih. "Ibu, apa kau bilang ingin
bercerai dari Ayah lagi? Jangan. Saat kau bilang begitu pada Ayah aku
merasa sangat sakit sekali" kata Chae-gyeong sambil memeluk Ibunya.
Ibunya melepaskan pelukannya karna sesak. Chae-gyeong bertanya itu surat
apa? Ibunya bilang itu hanya surat ancaman seperti biasanya, jangan
terlalu dipikirkan.
Tiba-tiba
Chae-gyeong menggenggam tangan ibunya dan berkata, "Ibu, saat aku
sukses, aku akan menghentikan penderitaan ini. Setelah itu hanya akan
ada hari bahagia. Kumohon percayalah padaku". "Apa yang bisa dilakukan
oleh Putri Shin?" tanya Ibunya. "Aku akan menjadi seorang desainer.
Seorang desainer yang terkenal di seluruh dunia" jawab Chae-gyeong.
"Berhenti bermimpi" kata Ibunya. "Baiklah" jawab Chae-gyeong lesu.
Kemudian ia merayu ibunya untuk membelikannya mesin jahit. Tentu saja
Ibunya menolak mentah-mentah keinginan Chae-gyeong.
Ibunya
menerima telpon dari seseorang. Jadi Chae-gyeong pun masuk ke dalam
rumah. Dilihatnya Ayahnya sedang sibuk mencari sesuatu. Ternyata Ayahnya
sedang mencari cincin pertunangan yang diberikan oleh mendiang Kakek
Chae-gyeong. Ternyata Chae-gyeong ingat dimana dia melihat cincin itu.
Ternyata cincinnya dijadikan ganjal meja! (ckckckck.....bener-bener...).
Ayah Chae-gyeong berteriak senang karna cincinnya sudah ketemu. Ibu
Chae-gyeong berteriak senang karnanya.
Di
istana, Raja merasa senang karna Shin memutuskan untuk menyetujui
pernikahan itu. Raja bilang, calon istri Shin berasal dari sekolah yang
sama dengan Shin, dari jurusan Seni. Kemudian Raja menyerahkan sebuah
foto pada Shin. Betapa terkejutnya Shin melihat foto itu. Itu foto
Chae-gyeong!
Di
rumahnya, Chae-gyeong sama terkejutnya dengan Shin. Dia menolak
mentah-mentah perjodohan itu. Chae-gyeong ingin mengembalikan cincin
dan medali itu ke keluarga kerajaan dan bilang kalau dia tak ingin
menikah dengan pangeran. Chae-gyeong mencoba membuang cincin itu, tapi
dihalangi Ayahnya. Chae-gyeong bilang dia masih sekolah. Mana mungkin
dia bisa menikah. Lagian mana mungkin pangeran mau menikah dengan
seorang agdis seperti dia. Ibunya bilang, dia akan membelikan
Chae-gyeong mesin jahit kalau Chae-gyeong mau menikah dengan pangeran.
Ayahnya juga bilang, pangeran sudah setuju untuk menikah dengan
Chae-gyeong.
Kemudian
Chae-gyeong bilang, bagaimana dia bisa menikah dengan seseorang yang
mencintai wanita lain. Ayah, Ibu dan adiknya tentu saja kaget
mendengarnya. Kemudian dia bercerita kalau dia melihat dan mendengar
sendiri kalau pangeran sedang melamar gadis pujaannnya. Gadis itu dari
keluarga kaya, anak satu-satunya. Gadis itu cantik dan pandai menari
balet. Itulah kenapa Chae-gyeong tak ingin menikah dengan pangeran.
Mendengar kata-katanya, keluarganya membiarkan Chae-gyeong pergi dan
masuk ke kamarnya.
Shin
sedang berlatih memanah ditemani asisten pribadinya. "Ratu setuju untuk
mengurangi jumlah pengawal yang akan mengawal Anda ke sekolah. Tapi
tentu saja dia khawatir karna sejak peristiwa pertunangan Anda tersebar
keluar, pasti semuanya akan jadi tambah rumit sekarang. Jika anda tak
menyetujui pertunangan ini, mengapa anda melakukan ini semua?" kata
Asistennya. "Apa ada yang dikatakan lagi oleh Ratu" kata Shin dengan
nada dingin. "Ratu sedang sibuk mempersiapkan pestanya. Beliau juga
khawatir kalau calon istri anda tak bisa menerima keadaan di dalam
istana" jawab asistennya. "Kau juga berpikir begitu?" tanya Shin. "Saya
tak berani berkata seperti itu" jawab asistennya lagi. "Bukankah itu
menarik? Di abad ke 21 seperti sekarang ini masih ada peraturan semacam
itu. Tapi tak apa, aku merasa sedikit bosan dan meskipun dia tak sesuai
dengan standar tapi mungkin dia akan membawa sesuatu yang baru disini"
kata Shin.
Di
sekolah, saat sedang bercanda bersama dengan teman-temannya, secara tak
sengaja, Chae-gyeong menabrak Hyo-rin. Chae-gyeong kaget karnanya. Tapi
Hyo-rin seakan tak peduli.
Di
kelas baletnya, semua teman-teman Hyo-rin sedang asyik membicarakan
tentang calon istri Putra Mahkota Lee Shin yang katanya berasal dari
sekolah yang sama dengan mereka. Hyo-rin tersenyum mendengarnya karna
mengira, dialah calon istri Shin.
Hyo-rin
menemui Shin dan bilang kalau semua orang sedang membicarakan dirinya.
Hyo-rin bilang bukankah Shin berjanji akan merahasiakan hubungan mereka.
Shin bilang Hyo-rin tak perlu khawatir. Yang mereka bicarakan bukan
Hyo-rin. Shin juga baru tahu hal itu. Dan berkata Hyo-rin tak perlu
khawatir. Calon istrinya bukan Hyo-rin. Tapi cewek lain yang juga satu
sekolah dengan mereka. Cewek itu mungkin sedih karna melihat dan
mendengar calon suaminya melamar cewek lain. Tentu saja Hyo-rin kaget
mendengar penuturan Shin.
Chae-gyeong
sedang ada di beranda rumahnya sedang mengamati bunga, sedangkan kedua
ortu dan adiknya ada di ruangan di belakangnya. "Baiklah. Karna suatu
saat aku juga akan menikah, jadi tak ada salahnya kalau aku menikah
sekarang" kata Chae-gyeong. Tentu saja keluarganya bersorak mendengar
kata-katanya itu, tapi tanpa suara. Takut ketahuan lagi nguping. hehehe.
Tapi kemudian mereka kecewa karna Chae-gyeong bilang lagi, "Tidak, aku
tak bisa melakukannya. Aku masih muda dan masa depanku masih panjang".
"Tapi
ini kesempatan sekali seumur hidup. Aku mungkin harus mengambilnya"
kata Chae-gyeong tiba-tiba membuat keluarganya senang lagi. Tapi
kemudian lesu lagi karna Chae-gyeong bilang "Tidak, tidak, tidak. Kuasai
diri. Jangan kehilangan akal sehat. Berpikir yang normal saja".
Sepertinya Chae-gyeong memang sengaja mempermainkan mereka. hihihi...
Saat
Chae-gyeong berbalik, mereka pura-pura sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing. Kemudian Ibu Chae-gyeong berkata, "Putri Shin, apa kau
sudah mempersiapkan diri mengunjungi Ratu besok?". "Siapa juga yang mau
bertemu dengannya" sangkal Chae-gyeong. "Tapi kami sudah membuat janji
agar kau bertemu dengannya" kata Ayah Chae-gyeong. "Aku tak peduli. Aku
tak pernah membuat janji. Tak ada yang harus aku lakukan" kata
Chae-gyeong lagi sambil mendesak masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba
Chae-gyeong berbalik sambil tersenyum dan berkata, "Haruskah aku
bertemu dengannya?". Akhirnya keluarganya sadar kalau Chae-gyeong sedang
mempermainkan mereka. Karna kesal, mereka pun melempari Chae-gyeong
dengan bantal kursi yang ada di dekat mereka.
Di
kamar, Chae-gyeong sedang sibuk mengutak ngutik mesin jahitnya.
Chae-jun adiknya turun dari kamarnya yang ada di atas kamar Chae-gyeong.
"Sebagai wanita ke-3 paling berpengaruh di Korea, kenapa kau malah
sibuk dengan mesin rusak?" tanya Chae-jun. "Kau itu bicara apa?" tanya
Chae-gyeong tak mengerti. "Nomor 1 : Ibu Suri, nomor 2 : Ratu, nomor 3 :
Putri Mahkota, yaitu kau 'twaeji', " jawab Chae-jun.
Tentu
saja Chae-gyeong marah karna adiknya memanggilnya twaeji yang artinya
babi. "Beraninya kau memanggil kakakmu babi" kata Chae-gyeong. "Jika kau
menikah dengan putra mahkota, aku akan memanggilmu kakak" kata Chae-jun
dengan enteng. Chae-gyeong yang kesal pun memukuli adiknya. "Kau pikir
aku akan menikah?" tanya Chae-gyeong. "Aku menderita harus naik turun
tangga. Jika kau menikah, kamar ini akan jadi milikku. Ini juga baik
untukmu. Kau takkan terganggu karna aku berisik. Kau tinggal menikah
saja" jawab Chae-jun. "Kau bisa melupakan mimpimu itu" kata Chae-gyeong.
"Jika kau tak mau menikah, aku mau. Aku juga lebih cantik darimu!"
ledek Chae-jun. Tentu saja Chae-gyeong tak terima dan berkata, "Kau mau
mati ya. Jangan lari!". Tapi Chae-jun tentu saja sudah buru-buru kabur
dari dalam kamar.
Keesokan
harinya, Ibu CHae-gyeong mendandani Chae-gyeong. Ayahnya memujinya
kalau Chae-gyeong cantik sekali hari ini. Tapi Chae-gyeong sama sekali
tak senang. Sementara Chae-jun sedang asyik makan.
"Aku
sudah bilang pada kalian, aku tak mau menikah. Kenapa kalian lakukan
semua ini padaku?" kata Chae-gyeong. "Aku tahu perusahaan Ayah sudah
bangkrut. Dan karna hal itu Ayah tak bekerja setahun belakangan ini. Dan
Ibu bekerja keras untuk membiayai sekolahku yang mahal. Aku tahu kalau
kalian berdua sudah bekerja keras untuk kami berdua, Tapi...apa kalian
bahagia menjualku seperti ini?" lanjut Chae-gyeong. Ayah dan Ibu
Chae-gyeong saling berpandangan, Ayah Chae-gyeong menunduk. Sementara
Chae-jun sedang asyik mengamati cincin pertunangan kerajaan. "Baiklah.
Anggap saja tak pernah terjadi apa-apa!" teriak Ayah Chae-gyeong sambil
merampas cincin yang sedang dipegang oleh Chae-jun lalu membuangnya ke
halaman.
Tentu
saja Ibu Chae-gyeong tak setuju dengan tindakan suaminya. Sementara
Chae-jun berlari keluar untuk mencari cincin itu. Ayahnya bilang tak
perlu lagi merasa terancam, uang bukan segalanya. Tapi Ibunya bilang
uang itu segalanya. Ayahnya tahu yang dikatakan Ibu benar. Jadi dia
hanya bisa menunduk lesu.
"Kau
masih muda dan kau tak tahu apa yang terpenting bagi seorang wanita.
Hal yang terpenting bagi seorang wanita adalah menikah. Aku tak ingin
kau sepertiku. Mengalami kesulitan dalam hidupmu. Itlah kenapa kubilang
ini yang terbaik untukmu. Kami tak menjualmu. Bagaimanapun juga ini
hidupmu dan kau lah yang harus membuat pilihan. Lupakan saja. Lupakan
dan..." kata Ibu Chae-gyeong sambil melirik ke arah suaminya. Ayah
Chae-gyeong mengerti, lalu mengambil sebuah bungkusan yang ada
disampingnya. Ternyata bungkusan itu berisi mesin jahit model terbaru.
Awalnya Chae-gyeong senang, tapi dia tahu harga mesin itu sangat mahal.
Chae-jun masuk kembali ke dalam rumah dan berkata dia menemukan
cincinnya.
Ayahnya
ingin membuang kembali cincin itu, tapi dihalangi oleh Chae-jun.
Kakaknya sudah dibelikan sebuah mesin jahit model terbaru. Jadi tak ada
salahnya kalau Chae-jun menginginkan cincin ini untuk dipamerkan pada
teman sekelasnya karna dia meminta MP3 player tapi tak dibelikan oleh
kedua ortunya. Tiba-tiba bel pintu rumahnya berbunyi. Ayahnya pikir itu
orang-orang dari istana. Tapi ternyata tamunya orang yang hendak menyita
barang-barang mereka karna belum melunasi hutangnya.
Mereka
menempeli semua barang-barang di rumah Chae-gyeong dengan kertas merah
tanda bahwa barang-barang itu disita karna Ayah Chae-gyeong tak bisa
melunasi hutang-hutangnya. Mereka tak mau mendengar meskipun Ibu
Chae-gyeong mencoba meminta waktu untuk melunasi hutangnya. Mereka juga
bahkan menempeli mesin jahit baru Chae-gyeong dengan kertas merah itu
hingga membuat Chae-gyeong tentu saja tak terima. Mereka bahkan
menempeli dahi Ayah Chae-gyeong dengan kertas itu juga.
Karna
tak terima, Ayah Chae-gyeong berusaha melawan mereka, tapi dia malah
jatuh tersungkur. Ibu Chae-gyeong berusaha membantu suaminya, terjadilah
keributan. Chae-gyeong tak terima orangtuanya diperlakukan seperti itu.
Dia pun ikut membantu kedua orangtuanya. Sementara itu Chae-jun yang
memegang sapu hanya bisa diam karna takut pada orang-orang itu. Rambut
Chae-gyeong yang tadinya rapi, sudah berubah berantakan.
Chae-gyeong
berteriak sambil berusaha melindungi orangtuanya yang hendak diserang
saat utusan dari istana datang untuk menjemput Chae-gyeong. Chae-gyeong
meminta pada Chae-jun untuk menyerahkan cincin-nya. Kemudian dia pun
pergi untuk menemui utusan dari istana dan ikut mereka ke istana untuk
menemui ratu sambil menggenggam cincinnya. Sebelum pergi, dia masih
sempat mengambil kertas merah dari dahi Ayahnya. Walaupun keluarganya
memperingatkan untuk merapikan dulu rambutnya yang berantakan,
Chae-gyeong tak terlalu mempedulikannya.
Chae-gyeong
pun dibawa ke istana. Sampai disana, dia menyaksikan orang-orang istana
yang sedang berlatih memainkan alat musik, ada yang sedang menata meja,
dll. Chae-gyeong dibawa ke sebuah ruangan dan diminta menunggu Ratu di
tempat itu. Sebelumnya, salah satu dari mereka mengatakan tentang
peraturan dalam istana, Chae-gyeong tak boleh memandang mata Ratu, tak
boleh memotong pembicaraan Ratu dan harus memanggil Ratu dengan
Hwanghung Mama (Yang Mulia Ratu).
Seorang
pelayan mengantarkan teh untuk Chae-gyeong. Sepeninggal pelayan itu,
Chae-gyeong mengamati sekelilingnya dan melihat ada begitu banyak benda
seni yang membuatnya tertarik untuk mengamati. Karna tak hati-hati, dia
menyenggol meja berisi keramik tapi keramiknya berhasil diselamatkan
olehnya. Setelah itu, dia mencoba untuk meminum teh nya, tapi setelah
minum teh itu tumpah ke roknya dan membuat roknya yang berwarna putih
jadi terkena air teh yang berwarna merah. Saat itulah terdengar
pengumuman kalau Ratu sudah tiba..
Bersambung..............................
Maaf ya....gambarnya ga bisa banyak. Coz susah bgt cr pict nya....미안해 (Mianhae).......
0 komentar:
Posting Komentar