Chae-gyeong
sedang sibuk menjahit di kediamannya. Ternyata dia menjahit sebuah baju
kecil. Selesai menjahit, dia pergi ke kediaman Shin. Ternyata baju itu
untuk boneka kesayangan Shin. Chae-gyeong memakaikan baju itu, kemudian
mendudukkannya dan memegang punggungnya seakan dia sedang menyentuh
punggung Shin yang membuatnya selalu ingin memeluk Shin dari belakang.
“Dia
pasti sudah sampai sekarang. Aku tak tahu kenapa dia tiba-tiba
memutuskan untuk pergi seorang diri ke Thailand. Apa itu karena Yul? Apa
karena aku menghampiri Yul dan bukan menghampirinya? Aku
harusnya lebih menyadarinya. Bagaimanapun juga, dia itu suamiku.
Bukannya peduli padanya, aku malah mempedulikan orang lain. Jika aku
jadi dia, aku juga pasti akan marah” batin Chae-gyeong sambil terus
memeluk boneka teddy bear milik Shin.
Sementara
itu, Shin baru saja mendarat di Thailand dan disambut oleh upaca
kenegaraan di Thailand. Disana Shin di sambut dengan sukacita di
sepanjang perjalanan menuju tempatnya menginap.
Chae-gyeong
menelpon Shin. Tapi Kasim Kong yang mengangkat telponnya. Shin
benar-benar super sibuk di Thailand. Bahkan setelah makan malam, dia
masih ada pertemuan membahas kerjasama antar kedua Negara. Kasim Kong
mengatakan, sebenarnya Shin menyuruhnya untuk menghubungi Chae-gyeong
agar Chae-gyeong tak khawatir. Sayang sekali Chae-gyeong bahkan tak
punya kesempatan untuk ngobrol dengan suaminya walaupun lewat telepon.
Dengan berat hati Chae-gyeong hanya bisa menyampaikan pesannya melalui
Kasim Kong.
Kasim
Kong menyampaikan pesan Chae-gyeong. Kasim Kong juga bilang kalau nanti
Shin pulang, dia akan meminta Shin untuk menelepon Chae-gyeong. Tapi
dengan dingin Shin berkata, dia akan menelpon Chae-gyeong lain kali.
Chae-gyeong
berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya dengan lesu. Tiba-tiba
salah seorang temannya menawarinya permen karet. Chae-gyeong merasa agak
terhibur dengan pemberian itu. Di dalam kelas, Kang-hyeon, Hee-sung dan
Sung-yeon sedang asyik bermain-main.
Chae-gyeong
duduk di bangkunya yang terletak disamping bangku Yul. Yul menyodorkan
sebuah buku pada Chae-gyeong. Yul bilang, dia dengar di Korea ada rumah
kaca. Dia bertanya pada Chae-gyeong apakah Chae-gyeong ingin pergi ke
sana atau tidak. Chae-gyeong hanya diam.
“Kenapa
kalian tidak pergi berdua?” tanya Yul. Chae-gyeong kaget karenanya.
“Setelah menikah, biasanya pasangan istana melaksanakan tugas berdua.
Apa ini karena Ratu menolaknya?” tanya Yul. Chae-gyeong hanya diam
sambil memandangi Yul. “Aku dengar sejak awal dia tak pernah menyukaimu”
lanjut Yul. “Aku tak tahu. Aku tak yakin akan hal itu” jawab
Chae-gyeong singkat.
Tiba-tiba
ketiga sahabat Chae-gyeong mendekati Chae-gyeong. Mereka mencoba
menghibur Chae-gyeong karena mereka tahu Chae-gyeong yang paling
bersedih. Mereka menirukan suara-suara Mun Geun-yeong, Jang Dong-gun dan
juga Lee Hyo-ri. Dan mereka sukses membuat Chae-gyeong tertawa.
Yul
teringat masa lalunya. Dia ingat saat Ibunya berkata untuk melupakan
bahwa dirinya adalah seorang Putra Mahkota. Dan mulai saat itu, dia
harus memanggil Shin dengan sebutan Putra Mahkota. Yul juga harus
meninggalkan istana bersama Ibunya. Tapi Yul kecil menolak. Dia ingin
tinggal di Istana bersama Shin dan juga Ibu Suri. Yul berlari dan
berteriak kalau dia tak mau pergi. Yul terbangun dari mimpi buruknya.
Ibunya
tiba-tiba masuk dan bertanya apakah Yul mimpi buruk. Yul balik bertanya
kapan Ibunya pulang. Ibunya bilang kalau dia baru saja datang.
“Apa
kau gila? Kau itu biocara apa?” kata Ibunya setengah berteriak saat
mereka berdua sedang minum di dapur. “Ya. Aku menyukai Chae-gyeong” kata
Yul. “Dia itu saudara iparmu, istri sepupumu” tegas Ibunya. “Dia pada
awalnya adalah milikku. Tapi Putra Mahkota merebutnya dariku” lanjut
Yul. “Ya Tuhan, kau itu bicara apa?” tanya Ibunya makin tak mengerti
Yul.
“Kau
tahu apa satu-satunya hal yang membuatku sangat berterimakasih hingga
saat ini?” tanya Ibunya lagi. Karena Ayahmu meninggal, kau jadi tak
perlu menikahi gadis bodoh itu! Tapi lihat apa yang kau katakana
sekarang!” jelas Ibunya. “Aku menyukainya. Perasaan aneh ini, kusadari
saat ada yang bilang ‘kalau dia tak cukup cantik’ dan ‘tak layak untuk
jadi seorang putri’. Semakin aku mendengarnya, membuatku semakin
menyukainya” tegas Yul lagi.
“Setelah
meninggalkan istana sejak berusia 5 tahun, sampai sekarang hidup jauh
dari kekangan menuju pusat dunia, sejujurnya aku tak membenci hal itu.
Tapi, melihat ibuku yang kesulitan menghadapi hidupnya karena dia tak
bisa melupakan rasa senangnya tinggal di istana, aku kembali untuk
membuat Ibuku meraih mimpinya. Untuk memenuhi mimpinya, sebagai anaknya
seharusnya aku melakukan semua hal yang aku bisa demi dia. Tapi aku
merasa tersembunyi jauh di dalam. Dibandingkan dengan aku, aku lebih
mengkhawatirkan ibuku. Jika aku bisa menyembuhkan luka ibuku, kupikir
aku takkan peduli lagi apa yang akan terjadi padaku. Tapi sejujurnya,
jika aku boleh mengatakan sesuatu sekarang, aku tak yakin lagi akan
perasaanku” ungkap Yul. Ibunya hanya diam. Tak tahu lagi harus bilang
apa ke Yul.
Chae-gyeong
pulang dari sekolah mengendarai mobil barunya dengan disopiri oleh
salah satu bodyguardnya. Saat bodyguardnya masuk ke dalam, dengan
diam-diam Chae-gyeong mendekati mobilnya dan masuk ke dalamnya. Salah
seorang penjaga gerbang istana memperhatikannya dengan cemas.
Chae-gyeong
senang sekali duduk di dalam mobilnya itu. Karena tak tahu apa-apa,
secara tak sengaja dia menarik rem kaki mobilnya. Mobil itu berjalan
mundur dan sukses nabrak. Dua orang penjaga segera berlari menghampiri
Chae-gyeong untuk menolongnya.
Chae-gyeong
ada di kediaman Ratu. Ratu sangat marah pada Chae-gyeong dan berkata
kalau hal ini sudah tak bisa di tolerir lagi. Chae-gyeong bukan lagi
seorang anak kecil berusia 1 atau 2 tahun. Kenapa Chae-gyeong masih
bertingkah kekanak-kanakan seperti itu. Chae-gyeong hanya bisa meminta
maaf atas tindakannya itu.
Tapi
Ratu masih tetap marah karena mobil itu jadi rusak akinat tingkah
Chae-gyeong. Chae-gyeong masih mencoba membela diri dengan mengatakan
kalau dia hanya menyentuh sedikit saja bagian dari mobil itu. Ratu tetap
saja menyalahkan Chae-gyeong.
Sebenarnya
Ratu berbuat seperti itu karena Chae-gyeong adalah tanggungjawabnya dan
mobil itu adalah milik Ibu Suri, mobil kesayangan Ibu Suri. Dan Ratu
berkewajiban untuk melaporkan masalah itu kepada Ibu Suri.
Lalu
beberapa saat kemudian, Ratu meminta agar mereka tak membicarakan
masalah itu lagi. Selama Pangeran ada di Negara lain, Pangeran William
dari Inggris akan datang berkunjung. Selama itu, saat dia berkunjung ke
Negara ini, semua pestanya akan ditangani oleh chae-gyeong. Tentu saja
Chae-gyeong kaget mendengarnya.
Ratu
berkata, peristiwa ini sangat penting. Jangan sampai membuat kesalahan.
Jika salah, Ratu khawatir hal itu akan membuat Chae-gyeong malu di
hadapan orang banyak. Itulah kenapa Chae-gyeong harus melakukan semuanya
dengan baik. Chae-gyeong berkata kalau dia mengerti akan tugasnya walau
sebenarnya dia bingung mengenai apa yang harus dilakukannya untuk
menjamu Pangeran William.
Chae-gyeong
pulang ke kediamannya. Choi Sang-gung sedang ngobrol serius dengan
seorang Sang-gung. Sang-gung Ibu Suri. Choi Sang-gung bilang kalau Ibu
Suri sedang menunggu Chae-gyeong di dalam. Chae-gyeong merasa panik
mendengarnya. Karena dia baru saja merusakkan mobil kesayangan Ibu Suri.
Chae-gyeong
masuk ke kamarnya. Ibu Suri sedang sibuk mengamati hiasan yang dipajang
di lemari Chae-gyeong bersama salah seorang dayangnya. Ibu Suri
membelakangi Chae-gyeong sambil memegangi kepalanya. Hiasan kepalanya
mungkin terlalu berat. Tapi saat dia berbalik, dia tertawa senang
melihat kedatangan Chae-gyeong.
Ibu
Suri berkata, saat dia datang ke kediaman Chae-gyeong, dia sedih karena
Chae-gyeong tak ada. Ibu Suri malah meminta maaf karena asal masuk
begitu saja ke kediaman Chae-gyeong. Ibu Suri juga berkata, melihat
kediaman Chae-gyeong, mengingatkannya saat pertama kali Ibu Suri datang
ke istana.
Ibu
Suri kemudian bertanya berapa usia Chae-gyeong sekarang. Chae-gyeong
menjawab kalau sekarang dia berusia 19 tahun. Ibu suri terkejut karena
Chae-gyeong masih sangat muda.
Tiba-tiba
Chae-gyeong yang sedari tadi gugup berkata kalau mobil kesayangan Ibu
Suri yang baru saja diberikannya tlah dirusak oleh Chae-gyeong. Ibu Suri
berkata, kalau masalah mobil, jangan terlalu dikhawatirkan. Saat
pertama kali Ibu Suri mendengar kabar itu, yang dia cemaskan adalah
keadaan Chae-gyeong, apakah Chae-gyeong terluka atau tidak. Dan karena
sekarang dia melihat Chae-gyeong baik-baik saja, dia merasa sangat lega.
Chae-gyeong ikut lega mendengar hal itu.
“Mobil
itu sudah sangat tua. Karena aku bingung apa yang harus aku lakukan
pada mobil itu, aku merasa sayang untuk membuang mobil itu. Kau tlah
membantuku menyelesaikan masalahku, jadi aku harusnya berterimakasih
padamu. Jadi, jangan terlalu memikirkan maslah itu” ungkap Ibu Suri.
Chae-gyeong
menangis mendengar penuturan Ibu Suri yang sangat membuatnya terhibur
itu. “Maafkan aku. Terima kasih banyak, Yang Mulia” ucap Chae-gyeong.
“Harusnya kau tak menangis karena hal kecil semacam itu. Sekarang aku
tahu apa yang Putra Mahkota maksud. Sebelum dia pergi ke Thailand, dia
datang mengatakan sesuatu padaku. Dia tiba-tiba bilang, orang yang
pantas untuk menjamu Pangeran William adalah kau, Putri” jelas Ibu Suri
sambil mendekat untuk menghapus airmata Chae-gyeong.
“Dia
juga bilang padaku tentang “airmata”. Karena dia, kau sudah menangis
beberapa kali. Melihat airmatamu, dia merasa ada sesuatu jauh di dalam
hatinya yang hilang. Airmatamu lebih jernih daripada air di arus permata (Jade Stream)” tambah Ibu Suri lagi.
Chae-gyeong
tak mengerti apa yang dimaksud dengan Jade Stream itu. Ibu Suri
kemudian berkata kalau Jade Stream itu adalah arus air yang mengalir di
dalam Paviliun Chi-han. Yang ada di halaman belakang istana Chang-deok.
Arus air itu sangat terkenal karena segar dan jernih. Suatu saat nanti,
Ibu Suri ingin pergi kesana bersama Chae-gyeong.
Chae-gyeong
sangat senang mendengarnya. Ibu Suri menambahkan kalau dia sengaja
datang kesini hari ini untuk menyampaikan hal itu langsung pada
Chae-gyeong. Mungkin lebih baik Shin yang menyampaikan hal itu langsung
pada Chae-gyeong. Tapi semua laki-laki sama saja. Apa yang sebenarnya
harus mereka sebagai wanita saat menjumpai laki-laki semacam itu? Kita
hanya bisa mencoba untuk mengerti mereka. Chae-gyeong mau tak mau
tersenyum senang mendengarnya.
Shin
berkeliling menikmati keindahan di Negara Thailand. Dia sangat
mengagumi bangunan kuil yang menjulang tinggi di hadapannya dengan
sangat kokoh walaupun usianya sudah sangat tua.
Chae-gyeong
ada di dalam kediaman Shin dan membelai foto Shin dengan lembut.
Chae-gyeong sedih. Dia merasa kalau dia sangat merindukan suaminya.
Hyo-rin
dan tiga orang teman Shin sedang menikmati pemandangan indah dengan
naik kapal di Sungai Han. Kang-in sedang asyik ceramah mengenai
wanita-wanita cantik di dunia. Jang-gyeong dan Ryu-hwan tersenyum
mendengar ceramah Kang-in. hanya Hyo-rin yang diam karena dia sedang
asyik membaca berita tentang Shin yang sedang berkunjung ke Thailand.
Hyo-rin
menjauh dari mereka dan Jang-gyeong menghampirinya. “Kau tak bisa
menemukan hotelnya kan?” tanya Hyo-rin saat mereka hanya berdua.
Jang-gyeong bingung mendengar apa yang dikatakan oleh Hyo-rin. Jadi
Jang-gyeong bertanya hotel apa yang dimaksud oleh Hyo-rin. Hyo-rin
menjawab, tentu saja hotel yang dipakai Shin untuk menginap.
Jang-gyeong bilang tentu saja dia bisa mencari tahu. Hyo-rin juga bertanya apakah
Jang-gyeong bisa mencari tahu tnetang jadwal Shin selama di Thailand.
Dengan enteng Jnag-gyeong menyanggupinya. Jang-gyeong menelpon seorang
nara sumbernya.
Di
Thailand, Kasim Kong membacakan jadwal Shin selanjutnya adalah menonton
pertunjukan musik tradisional Thai. Di sore harinya, Shin ada jadwal
wawancara, dll. Kasim Kong juga bilang, akan ada kemacetan di jalan
sekitar pusat kota karena ada perayaan tradisional, jadi Kasim Kong
mencarikan hotel yang dekat dengan tempat wawancara agar aksesnya lebih
mudah karena wawancara esok hari sangat penting sekali artinya. Ini
pertama kalinya Shin berbicara di kalangan masyarakat luas.
Kemudian
Kasim Kong juga mengingatkan pada Shin apa Shin tak mau menelpon Putri
Mahkota karena Chae-gyeong sudah menelponnya berkali-kali. Shin malah
bilang kalau dia lapar dan ingin makan mie rebus ditambah dengan telur
didalamnya. Kasim Kong agak terkejut mendengarnya.
Sementara
itu, chae-gyeong tak enak tidur di kamarnya. Dia terus saja memeluk
boneka teddy bear milik Shin dan karena kelelahan dia pun akhirnya
tertidur. Tapi terkadang, dia masih sesekali terbangun dan hal pertama
kali yang diingatnya adalah Shin. Dia sangat merindukan Shin.
Yul sedang sibuk membuat kimbap (nasi dengan rumput laut/sushi) di apartemennya.
Di
sekolah, Chae-gyeong sedang berduaan dengan Kang-hyeon. Chae-gyeong
mencoba menelepon Shin. Tapi sayang sampai sekarang teleponnya tak juga
diangkat. Kang-hyeon juga bertanya apakah Shin membalas teleponnya atau
tidak. Chae-gyeong bilang, dia benar-benar tak mengerti akan sikap Shin.
Terkadang Shin sangat sayang padanya, tapidia bisa tiba-tiba berubah
galak dan berteriak padanya.
Di
toilet, bahkan Chae-gyeong masih mencoba menelpon Shin. Tapi HP Shin
malah tak aktif. Sesaat kemudian dia mendengar percakapan teman
sekolahnya yang sedang membicarakan dirinya yang datang ke sekolah pada
hari minggu tanpa tujuan yang jelas.
Yang
satunya bertanya untuk apa Chae-gyeong datang ke sekolah. Yang lainnya
menjawab, Chae-gyeong hanya mau cari muka, termasuk pamer bodyguard dan
mobilnya yang mahal. Salah satu dari mereka bahkan juga bilang kalau
Chae-gyeong pernah meminjam 500- won darinya dan belum dikembalikan.
Itulah Chae-gyeong, sangat memalukan!
Mereka
juga bilang kalau mereka sangat bersyukur tak sekelas dengan
Chae-gyeong. Dan bertanya bagaimana bisa teman-teman Chae-gyeong tahan
ada disisi Chae-gyeong. Yang lainnya menjawab, sebenarnya teman
sekelasnya juga tak menyukai Chae-gyeong. Dia dengar Chae-gyeong sangat
sensitive. Tindakan bodohnya itu benar-benar sangat mengganggu Putra
Mahkota.
Chae-gyeong
merasa sangat sedih mendengarnya. Badannya berubah jadi lemas karena
mendengar kata-kata itu. Chae-gyeong terduduk di toilet. Kemudian
Chae-gyeong melihat tulisan di dinding toilet. ‘Cara mudah untuk
menghadapi hidup yang sulit’.
Shin
sedang menikmati kesenian tradisional Thailand yang disuguhkan
untuknya. Kasim Kong bilang, dia sudah mengatur pijat relaksasi untuk
Shin setelah acara ini berakhir. Pijat tradisional Thai mungkin akan
bisa membantu menghilangkan rasa capek di tubuh Shin. Tapi Shin bilang
dia tak suka orang lain menyentuh tubuhnya.
Kasim
Kong meminta maaf karena tak tahu hal itu. Dia pikir Shin pasti lelah
karena jadwal yang sangat padat itu. Dia akan lebih mengerti apa saja
yang tak disukai oleh Shin. Kasim Kong pun undur diri dari hadapan Shin.
Shin
memandang ke sekelilingnya. Dia terkejut karena dia melihat Hyo-rin ada
di dekat situ. Hyo-rin melambaikan tangannya ke arah Shin. Kemudian dia
memberi isyarat pada Shin untuk meminta HP. Shin tersenyum senang
melihat Hyo-rin.
Shin
meminta HP dari ajudan-nya yang ada disampingnya. Ajudannya memberikan
HP pada Shin. Shin mengirimkan sms pada Hyo-rin. Shin terkejut melihat
Hyo-rin ada di Thailand. Shin menelan ludahnya. Dia merasa agak gugup.
Kemudian dia menikmati lagi kesenian tradisional itu.
Chae-gyeong
masih terus mencoba menghubungi Shin. Chae-gyeong masih ada di sekolah.
Tapi yang didapatnya hanya lah kata-kata kalau Shin sedang sibuk. Saat
Chae-gyeong menelpon, ada Yul berdiri di tangga di bawah Chae-gyeong.
Yul
tahu Chae-gyeong sedang kecewa. Jadi dia berusaha untuk menhibur
Chae-gyeong. Kemudian Chae-gyeong meminta Yul untuk membawanya pergi ke
tempat yang Yul maksud tempo hari. Kemanapun juga tak apa-apa asal bukan
ke istana. Chae-gyeong pergi bersama Yul. HP Chae-gyeong masih
tertinggal di antara patung-patung yang menghuni ruang kesenian di
sekolahnya.
Shin
baru saja selesai mandi. Saat keluar dari kamar mandi, Kasim Kong
menunjukkan jam khas Thailand yang sebenarnya milik museum Thailand.
Tapi Shin malah cuek sambil keluar dan duduk di beranda kamarnya.
Kasim
Kong menghampiri Shin di beranda. Shin bertanya ada waktu berapa jam
lagi sebelum jadwal berikutnya. Kasim Kong berkata masih ada waktu 4jam
27menit lagi. Shin bilang kalau dia ingin menikmati spa. Shin bilang dia
hanya ingin spa, tanpa pijat. Dan meminta Kasim Kong untuk
mempersiapkannya. Kasim Kong mematuhinya.
Shin
datang ke tempat spa. Seorang pelayan menunjukkan padanya ruangan spa
yang ingin dipakai oleh Shin dan mempersiapkan kebutuhan Shin. Saat
pelayan itu menjelaskan, Shin malah sibuk memperhatikan sekelilingnya.
Shin menyuruh pelayan itu untuk diam saat Shin melihat jendela tanpa
kaca. Dia kemudian keluar melalui jendela itu.
Shin
kabur dari tempat itu dengan hati-hati. Dia merasa senang saat melihat
Hyo-rin yang sedang duduk di sebuah bangku taman. Hyo-rin tak jauh beda
dengan Shin. Dia juga senang bisa melihat Shin.
Shin
mengamati sekelilingnya, dia menghampiri Hyo-rin lalu kemudian
mengajaknya pergi menjauh dari tempat itu. Shin membawa Hyo-rin untuk
duduk di sebuah bangku yang ada di sebuah taman. Shin hanya meletakkan
tas Hyo-rin ke bangku, sementara dia masih tetap berdiri.
“Kau
tak boleh ada di sini” kata Shin. “Aku juga tak menginginkannya,
meskipun sekarang aku ada disini. Bawa aku pergi dari sini” pinta
Hyo-rin. “Kemana?” tanya Shin. “Ke airport. Aku tak ingin tinggal lebih
lama disini. Jika kau tak membawaku, aku akan tetap disini” kata Hyo-rin
dengan dibumbui sedikit ancaman.
“Apa
yang akan kau katakan tentang aku, itulah aku” kata Hyo-rin keras
kepala. Shin duduk di bangku itu. Hyo-rin pun ikut duduk di sebelah
Shin. “Kau tahu betapa bingungnya aku sekarang?” tanya Shin. “Ya, aku
tahu. Aku tahu hal itu lebih dari siapapun. Itulah kenapa kita berkencan
secara rahasia selama 2 tahun ini. Meskipun kata ‘aku mencintaimu’
terlontar ratusan kali, hal itu bisa hancur hanya dengan kata ‘putus’.
Itulah cinta” jawab Hyo-rin.
Hyo-rin
memandang Shin. Kemudian melanjutkan kata-katanya. “Aku sekarang tak
ada artinya lagi untukmu kan?” tanyanya lagi. Shin menggenggam tangan
Hyo-rin. “Ada apa sebenarnya denganmu?” tanya Shin. “Apa kau tak tahu?
Hubungan kita sudah berakhir. Kita sudah tak ada artinya bersama lagi.
Kemanapun kau pergi, selalu ada berita tentangmu. Kemanapun kau pergi,
siapapun yang kau temui, apapun yang kau lakukan, appaun yang kau pakai,
aku selalu saja bisa mendengar hal itu dengan jelas setiap saat”
ceramah Hyo-rin.
“Meskipun
aku sudah menutup mataku, menutup telingaku, aku masih tetap saja tahu
apa yang sedang kau lakukan. Aku melihatmu di Koran, TV, dan hal itu
membuatku gila. Aku hanya orang luar, yang hanya melihat satu hal. Tak
bisakah kau mengerti bagaimana perasaanku? Dan kau bilang ini bukan aku?
Jadi apa yang harus aku lakukan untuk menjadi diriku sendiri?” tambah
Hyo-rin.
Hyo-rin
menundukkan wajahnya, dia menangis. Shin mencoba meraih tangan Hyo-rin.
Tapi Hyo-rin menepis tangan Shin. Lalu kemudian Shin bilang pada
Hyo-rin untuk pergi dari tempat itu. Hyo-rin berhenti bersedih. Kemudian
dia berkata pada Shin, dia belum pernah merasa jadi pacar Shin.
Hyo-rin
bangkit dari tempat duduknya. “Pergilah, aku juga akan pergi” kata
Hyo-rin. Shin memegangi tangan Hyo-rin. Dia mengambil tas Hyo-rin dari
tangan Hyo-rin, kemudian mengajaknya pergi dari tempat itu.
Sekretaris
Kim membawa tukang pijat ke hadapan Kasim Kong. Kasim Kong berkata
kalau Pangeran baru saja membatalkan rencananya untuk dipijat. Saat
sekretaris Kim menjelaskannya pada tukang pijat itu, Kasim Kong
berpaling. Dia seakan melihat Shin naik kendaraan tradisional khas
Thailand (semacam bemo) dengan seorang wanita berbaju orange dan memakai
topi orange.
Di
tempat lain, Chae-gyeong naik mobil berdua dengan Yul. Chae-gyeong
merasa dia sangat nyaman bisa keluar dari istana seperti ini.
Chae-gyeong mengucapkan rasa terima kasihnya pada Yul. Yul tersenyum
senang mendengar penuturan Chae-gyeong.
Shin
dan Hyo-rin berkeliling naik kendaraan itu. Sopirnya menyangka kalau
Shin dan Hyo-rin sedang berbulan madu di Thailan. Dia memuji Shin dan
Hyo-rin yang sungguh romantis. Sopir itu menawarkan apakah mereka berdua
ingin pergi ke tempat lain sebelum pergi ke bandara. Tapi Shin bilang
tak perlu dan meminta sang sopir melanjutkan perjalanan menuju bandara.
Shin
menyebutnya dengan kata ‘pilot’. Orang itu merasa tersanjung karena
Shin tahu kalau dia pernah bekerja di angkatan udara. Padahal Shin
sebenarnya asal cuap aja. Karena senang, sopir itu menambah kecepatan
laju kendaraannya hingga membuat Hyo-rin jatuh menimpa Shin. Shin
kemudian malah menawarkan Hyo-rin untuk pergi ke pasar sebentar. Tentu
saja Hyo-rin senang mendengarnya. Tanpa mereka sadari, ada 4 orang
pengendara motor mengincar foto mereka berdua.
Mereka
naik dua buah motot. Dan tepat ada di belakang kendaraan yang
ditumpangi Shin dan Hyo-rin. Saat Hyo-rin berpaling ke belakang, dia
merasa curiga pada orang-orang itu dan bertanya pada Shin, siapa mereka.
Shin meminta Hyo-rin untuk tak melihat ke belakang. Shin bilang mereka
itu, paparazzi.
Hyo-rin
kaget mendengar penuturan Shin. Kemudian dia melepas topinya kemudian
memakainya untuk menutupi wajah Shin. Sopir jengkel melihat ulah mereka,
jadi dia berteriak. Kemudian Hyo-rin menyuruhnya untuk menambah laju
kendaraannya untuk menghindari para wartawan itu. Terjadilah
kejar-kejaran seru di jalanan di Thailand.
Sopir
itu membawa kendaraannya ke dalam pasar. Hingga membuat orang-oramg
kaget dan panik sampai jualan mereka berserakan dimana-mana. Hanya
sesaat mereka berhasil lari dari paparazzi itu. Karena beberapa saat
kemudian setelah mereka sampai lagi ke jalan raya, paparazzi itu tetap
setia mengekor di belakang mereka. Karena itulah, sopir meminta bantuan
teman-teman seprofesinya untuk membantunya menghindar dari kejaran para
nyamuk pers itu. Dan mereka berhasil. Shin dan Hyo-rin tertawa senang
melihatnya.
Sekretaris
Kim datang dengan terburu-buru menuju kamar Shin. Sekretaris Kim
berkata pada Kasim Kong, kalau Shin mungkin pergi mengelilingi jalanan
ibukota. Dia belum bisa melacak keberadaan Pangeran Shin dengan pasti.
Kasim Kong berkata untuk mengawasi jalur kepergian Shin. Sekretaris Kim
mematuhinya. Dia juga bertanya apakah perlu melibatkan polisi lokal
untuk mencari Shin. Kasim Kong berkata mereka tak perlu melakuakn hal
itu. Mereka tak menginginkan Pangeran jadi berita utama, jadi mereka
harus menyelesaikannya sendiri.
Di
Istana Choi Sang-gung bicara dengan Park Sang-gung untuk menghadap
ratu. Dia mengkonfirmasi kalau Chae-gyeong menghilang setelah sebelumnya
dia ada di sekolah. Bahkan sampai sekarang, dia belum bisa menghubungi
dan tahu dimana Chae-gyeong berada.
Ratu
merasa kesal dengan ulah Chae-gyeong yang mirip seperti anak kecil.
Ratu bertanya bagaimana dengan HP Chae-gyeong. Apakah mereka sudah
berusaha untuk menghubunginya. Park Sang-gung berkata, HP Chae-gyeong
ditemukan tertinggal di sekolahnya.
Ratu
merasa khawatir kalau Chae-gyeong dibawa oleh orang jahat. Choi
Sang-gung bilang dia masih belum mendapat konfirmasi. Tapi dia yakin
situasinya tak segawat itu. Mereka juga sudah menghubungi keluarga
Chae-gyeong. Choi-Sang-gung bilang, mereka pasti akan segera mendapat
kabar baik. Ratu memerintahkan untuk mempercepat investigasi dan segera
mencegah agar rumor itu tak meluas ke luar istana.
Di
rumah, Ayah dan Ibu Chae-gyeong sibuk menelepon ke sana kemari untuk
mengetahui keberadaan Chae-gyeong. Tapi sayang, hasilnya nihil. Chae-jun
yang baru pulang sekolah ikut cemas memikirkan keberadaan kakaknya.
Chae-gyeong
dan Yul tiba di suatu tempat. Shin dan Hyo-rin di Thailand pun tlah
sampai ke sebuah pasar tradisional. Mereka berdua turun disitu. Mereka
berkeliling pasar, lalu kemudian menikmati jajanan khas Thailand. Saat
sedang asyik, tiba-tiba mereka melihat paparazzi itu lagi. Mereka-pun
langsung kabur meninggalkan tempat itu.
Mereka
berdua berhasil melarikan diri dengan masuk ke sebuah hotel kecil.
Mereka tertawa senang karena berhasil lolos. Saat mengintip para
wartawan itu, pemilik bertanya apakah mereka ingin menginap disana. Dan
mereka berdua mengiyakan hal itu karena pada saat yang bersamaan, para
pengejarnya sedang berjalan masuk ke hotel kecil tempat mereka berdua
bersembunyi.
Hyo-rin
dan Shin berada di dalam kamar yang mereka sewa. Mereka tersenyum
senang. Shin mengamati perabot-perabot yang ada di dalam kamar itu.
Mereka duduk di atas kasur. Saling berpandangan, dan karena sama-sama
gugup, mereka saling menjauh.
Tiba-tiba
Hyo-rin terlonjak kaget, naik ke atas kasur dan bersembunyi dibalik
tubuh Shin karena dia melihat sesuatu. Hyo-rin minta Shin mengusir benda
itu. Tapi Shin hanya diam karena sebenarnya dia juga takut pada kadal.
Hyo-rin tertawa mendengarnya. Jadi kemudian dia memutuskan untuk turun
dan mengusir kadal itu sendiri dengan memakai sapu yang ada disitu. Dan
akhirnya dia sukses melakukannya.
Hyo-rin
dan Shin langsung turun tempat tidur. Keduanya tersenyum senang. Tapi
tiba-tiba datang kadal yang lain yang membuat Hyo-rin kaget dan panik
sampai dia reflek lansung memeluk Shin. Saat tersadar, mereka berdua
saling berpandangan penuh arti.
Chae-gyeong
dan Yul juga sedang berduaan di sebuah rumah kaca. HP Yul berbunyi.
Tapi Yul diam saja. Sementara itu, Chae-gyeong panik Dia tak bisa
menemukan HP nya dimanapun.
Shin dan Hyo-rin berbelanja berdua di pasar tradisional di Thailand.
Chae-gyeong
duduk berdua dengan Yul di rumah kaca itu. Chae-gyeong kagum dengan
tanaman langka yang ditanam disitu. Sangat mengagumkan. Chae-gyeong
senang melihat ada pohon yang bentuknya seperti vas bunga. Kata Yul, di
Inggris, pohon itu disebut Pohon Botol. Ternyata dibawah pun ada nama
pohon itu. Di Korea juga disebut Pohon Botol.
Shin
naik angkot di Thailand bersama Hyo-rin. Hyo-rin menunjukkan topeng
yang tadi dibelinya di pasar pada Shin. Dia bilang, dia akan memakai
topeng dan berpura-pura semua masalah sudah diatasi saat ini. Selama 2
tahun ini Hyo-rin pasti juga memakai topeng. Shin tak mengerti maksud
Hyo-rin. Kemudian Hyo-rin bilang, ini karena Shin tak pernah bisa
melihat Hyo-rin yang sebenarnya. Hyo-rin bilang saat-saat itu, semuanya
palsu. Hari ini, dia menjadi Min Hyo-rin yang sesungguhnya.
Hyo-rin
juga berkata, bukankah hari ini Shin menonton tari tradisional
Thailand. Apa Shin tahu arti dari tarian itu? Tarian La Ma Kya. Hyo-rin
bercerita kalau tarian itu berarti, karena Raja Iblis, Pangeran Rama,
sang pewaris tahta, terperangkap dalam situasi yang sulit. Tapi saat itu, muncul kera yang muncul untuk menyelamatkan Pangeran Rama.
Topeng
yang dipegang Hyo-rin adalah hadiah dari Dewa Kera. Saat Shin berada
dalam kesulitan, topeng itu akan jadi petunjuk yang akan melindungi
Shin. Shin tertawa senang mendengarnya. Hyo-rin merasa senang sekali.
Min Hyo-rin akhirnya bisa melepas topengnya.
Saat
angkot mereka berbelok di sebuah tikungan, seorang sopir di sebuah
mobil limosin melihatnya. Jadi mobil itu langsung berpacu mengikuti
mobil angkot yang membawa Shin dan Hyo-rin.
Di
tempat lain, tempat konfrensi pers Pangeran Shin sudah ramai oleh
orang-orang dan wartawan. Kasim Kong bingung karna Shin belum juga
kembali. Sekretaris Kim mendekatinya dan berkata kalau dia tlah
menemukal dimana Pangeran Shin. Kasim Kong lega mendengarnya. Shin
sedang menuju bandara. Anak buahnya terus mengikuti Shin.
Seorang
panitia acara melaporkan pada Sekretaris Kim kalau semuanya sudah siap.
Dan meminta Sekretaris Kim untuk meninjau ulang persiapannya.
Di
tempat lain, Choi Sang-gung datang ke badan intelejen istana dan bilang
kalau Ratu mulai sangat khawatir karna tak bisa menemukan Chae-gyeong
dimanapun.
Ibu
Yul kaget saat mendengar dari informannya kalau Yul sedang berdua
bersama Putri Mahkota. Dia meminta informannya untuk memastikan hal itu
lagi. Dia bilang dia akan mengecek kebenarannya langsung. Ibu Yul
meminta bantuan untuk mengecek keberadaan mereka dari sinyal HP mereka.
Chae-gyeong
hanya terdiam. Perasaannya tak karuan. “Jika surga ada, kau pikir surga
itu bentuknya seperti apa?” tanya Yul memecah kesunyian yang ada.
Chae-gyeong hanya memandangi Yul tanpa berkata apa-apa. “Kupikir yang
paling penting di surga adalah pohon. Sekeliling tempat itu jadi hijau.
Sebuah tempat yang penuh dengan cinta dan kedamaian” lanjut Shin.
Chae-gyeong hanya mendesah tanpa berkata apa-apa.
Kemudian
Yul bilang kalau dia membawa makan siang yang dibuatnya sendiri. Yul
melangkah menuju bangku yang lain untuk mengambil kotak makan siangnya.
Chae-gyeong terkagum-kagum melihat bekal makan siang yang cantik yang
dibuat oleh Yul. Chae-gyeong sangat senang menikamatinya karna rasa
kimbap itu enak. Dia malah bilang, apa sebenarnya Yul itu wanita? Yul
tertawa mendengarnya.
Tak
berapa lama kemudia, Chae-gyeong kembali lesu. Tak bersemangat untuk
makan lagi. “Apa kau sangat bermasalah? Kau tak datang kesini untuk
melihat Pohon Botol kan? Apa karna hidup di istana sangat
membosankan? Atau itu karna Shin?” tanya Yul. Chae-gyeong hanya
memandangi Yul dan memandangi Yul.
“Si
egois itu… Jika aku jadi dia, aku takkan meninggalkanmu sendiri” kata
Yul sambil memegangi pundak Chae-gyeong untuk menghiburnya. Akhirnya
tangis Chae-gyeong pun pecah. “Kau tak perlu menangis karna hal ini”
pinta Yul. Tiba-tiba Chae-gyeong bersin. Chae-gyeong bertanya pada Yul,
apa mungkin dia terkena flu?. Yul hanya tersenyum. Chae-gyeong bilang,
harusnya dia tak kabur dari istana. Tapi dia mengucapkan terimakasih
karna Yul tlah membawanya ke tempat itu.
Di
bandara Thailand, Hyo-rin sudah mendapatkan tiketnya untuk pulang.
Hyo-rin bilang pada Shin, apa yang belum pernah dilakukan Shin sebagai
pacarnya sudah Shin lakukan hari ini. Shin pasti sangat lelah. Hyo-rin
tak mengenali Shin sebelumnya. Tapi sekarang Hyo-rin tahu, Shin memang
Pangeran sejati. Shin tersenyum senang. Shin membelai topeng pemberian
Hyo-rin.
Hyo-rin
mencium Shin. Shin membelalakkan matanya. Hyo-rin mengucapkan terima
kasih. Hyo-rin berkata kalau waktu yang dihabiskannya bersama hari ini,
takkan pernah dilupakannya. Hyo-rin berpamitan pada Shin, lalu melangkah
pergi ke dalam. Shin memandangi kepergian Hyo-rin. Kemudian melambaikan
tangannya pada Hyo-rin. Setelah itu, Shin melangkah pergi. Ada rasa
bersalah di wajahnya.
Chae-gyeong
masih ada di rumah kaca bersama Yul. Chae-gyeong bilang pada Yul, kalau
dia sangat menyukai Shin. Dia jatuh cinta pada Shin. Perasaan itu
datang secara alami dan bukan karna siapa Shin. Hidup di tempat yang tak
dikenal, merasa kesepian karna jauh dari keluarga, dan dengan
kepribadiannya, Chae-gyeong mudah sekali jatuh cinta dengan orang yang
ada di dekatnya. Mungkin hal itu lucu. Tapi kalau dia bertemu Yul
terlebih dahulu, dia pasti akan jatuh cinta pada Yul. Yul hanya
memandangi Chae-gyeong dengan kecewa.
Chae-gyeong
melanjutkan kata-katanya, Tapi disisi lain, cinta itu sangat
melelahkan. Chae-gyeong bilang dia tak bisa mencintai orang yang jauh
darinya. Selama ini Shin selalu ada di dekatnya. Sering ngobrol berdua
bersamanya. Chae-gyeong jatuh cinta pada orang yang selama ini selalu
bersamanya. Kalau dibandingkan dengan hubungan yang normal, kisah
cintanya terasa lebih melelahkan. Chae-gyeong meminta maaf karna tlah
membuat Yul terlibat dalam masalahnya.
Yul
bertanya apa Chae-gyeong merasa lega setelah curhat padanya.
Chae-gyeong mengiyakan. Yul lebih bersahabat dan lebih bijaksana
daripada Shin. Yul tersenyum kecut. Tapi dia mengucapkan terimakasih
untuk pujian Chae-gyeong. Chae-gyeong tersenyum memandangi Yul yang
duduk di sampingnya.
Bersambung…………….
0 komentar:
Posting Komentar