CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 03 Mei 2013

Princess Hours episode 2

Chae-gyeong sedang mencoba menambahkan noda di rok-nya saat seorang dayang mengumumkan kedatangan Ratu. Maksud Chae-gyeong agar noda teh itu seperti motif alami di rok-nya. Tapi yang terjadi, malah warnanya jadi ga karuan. Ckckck…benar-benar ide yang buruk.

Chae-gyeong menyambut kedatangan Ratu. Ratu menyuruh Chae-gyeong untuk duduk. Mereka duduk berhadapan. Ratu menerapkan potongan medali yang dibawa Chae-gyeong dengan potongan medali peninggalan mendiang Raja, suami dari Ibu Suri yang sudah meninggal. Kedua potongan medali itu pun jadi sebuah medali yang utuh.

“Maksudku mengundangmu ke istana adalah untuk mendengarkan pendapatmu tentang perjodohan ini” kata Ratu. “Ya, Hwanghu Mama” jawab Chae-gyeong terbata-bata. “Ini adalah janji yang dibuat oleh mendiang Raja dengan Kakekmu. Apa yang kau pikirkan tentang hal ini? Kau pasti merasa ini sangat berat untukmu karma kau masih sekolah, kan?” tanya Ratu. “Ya….Yang Mulia” jawab Chae-gyeong malu-malu.

“Sebagai seorang calon mempelai, kau harus hormat pada orang yang lebih tua dan memberikan banyak anak untuk kami. Tapi ini adalah pernikahan yang sangat penting yang pasti takkan mudah untuk dijalani” kata Ratu. Chae-gyeong agak gugup mendengarnya. “Sebenarnya, aku dating untuk mengatakan kalau aku setuju untuk menikah” jawab Chae-gyeong sambil menunduk lesu. Ratu memandang seakan tak percaya pada Chae-gyeong. “Benarkah? Kupikir kau sangat menentang hal ini” kata Ratu. “Jika semuanya lancer, bolehkah aku meminta sesuatu?” tanya Chae-gyeong. “Apa itu?” Ratu balik bertanya.

“Ini satu-satunya pilihan yang ku punya. Anda mungkin sudah tahu keadaan keluargaku. Ayahku seorang pengangguran dan Ibuku hanya seorang sales asuransi” cerita Chae-gyeong. “Lalu…?” tanya Ratu lagi. “Jadi kupikir, jika orangtuaku yang menderita bisa berubah jadi nyaman…” lanjut Chae-gyeong. “Kurasa kau ingin mendapat sebuah imbal balik untuk persetujuanmu itu. Kau sepertinya lebih pintar dari yang kubayangkan” sindir Ratu. Chae-gyeong gugup mendengar kata-kata Ratu yang sinis. “Apa kau ingin membuat suatu perjanjian dengan pernikahan ini?” lanjut Ratu. “Ini bukan suatu perjanjian, tapi hanya sebuah permohonan” jawab Chae-gyeong agak ketakutan. “Ini bukanlah sesuatu yang harus kau campuri. Karna kau akan menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan, keluargamu akan menerima banyak hal yang bisa mengembalikan reputasi keluargamu” kata Ratu kemudian.

Chae-gyeong memandang Ratu seakan tak percaya. “Oh, benarkah? Terimakasih banyak, Yang Mulia! Aku akan menikah!” kata Chae-gyeong dengan penuh semangat. Ratu memandang Chae-gyeong dengan tatapan kecewa. Tiba-tiba dayang yang di luar berseru kalau Ibu Suri datang. Chae-gyeong dan Ratu pun berdiri untuk menyambut kedatangan Ibu Suri.  Ratu mengenalkan Chae-gyeong pada Ibu Suri. Ibu Suri bilang, Chae-gyeong lebih cantik dari yang beliau lihat di foto. Chae-gyeong senyum-senyum mendengarnya. “Kudengar kau menyetujui rencana pernikahan itu” kata Ibu Suri. “Jika Anda setuju, maka aku pun menyetujuinya” jawab Chae-gyeong malu-malu. Tiba-tiba Ratu melihat rok Chae-gyeong dan bertanya apa yang terjadi dengan rok Chae-gyeong. Chae-gyeong gugup. Ibu Suri meminta Ratu dan Chae-gyeong untuk duduk.

Chae-gyeong berkata kalau rok nya terkena tumpahan teh yang disajikan untuknya. Ibu Suri bilang tak mungkin kalau noda teh bisa meninggalkan warna seperti itu karna teh yang disajikan untuk Chae-gyeong menggunakan pewarna alami. Ratu meambahkan mungkin ada orang yang memasukkan zat kimia ke dalamnya. Jadi teh itu sekarang sudah bukan teh yang sehat lagi. 

Ibu Suri mengalihkan pembicaraan kenapa Chae-gyeong menyetujui lamaran itu. Chae-gyeong mencoba menjelaskan tapi dia bingung karna tak terbiasa memakai kalimat formal. (Di Negara Korea, orang yang lebih rendah pangkatnya, lebih muda usianya, harus menggunakan kalimat formal pada orang yang lebih tinggi pangkatnya ataupun yang lebih tua usianya (Honorifik). Kalau di Jawa namanya bahasa kromo ma bahasa ngoko).

Ibu Suri bilang pada Chae-gyeong untuk memakai bahasa yang biasa dipakai di era modern ini. Tapi Chae-gyeong bingung karna melihat Ratu yang sepertinya tak setuju dengan kata-kata Ibu Suri. Di tambah dengan gugupnya maka terciptalah bahasa yang campur aduk tak karuan yang sukses membuat Ibu Suri kebingungan dan membuat Ratu jadi tidak menyukai Chae-gyeong karna tak memakai bahasa formal untuk berbicara pada Ibu Suri. Hehehehehe…

Chae-gyeong hendak pulang dengan diantar oleh dua orang pengawal. Dalam perjalanan, Chae-gyeong bingung, dia terus merasa kalau dia sudah salah memilih untuk menyetujui pernikahan itu.Di depan lift, secara kebetulan dia bertemu dengan asisten pribadi Shin. “Kau pasti anak itu. Kau hampir mirip seperti kakekmu” kata Asisten Shin. “Apa anda mengenalku? Mengenal Kakekku juga?” tanya Chae-gyeong sambil tersenyum senang. Asisten Shin mengangguk mengiyakan.

“Oi….Celana olahraga!” seru seseorang. Chae-gyeong kaget mendengarnya. Semua orang berbalik ke arah suara itu. Ternyata Shin yang memanggil chae-gyeong. Shin meminta semuanya untuk pergi karna dia ingin bicara berdua dengan Chae-gyeong. Chae-gyeong hanya diam tanpa bereaksi.

“Kau terlihat sangat alami, mudah di atur… Kurasa kau menyenangkan” kata Shin. Chae-gyeong memandang Shin dengan sinis. “Apa? Alami..mudah diatur..dan menyenangkan?” tanya Chae-gyeong. “Kau seperti seorang tokoh utama sebuah komik yang sangat ceria” jawab Shin dengan santai. Tentu saja Chae-gyeong tak terima mendengarnya. Chae-gyeong memanggil pengawal yang tadi hendak mengantarnya pulang. Tapi tak seorangpun menyahut panggilannya. Jadi Chae-gyeong terpaksa turun sendirian dengan lift dan meninggalkan Shin tanpa mempedulikannya. Shin tersenyum simpul melihat kelakuan Chae-gyeong.

Ibu Suri sedang melihat foto mendiang suaminya dan kakek Chae-gyeong. “Jika mendiang Raja melihat gadis itu, Beliau mungkin takkan membuat perjanjian seperti ini. Meskipun dia seorang gadis di era modern, tata bahasa dan kelakuannya tak mencerminkan layaknya seorang putri. Kita berasal dari kasta yang berbeda, bagaimana mungkin bisa memilih sebuah keluarga seperti itu?!” keluh Ratu. “Haruskah aku bertanya pada mendiang suamiku kenapa dia melakukan hal ini?” Ibu Suri balik bertanya dengan sedih. Ratu jadi gugup dan merasa bersalah karnanya.

“Maafkan aku, Yang mulia” pinta Ratu. Ibu Suri mengambil sebuah kertas dan memberikannya pada Ratu. “Mendiang Raja belajar menulis dari kakek gadis itu dan menulis itu. Surat itu berarti bahwa kasta itu bukanlah masalah. Gadis itu mungkin punya masalah dengan tutur bahasa, tapi matanya jernih dan kepribadiannya begitu ceria dan alami. Dia calon yang tepat untuk jadi istri pangeran. Mendiang Raja selalu membuat pilihan yang tepat. Dia berpikir tentang masa depan dan membuat perjanjian ini dan berharap kita tak menghancurkannya. Jangan mengeluh tentang pilihannya” kata Ibu Suri. Ratu hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Di rumah Chae-gyeong, Chae-gyeong merenung sendirian di kamarnya. Saat Chae-jun memintanya untuk makan malam, Chae-gyeong sama sekali tak bereaksi. Ayah dan Ibu menyusul ke kamar lalu kemudian membawa Chae-jun ke meja makan dan membiarkan Chae-gyeong sendirian saja. Ayah Chae-gyeong khawatir karna Chae-gyeong tak berselera untuk makan. Ibu Chae-gyeong berkata, biarkan saja. Chae-gyeong sedang cari perhatian. Dia pikir dia gadis yang paling menderita di dunia, tenggelam dalam penderitaannya sendiri. “Kita sudah bilang kalau dia tak mau menikah juga tak apa-apa. Tapi dia malah datang kesana dengan keinginannya sendiri” kata Ayah Chae-gyeong. Chae-gyeong butuh waktu untuk berpikir. Jadi biarkanlah dia berpikir. Ibu Chae-gyeong seakan tak mau tahu dengan keadaan Chae-gyeong, tapi saat Chae-jun hendak menghabiskan makanan, Ibu marah dan bilang pada Chae-jun untuk menyisakan makanan untuk kakaknya.

Di sekolah, Chae-gyeong masih lesu. Dia masih bingung haruskah dia menikah dalam usia semuda ini. “Teman-teman” panggil  Chae-gyeong pada ketiga teman akrabnya. “Apakah kalian pernah memikirkan tentang pernikahan?” lanjut Chae-gyeong. Teman-temannya malah menertawakannya. Mana mungkin seorang murid menikah? Di Korea, orang biasanya berumur 80 tahun. Kalau seusia mereka menikah, maka umurnya takkan panjang. Mungkin hanya sekitar 61 tahun saja. Lagipula, jika menikah sekarang, terus muncul orang yang benar-benar dicintai, maka takkan bisa bersatu dengan cinta sejati. Karna itu, jangan menikah sampai Chae-gyeong benar-benar menemukan seseorang yang dia cintai. Chae-gyeong mengiyakan perkataan teman-temannya. Kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga hingga membuat ketiganya bingung.

Di rumah, keluarga Chae-gyeong sedang mengamati cincin dan medali pertunangan Chae-gyeong. Chae-gyeong mencari medali dan cincin itu sambil berkata pertunangan itu tidak sah, tidak harus dilakukan sekarang. Tapi Ayah dan Ibunya menyembunyikan cincin dan medali itu di dalam jaket Chae-jun. Saat Chae-gyeong mencarinya, Chae-jun malah menunjukkannya hingga membuat kedua orangtuanya jengkel karnanya. Chae-gyeong hendak membawa medali dan cincin itu ke istana untuk membatalkan pernikahannya.

Di luar rumah, Chae-gyeong melihat berita di surat kabar tentang pernikahannya dengan Shin. Dia kesal karna beritanya begitu cepat menyebar dan merasa lesu dan ingin pingsan saat melihat fotonya yang ada di surat kabar.

Di istana, Raja dan Shin juga sedang melihat kabar mereka di surat kabar.  Raja  memerintahkan Shin untuk mengundang beberapa orang dari beberapa kerajaan tetangga. Shin terlihat tak suka dengan hal itu tapi dia tak bisa berkata apa-apa.

Anggota Keluarga Kerajaan sedang menikmati suguhan  musik dari para musisi istana. Shin duduk berdua dengan Ibu Suri sedangkan Raja duduk di sebelah Ratu.

Di rumah Chae-gyeong, anggota keluarga Chae-gyeong minus Chae-gyeong sedang asyik menikmati daging pangang. Mereka mencoba memanggil Chae-gyeong, tapi Chae-gyeong tak mau menjawabnya.  Dia sedang sibuk menangis di kamarnya. Ayahnya bilang dia tahu yang dirasakan Chae-gyeong. Tapi Chae-gyeong menyangkalnya. Mereka pikir Chae-gyeong menangis karna terpaksa harus menikah dengan Pangeran Shin demi keluarga mereka. Tapi ternyata, Chae-gyeong menangis karna melihat fotonya di surat kabar. Foto dirinya waktu lulus SMP. Saat dirinya masih jelek dan gemuk. Wakkkkkkkkkk…..

Pagi harinya, rumah Chae-gyeong dipenuhi wartawan yang ingin mewawancarai Chae-gyeong perihal pernikahannya dengan Pangeran Shin. Chae-jun membangunkan Chae-gyeong. Tapi Chae-gyeong bilang dia masih ngantuk karna semalam tak bisa tidur. Kedua orangtua dan adik Chae-gyeong pun menemui para wartawan yang ada di depan rumah mereka. Ayah Chae-gyeong bilang pada para wartawan untuk tidak mempublikasikan putri mereka. Ibu Chae-gyeong menambahkan putrinya masih muda dan dia masih bersekolah, jadi seharusnya para wartawan tak melakukan ini semua pada putrinya.

Chae-gyeong yang baru bangun tidur malah berjalan keluar meskipun sudah diperingatkan oleh adiknya agar tak keluar karna banyak wartawan. Chae-gyeong keluar karna dia merasa terganggu dengan suara brisik para wartawan yang membuatnya tak bisa tidur. Chae-gyeong terus berjalan hingga akhirnya lampu blitz menghujani dirinya. Barulah Chae-gyeong sadar. Dan saat dia berkaca, Chae-gyeong pun berteriak melihat raut wajahnya yang berantakan.

Di istana, Ibu Suri tertawa keras-keras melihat wajah Chae-gyeong yang baru bangun tidur yang sekarang sudah menghiasi halaman utama surat kabar. Ratu terlihat tak suka dengan berita itu. Kenapa calon istri seorang Pangeran bisa seperti itu. Ibu Suri bilang, dia malah suka dengan wajah polos Chae-gyeong yang seperti itu. Raja hanya tersenyum sementara Shin salah tingkah.

Tak hanya Keluarga Kerajaan. Tapi para dayang juga sibuk menertawakan foto CHae-gyeong di halaman surat kabar pagi itu. Asisiten Pribadi Shin yang mengetahuinya pun memarahi kedua dayang itu.

Di rumah Chae-gyeong, Chae-gyeong bingung karna dia tak bisa berangkat sekolah karna banyaknya wartawan yang menunggunya keluar rumah. Chae-jun berpura-pura berpakaian seperti Chae-gyeong dan menggunakan jaket yang menutupi seluruh tubuhnya . Sedangkan Chae-gyeong yang sudah memakai seragamnya bersembunyi di balik pagar rumah. Ibu Chae-gyeong mengatakan agar Chae-gyeong hati-hati di perjalanan saat Chae-gyeong palsu alias Chae-jun keluar rumah dan di kejar oleh banyak wartawan. Sementara itu, Chae-gyeong keluar rumah dan dibelakangnya, Ayah Chae-gyeong membopong sepeda Chae-gyeong sehingga Chae-gyeong pun bisa keluar rumah dengan selamat. Chae-gyeong naik sepeda dengan gembira ke sekolah.  

Sementara itu, Shin berangkat ke sekolah seperti biasanya. Di kawal oleh para pengawalnya. Di mobil Shin teringat perkataan Hyo-rin. “Aku ingin jadi seorang penari balet yang terkenal. Jika aku menikah dengan pangeran, itu berarti aku harus menyerah pada impianku”. Shin mendesah lesu mengingatnya.

Di sekolah, Chae-gyeong yang baru tiba, berjalan dengan lesu karna banyak murid cewek yang membicarakan dirinya di belakangnya. Tapi kemudian dia melupakan kata-kata mereka karna melihat ketiga sahabat baiknya sedang berkaca. Chae-gyeong mencoba bercanda dengan mereka, tapi mereka malah marah. Mereka bilang mereka juga ingin menikah dengan pangeran Shin. Tapi kenapa Chae-gyeong merebut Shin dari mereka.    

Chae-gyeong mencoba bicara pada Kang-yeon, tapi Kang-yeon tak mau mendengar dan pergi. Sun-yeong dan Hee-sung menangis kecewa. Chae-gyeong bilang dia juga frustasi dengan pernikahan ini. Tapi apa mau dikata, semua terjadi begitu saja. Chae-gyeong mengamati sekelilingnya. Ternyata para murid cewek banyak yang memperhatikannya dan memandangnya dengan tatapan tak suka. Tiba-tiba dari arah belakang, seorang guru berteriak memanggil Chae-gyeong yang melanggar tata tertib karna memakai seragam yang tak semestinya. Seperti biasanya, Chae-gyeong memakai rok sekolah dan juga celana olahraga sekaligus. Chae-gyeong pun langsung lari dari kejaran guru itu.

Sementara itu, Shin juga digoda para sahabatnya. Mereka bilang, tak dapat dipercaya kalau di abad 21 ini masih ada juga yang namanya perjodohan. Shin hanya tersenyum menanggapi perkataan teman-temannya. Mereka juga bilang, jika seorang pangeran akan menikah, harusnya diadakan audisi untuk menjadi seorang istri Pangeran. Shin tertawa mendengarnya. Lalu saat salah seorang dari mereka berkata bagaimana dengan Hyo-rin, wajah Shin berubah kaku. Mereka terus menggodanya dan berkata, tadinya Shin dan Hyo-rin pasangan rahasia, sekarang jadi pasangan tak berguna. Shin melemparkan pen yang dipegangnya. Membuat temannya pun terdiam.

Di ruang balet, sama seperti hal nya cewek-cewek lain di sekolah mereka, mereka mengecam foto calon istri pangeran yang ada di surat kabar. Mereka diam saat Hyo-rin masuk ke ruangan balet.

Kang-hyeon, Hee-sung dan Sun-yeong sedang makan di kantin. Sedangkan Chae-gyeong duduk sendirian. Tiba-tiba datang adik kelas Chae-gyeong yang mengerubuti Chae-gyeong dan ada yang memfotony, juga meminta tanda tangan Chae-gyeong. Ketiga teman Chae-gyeong terlihat tak suka dengan hal itu. Chae-gyeong beruntung sekali karna bisa jadi seorang Cinderella. Hee-sung dan Sun-yeong terus saja mengecam Chae-gyeong sementara Kang-hyeon hanya diam.

Tiba-tiba Chae-gyeong membawa makanannya dan bergabung dengan mereka, tapi ketiganya tak suka dengan kehadiran Chae-gyeong, jadi mereka semua pergi menjauh dari Chae-gyeong. “Hei, aku harus mengatakan sesuatu pada kalian. Aku bukan seorang Cinderella. Aku hanya seorang gadis biasa. Apa kalian mengerti?” kata Chae-gyeong. Mereka bertiga hanya bisa diam.

Shin melangkah keluar sekolah bersama teman-temannya. Saat hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba salah seorang temannya berteriak memanggil Hyo-rin karna dia melihat Hyo-rin sedang berdiri di sana. Sesaat Shin menoleh. Tapi setelah itu dia langsung masuk ke dlaam mobil tanpa mempedulikan Hyo-rin. Hyo-rin memandang kepergian Shin dengan kecewa.

Teman-teman Shin menghampiri Hyo-rin. Mereka bertanya apa Hyo-rin baik-baik saja. Hyo-rin bilang dia tak apa-apa. Dia hanya punya satu hal yang dipikirkannya. Otaknya penuh dengan pemikiran tentang lomba balet. Jadi tak bisa memikirkan hal lain. Mereka bilang akan mengantar Hyo-rin ke bandara. Salah satu dari mereka merekam Hyo-rin. “Jika aku menang, aku akan langsung kembali ke sekolah balet. Tapi jika aku kalah, aku takkan kembali” kata Hyo-rin.

Di bandara, Yeol baru saja sampai di Korea. Sementara itu., Hyo-rin hendak berangkat ke luar negeri. Mereka berdua terpaku dengan berita persiapan pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Hyo-rin berbalik, Yeol mencoba memperingatkan Hyo-rin, tapi terlambat, ada orang yang menabrak Hyorin hingga membuat HP Hyo-rin jatuh dan pecah. Yeol mencoba membantu Hyo-rin. Hyo-rin bilang dia tidak apa-apa. Kemudian dia melihat Hp-nya. Yeol memungut Hp Hyo-rin sesaat Hp itu masih menyala dan Yeol melihat foto Shin yang sedang berduaan dengan Hyo-rin. Setelah itu, Hp Hyo-rin mati. Hyo-rin meminta HP-nya, kemudian pergi meninggalkan Yeol yang bingung memikirkan foto itu.

Yeol sampai di istana. Dia melihat foto mendiang Ayahnya. Yeol menangis karna sedih mengingat Ayahnya yang sudah meninggal. Sementara itu, Ibu Suri sedang asyik menonton tv sambil tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba, seorang dayang mengumumkan kedatangan Ratu. IbuSuri pun mematikan tv dan duduk dengan tenang.

Ibu Suri berkata pada Ratu untuk mengirimkan hadiah pernikahan dan menata semuanya dengan baik agar semuanya selesai tepat waktu di hari pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Pernikahannya harus mengikuti gaya pernikahan era kekaisaran Korea. Ratu hanya mengangguk mengiyakan meskipun sebenarnya dia kurang setuju dengan pernikahan ini.

Yeol melihat-lihat halaman istana. “Apakah anda, Yeol?” sapa seseorang dari belakang Yeol. Ternyata Asisten pribadi Shin. “Yang Mulia” panggil Asisten pribadi Shin. “Paman, apa paman masih mengenaliku?” tanya Yeol sambil tersenyum senang. “Tentu saja, sebelum kau berangkat ke Inggris, aku ynag selalu menggendongmu di punggungku saat kau masih kecil” jawab Asisten Shin. “Ya, aku masih ingat. Kau sama sekali tak berubah, Paman” kata Yeol lagi. “Apa yang terjadi dengan Anda? Ibu Suri dan  Raja sangat merindukan Anda” kata Asisten Shin lagi.

Tiba-tiba ada seorang dayang senior yang menghampiri mereka dan berteriak memanggil-manggil Yeol. “Bibi” sapa Yeol. “Apakah ini mimpi atau kenyataan? Aku tahu anda pasti akan kembali lagi kesini” kata Dayang senior itu. “Ibu Suri pastia kan sangat senang melihat anda pulang. Ayo masuklah” lanjut Asisten Shin lagi sambil mempersilahkan Yeol untuk masuk.

Ibu Suri memang sangat gembira seklai melihat kepulangan Yeol. Ibu Suri menggenggam tangan Yeol dengan penuh kasih sayang dan kerinduan. “Kau sekarang sudah tumbuh dewasa. Aku sama sekali tak pernah melupakanmu.  Tapi kenapa kau datang sendiri? Dimana Ibumu?” tanya Ibu Suri. Ratu yang duduk di hadapan mereka berdua tampak terkejut mendengarnya.

“Ibu nanti akan menyusulku. Sekarang ada yang perlu dia lakukan terlebih dahulu” jawab Yeol. “Apa kau akan tinggal disini selamanya?” tanya Ibu Suri. Yeol mengiyakan. Ibu Suri terlihat sennag sekali mendengarnya sementara Ratu terlihat tak terlalu menyukainya. “Lalu dimana kalian akan tinggal?” tanya Ratu. “Kami akan menyewa sebuah rumah” jawab Yeol. “Tidak. Kalian harusnya tinggal di istana Yeong-mu. Itu adalah kediaman mendiang Ayahmu” kata Ibu Suri. “Tapi sepertinya disana diperlukan beberapa perbaikan” kata Yeol kemudian. “Ya, kau benar. Istana itu sudah tua. Tinggallah di dalam istana. Kau akan merasa tak nyaman jika menyewa sebuah rumah” bujuk Ibu Suri.

Tiba-tiba Ratu berkata, menurut hokum, istri dan anak dari mendiang raja memang harus tinggal di luar istana. Ibu Suri berkata itu memang benar. Dia tak sempat memikirkan hal itu karna dia terlalu bahagia melihat kedatangan Yeol. Lalu kemudian, Ibu Suri berkata agar Yeol masuk ke sekolah kerajaan saja. Tapi Yeol bilang dia tak mau bersekolah disitu. Yeol bilang, di Inggris dia belajar menggambar desain. Jadi disini dia juga akan masuk jurusan desain.

Di ruangan Shin, teman-teman Shin sedang menonton video yang berisi liputan Chae-gyeong yang norak karna diburu banyak orang. Mereka bilang, Chae-gyeong tak pantas jadi istri seorang pangeran. Shin hanya diam saja mendengarnya. Ada juga yang bilang, Chae-gyeong tak pantas jadi seorang putri. Shin bilang pada mereka untuk ytak bicara apa-apa lagi. Biarlah dia atasi sendiri masalahnya.

Chae-gyeong sedang berjalan-jalan. Cewek yang berpapasan dengannya memperhatikannya. Kemudian tiba-tiba secara tak sengaja dia bertemu Shin. Chae-gyeong pun langsung berpaling dan bilang pada dirinya sendiri kalau dia salah arah. Tapi Shin memanggilnya dan menghentikan langkah Chae-gyeong. Shin mengajak Chae-gyeong bicara mengenai persiapan pernikahan mereka.

Shin bilang seseorang akan datang ke rumah Chae-gyeong. Shin bertanya apakah Chae-gyeong sudah siap untuk masuk ke dalam istana? Chae-gyeong bilang dia tak tahu apa? Shin bilang Chae-gyeong perlu diajari cara menjadi seorang putrid. Chae-gyeong tak suka mendengarnya. shin menyindir ekspresi wajah Chae-gyeong yang merengut.   

“Kau sendiri yang setuju untuk menikah dan juga meminta uang di saat yang sama. Ini bukan masalah bagiku jadi aku tak peduli. Bagaimanapun juga, bersiaplah dengan sungguh-sungguh dan jangan membuatku jadi terlihat bodoh karna ini bukan bercanda” ceramah Shin sambil berbalik dan meninggalkan Chae-gyeong. “Hei, Shin-gun” panggil Chae-gyeong. “Apa?  Shin-gun?” kata Shin terkejut dengan panggilan Chae-gyeong kepadanya. “Ya, Shin-gun. Bolehkah aku bertanya padamu?” kata Chae-gyeong saat Shin berbalik dan menghampiri dirinya lagi.

“Kau bisa menikahi gadis yang kau suka dan berhenti menggangguku” kata Chae-gyeong. Shin heran mendengar kata-kata Chae-gyeong. “Kau punya seorang gadis yang pernah kau lamar, kenapa kau katakan pada orangtuamu kalau kau mau menikah denganku?” lanjut Chae-gyeong. Shin mendekati Chae-gyeong, Chae-gyeong mengelak ke belakang, teman-teman mereka yang sedari tadi menonton melihat kejadian itu. Shin seakan hendak mencium Chae-gyeong.

“Kau ini tak tahu apa-apa. Apa kau pikir aku akan membiarkan gadis yang kusuka terperangkap di dalam istana sebagai seorang putri?” kata Shin. “Lalu bagaimana denganku?” tanya Chae-gyeong. “Sudah kubilang padamu sebelumnya. Kau dan aku tak punya hubungan apapun. Aku tak peduli apa yang akan terjadi denganmu, itulah kenapa aku menikahimu” jawab Shin dengan santai. “Apa katamu?!” teriak Chae-gyeong tak terima. “Harusnya kau senang karna aku mau menikah denganmu tanpa mengeluh” kata Shin lagi.

“Apa kau bilang?? Jadi kau lebih memilih menikah denganku daripada dengan gadis yang kau cintai dan membuatku terjebak di dalam istana?” tanya Chae-gyeong dengan nada jengkel dan kecewa. “Ya seperti itulah, terserah, lupakan saja, apapun alasannya, yang pasti kau akan jadi seorang putrid. Jika kau ingin jadi istriku, kau harus memperbaiki sikapmu dan menaikkan derajatmu atau kau akan dapat masalah. Apa kau tahu, levelmu itu terlalu rendah untuk jadi seorang putri” ceramah Shin. “Level?” kata Chae-gyeong. “Aku tak ingin kebodohanmu menggangguku. Kau mengerti?”  tanya Shin sambil berlalu pergi. Chae-gyeong yang jengkel mendengar kata-kata Shin hendak memukulnya saat Shin eranjak pergi, tapi segera mengurungkan niatnya saat Shin tiba-tiba berbalik lagi.

“Dan kau, lepaskan celana olahragamu yang kotor itu. Jika kau tak mau, akan kupanggil seseorang yang akan mengajarimu sopan santun…”kata Shin lagi. “Pergilah dan belajarlah sopan santun sendiri. Dasar kau brengsek!” teriak Chae-gyeong. Chae-gyeong berusaha menendang Shin, tapi yang terjadi dia malah terpeleset dan jatuh. Shin malah berdiri diatasnya dan menertawakan Chae-gyeong.

Chae-gyeong berjalan menuruni tangga dengan tertatih-tatih sambil memegangi pantatnya yang sakit karna terjatuh tadi.  Chae-gyeong bilang dia akan terus berpakaian seperti ini walaupun dia tinggal di istana untuk Shin. Tiba-tiba, guru yang kemarin memarahi dan hendak mengejar Chae-gyeong karna memakai rok dan celana olahraga sekaligus muncul. Melihat Chae-gyeong tentu saja guru itu marah dan berteriak agar Chae-gyeong berhenti. Mana mau Chae-gyeong berhenti. Dia malah lari cepat-cepat agar tak tertangkap.

Di luar gerbang, Yeol memasuki sekolah barunya. Dia mencoba mencari informasi tapi tak seorangpun ada disitu. Chae-gyeong yang masih berlari dari kejaran gurunya bertemu dengan Yeol. Yeol bertanya dimana kantor jurusan kesenian. Chae-gyeong menjawabnya sambil melepas celana olahraganya. Kantor jurusan kesenian ada di bangunan sebelah, di lantai 2. Yeol menatap kelakuan Chae-gyeong dengan heran. Sementara Chae-gyeong akhirnya berhasil melepas celana olahraganya dan lari begitu saja meninggalkan Yeol yang terbengong-benong melihatnya. Celana Chae-gyeong masih tertinggal disitu. Chae-gyeong lupa mengambilnya karna melihat guru yang mengejarnya  sudah ada di belakang Yeol.

Yeol memungut celana Chae-gyeong. Sementara itu, Chae-gyeong terus berlari. Tapi kemudian, dia terkejut karna ada dua orang pengawal yang menghadang dan memberi hormat padanya. Mereka bilang, Chae-gyeong harus cepat pulang untuk mempersiapkan pernikahannya. Chae-gyeong bilang kelasnya belum selesai dan juga tasnya masih ada di dalam kelas. Ternyata pengawal itu sudah mengambil tas dan sepatu Chae-gyeong dari dalam kelas. Chae-gyeong pun terpaksa ikut dengan mereka.

Sementara itu di kelas Chae-gyeong, Kang-hyeon menatap bangku Chae-gyeong yang kosong. Wali kelas mereka datang untuk memperkenalkan murid baru di kelas mereka. Semua murid cewek terpesona melihat ketampanan murid baru itu karna murid baru itu adalah Yeol. “Kita punya alien baru sekarang” kata wali kelas Chae-gyeong. Yeol heran mendengarnya, tapi kemudian dia tersenyum membaca poster yang ada di belakangnya. Disitu tertulis “Ruangan Planet”. Jadi jelas saja penghuni kelas itu semuanya disebut alien. Hehehe…ada-ada saja.

“Namanya Lee Yeol. Dia alien yang tampan kan?” tanya wali kelas Chae-gyeong. Semua murid cewek mengiyakan perkataannya. “Yeol tinggal di Inggris selama 5 tahun. Jadi dia akan banyak membutuhkan bantuan kalian. Dan kalian tahu bahwa di kelas ini tak ada perbedaan kan? Jadi bantulah dia, mengerti” lanjut wali kelas Chae-gyeong lagi, mereka semua serempak mengiyakan. Lalu murid-murid cewek termasuk Hee-sung dan Sun-yeong pun berebut agar Yeol duduk di samping mereka.

Pulang sekolah, banyak cewek-cewek yang berusaha menghalangi mobil Shin. Tapi tiba-tiba mobil itu berhenti. Shin keluar dari mobil dan disambut teriakan histeris cewek-cewek itu. Ternyata Shin turun karna melihat Yeol. Shin tersenyum senang melihat Yeol. Yeol pun demikian.

Shin membawaa pulang Yeol ke istana. Mereka ngobrol di ruangan Shin. Yeol bilang, Shin masih sama seperti yang ada di foto yang dikirimkan Shin untuknya di Inggris. Shin bilang Yeol juga masih sama seperti foto yang dikirimkan Yeol untuk Shin. Ternyata selama ini mereka masih sering berkirim surat dan foto meskipun mereka hidup terpisah di benua yang berbeda. Cie….

Mereka bicara tentang masa kecil mereka saat masih tinggal bersama. Kemudian, Yeol menyinggung tentang pernikahan Shin. Yeol dengar Shin akan menikah. Shin mengangguk mengiyakan. Yeol bilang, calon istri Shin pasti benar-benar cantik. Shin  bertanya apa maksud Yeol. Yeol bilang, seorang gadis pasti akan menolak menikah dengan Shin kalau tahu kepribadian Shin. Shin tersenyum mendengarnya. Tentu saja gadis itu tak menolak. Karna pernikahan ini tak gratis. Dia tipe gadis yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia butuhkan.

Shin memberikan surat kabar yang ada foto Chae-gyeong pada Yeol. ”Jangan khawatir, dia tak begitu cantik” kata Shin. Yeol mengamati foto Chae-gyeong. Dan tersenyum melihatnya. “Dia imut” kata Yeol. “Apa? Dia imut?!” teriak Shin kaget kemudian menertawakan Yeol. “Jangan bercanda. Kau tak tahu kan betapa noraknya dia. Aku memang belum begitu mengenalnya. Tapi seperti itulah dia. Itulah salah satu alas an kenapa aku tak menghalangi pernikahan ini. Karna aku ingin melihat dia kesulitan menghadapi para tetua kerajaan. Bukankah hal itu menyenangkan?”lanjut Shin kemudian.   

“Ku dengar kau masuk jurusan kesenian kan? Kau pasti sekelas dengannya kalau kau masuk jurusan kesenian. Kau masuk kelas mana?” tanya Shin pada Yeol. Yeol tak menjawabnya. Dia terus mengamati foto Chae-gyeong. Yeol merasa seakan sudah pernah bertemu dengan Chae-gyeong. Waaaah… ternyata Yeol baru nyadar.

Ada kerusuhan di depan rumah Chae-gyeong. Banyak cewek-cewek yang berdemo menolak pernikahan Chae-gyeong dengan Shin. Para pengawal kerajaan sibuk menghalang-halangi mereka yang berusaha masuk ke dalam rumah Chae-gyeong. Mereka berteriak, “Kembalikan Pangeran Pada Kami”, dll. Yang lebih parah lagi mereka berteriak dan berkata, “Shin Chae-gyeong, bunuhlah dirimu sendiri. Wakkkk…

Di dalam kamar, Chae-gyeong hendak melambaikan tangannya. Tapi begitu mendengar kata-kata mereka, dia pun mengurungkan niatnya. Wajahnya jadi lesu saat para dayang mencoba mengukur badannya. Sementara itu di ruang tamu, ayah Chae-gyeong mencoba menjelaskan pada para pengawal kalau sejak pemberitaan di surat kabar, orang-orang itu terus saja mengganggu kehidupan mereka. Ibu Chae-gyeong juga mengeluhkan kelakuan para pengganggu itu, sementara Chae-jun malah asyik nonton tv. Ibu Chae-gyeong bilang kalau dia takut, apa yang akan terjadi pada Chae-gyeong kalau mereka dibiarkan begitu saja. Chae-jun bilang sambil tertawa, mereka berkata akan menghancurkan Chae-gyeong . Tentu saja Ibu Chae-gyeong jadi marah mendengarnya.

Para pengawal itu berkata, mereka akan mengatrasi semua masalah itu. Dan meminta keluarga Chae-gyeong untuk tetap tenang. Dan Chae-gyeong juga akan mendapat pengawal pribadi dari istana untuk memastikan kalau Chae-gyeong akan baik-baik saja. Tentu saja Ayah Chae-gyeong senang mendengarnya.

Chae-jun berkata pada Ibunya kalau acara di tv yang ditunggu-tunggu sudah dimulai. Ternyata acaranya berita tentang pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Mereka berkata, Keluarga Kerajaan belum pernah menyelenggarakan pernikahan seperti ini dimana mempelainya hanya rakyat biasa. Di istana, Shin juga sedang menonton berita itu. Mereka bilang, pernikahan ini adalah symbol bersatunya rakyat biasa dengan keluarga kerajaan. Shin mencoba menghubungi seseorang.

Sementara itu di tempat lain, Hyo-rin sedang menikmati malam di beranda kamarnya saat telpon di kamarnya berdering. Guru baletnya yang meelpon dan berkata kalau ruang latihannya sudah siap dan menanyakan apakah Hyo-rin akan turun untuk melihatnya. Kalau lelah, tak usah turun juga taka pa-apa. Tapi Hyo-rin bilang dia akan turun sekarang.

Hyo-rin bersiap-siap hendak turun. Dia mengambil tasnya, lalu kemudian menemukan HP-nya yang rusak karna terjatuh. Hp itu tak bisa nyala lagi. Jadi Hyo-erin membuang HP itu ke tempat sampah. Sementara itu, Shin mencoba menghubungi seseorang, tapi tetap saja Hp yang dihubungi tak aktif-aktif. Shin mencoba menghubungi Hyo-rin.

Shin keluar dari kamarnya, para pengawal mengikutinya dari belakang. Ratu juga hendak pergi keluar ruangannya. Ternyata Shin berlatih anggar. Ratu menyaksikan latihan Shin. Ratu bertanya pada Shin, apa alasan Yeol kembali ke Korea. Shin bilang dia tak tahu karna Yeol tak mengatakan apa-apa. Shin bertanya pada Ibunya kenapa Ibunya khawatir. Ratu bilang, hanya ada beberapa orang saja yang tahu tentang keadaan Raja. Ratu takut, kepulangan Yeol ada kaitannya dengan hal itu. Jika tidak, kenapa seseorang yang pergi selama 14 tahun tanpa ada kabar berita, tiba-tiba kembali begitu saja sekarang. Apakah itu bukan sesuatu yang aneh.

“Jadi kau kesini karna alas an itu?” tanya Shin. “Mulai sekarang, kau harus berhati-hati jika bertemu dengan Yeol” saran Ratu. Shin terlihat tak senang mendengar kata-kata ibunya. Ia pun melanjutkan latihan anggarnya.

Malam hari di apartemen Yeol, Yeol memandangi istana yang ada di seberang bangunan apartemen yang disewanya sambil memandangi foto keluarganya. Yeol sedang membereskan baju-bajunya. Kemudian dia memandangi celana olahraga milik Chae-gyeong yang diambilnya dan tersenyum karnanya.

Di kamarnya, tidur Chae-gyeong tak nyenyak. Chae-gyeong turun dari tempat tidurnya menuju kamar kedua orangtuanya. Ternyata Ayah dan Ibunya juga belum tidur. Mereka tengah berbicara tentang pernikahan Chae-gyeong. Apa benar yang telah mereka lakukan dengan meminta Chae-gyeong untuk menikah dengan Pangeran Shin. Ayah Chae-gyeong erkata, hatinya tak nyaman karna hal ini. Tapi bagaimana caranya untuk membatalkan pernikahan yang suda di atur oleh istana.

Ayah Chae-gyeong terkejut melihat Chae-gyeong yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mereka. “Hei, kenapa kau belum tidur?” tanya Ayah Chae-gyeong. Chae-gyeong bilang perutnya sakit. Ibu Chae-gyeong minta Chae-gyeong berbaring di kakinya sambil mengurut perut Chae-gyeong dengan penuh sayang dan menyanyikan lagu agar perut Chae-gyeong yang sakit cepat sembuh. Duuuh…senangnya dimanja…..

“Bagaimana bisa gadis yang tak dewasa menikah?” gerutu Ayah Chae-gyeong. Ibu Chae-gyeong memukul perut Chae-gyeong. Tentu saja Chae-gyeong kesakitan. Chae-gyeong bilang ada luka di perutnya. Ayahnya bilang, kalau perutnya sakit, dikasih obat merah saja. Chae-gyeong tak terima mendengar kata-kata Ayahnya. “Ayah, kau seperti kakek saja! Apa maksudmu dengan obat merah?” tanya CHae-gyeong.

“Mungkin aku perlu menusukmu dengan jarum. Chae-jun, bawakan jarum kesini!” teriak Ayahnya. Chae-gyeong langsung bangkit dari tidurnya. “Jangan, Ayah. Aku sudah baikan sekarang. Lagipula Chae-jun masih tidur. “Kau masih saja seperti dulu. Pura-pura sakit agar diperhatikan. “Ayo kemari, akan kubersihkan telingamu” kata Ayah Chae-gyeong. Dengan manja Chae-gyeong tidur di bawah kaki Ayahnya. Ibu Chae-gyeong mengambil cotton bud. Chae-gyeong pun tertidur disitu. Ibu dan Ayahnya saling berpandangan.

Pagi harinya, Chae-gyeong berdandan memakai hanbok untuk pergi ke istana. Ayahnya bilang Vhae-gyeong sangat cantik sekali. Mengingatkan Ayahnya pada nenek Chae-gyeong. Ibunya berpesan agar Chae-gyeong jangan telat makan dan jangan sampai sakit perut. Ayahnya berkata, dia sudah mengepak obat-obatan untuk Chae-gyeong. Chae-gyeong tersenyum mendengarnya. Chae-gyeong juga berpesan pada Chae-jun untuk menjaga Ayah dan Ibu selama dia tak ada. “Jangan khawatir, babi. Lain kali kalau kau datang dan berkunjung, akan kutunjukkan otot-ototku” jawab Chae-jun.

Chae-gyeong pun bersiap-siap untuk pergi ke istana karna utusan dari kerajaan sudah menunggunya. Tiba-tiba Ayah Chae-gyeong menangis. Tentu saja hal itu membuat langkah Chae-gyeong terhenti. “Putri kecilku…salahkanlah Ayahmu yang tak berguna ini” ratap Ayahnya. Ibunya menghampiri Ayahnya dan menyuruh suaminya untuk berhenti meratap.

“Benar-benar…Apa aku akan dikirim ke penjara?” kata Chae-gyeong. Chae-gyeong berkata agar mereka tak mengkhawatirkan dirnya. Chae-gyeong juga berkata, dialah yang memilih. Jadi dia yang akan bertanggung jawab dengan pilihannya. Jadi mereka jangan khawatir. Chae-gyeong pun keluar dari rumahnya. Ternyata sudah banyak wartawan dan fans Pangeran Shin yang terus saja berteriak menghujat Chae-gyeong.

Chae-gyeong berjalan masuk menuju mobil yang disediakan untuknya. Sesaat dia memandangi keluarganya dan tersenyum untuk mereka. Di jalanan, ternyata banyak orang yang tak mau ketinggalan melihat Chae-gyeong yang diboyong menuju istana.

Bersambung………………………

maaf ya....gambarnya nyusul.......^_^

0 komentar:

Posting Komentar