Maaf buat yang menunggu dan buat yang ngejadwalin, daaaaaaaaaaaan terima kasih buat pengertiannya....
Btw, aku harus menyebut mereka empat sekawan, Power Rangers *lirik Saa*, atau F-Tse *lirik Asri*?
Analisaku untuk ep1. Putri mahkota sepertinya cemburu berat karena adiknya (sang calon Putri Mahkota yang gagal) makin akrab dengan Putra Mahkota, terutama dengan jawaban teka-teki terakhir. Jadi mungkinkah niatan mencelakai Bu Yong berakhir menjadi senjata makan tuan???.
Putra Mahkota memang merasa mencintai Putri Mahkota, tapi sepertinya yang benar-benar ia cintai adalah 'keahlian'. Keahlian yang sejatinya milik Bu Yong, bukan Putri Mahkota. ada yang setuju???
-Sinopsis Rooftop Prince Episode 2-
Kira-kira begini reaksi Park Ha saat melihat 4 orang pria aneh dengan kostum kerajaan muncul di hadapannya; Mata melebar, menjatuhkan gelas yang dipegang…. Dan sigap ambil penggorengan dari atas kompor!!
Park Ha bertanya-tanya, siapa atau apa orang-orang yang ada di hadapannya kini. Ia melangkah mundur keluar rumah tanpa menurunkan sedikitpun penggorengannya. Konfrontasi sementara teralihkan karena mata Lee Gak terbelalak melihat pemandangan di depannya. Ia dan para pengawalnya dengan mulut melongo mendekati tepian atap dengan mata tak lepas dari ‘sinar-sinar’ yang teramat banyak. Lee Gak ingin tahu sinar apa itu? Dan ada di mana mereka? Dan yang paling lucu adalah mereka masih ada di dunia apa akhirat? Dan Park Ha itu manusia apa hantu? Haha. Park Ha yang kini sudah menurunkan penggorengannya benar-benar tak habis pikir dan menganggap mereka sekumpulan orang gila. Jawaban Park Ha menyulut Yong Sul mengacungkan pedang dan minta ijin pada Lee Gak untuk ‘menyingkirkannya’. Park Ha teriak dan refleks mencoba melindungi kepalanya dengan penggorengan, ups hampir saja, Park Ha lega.
Untung Lee Gak minta Yong Sul menahan pedangnya, kalau tidak, tak akan ada ep 3 dan seterusnya, wkwkwk. Lee Gak kembali menuduh Park Ha sebagai penyihir yang memantra-mantrai mereka, dan minta agar Park Ha mau melepaskan mantra-mantranya.
Park Ha berpikir sesuatu, akan aman baginya kalau ia mengirim 4 orang aneh ini ke tempat lain. Ia pun menawarkan diri untuk mengantar meraka. F4 Joseon tak bisa langsung memutuskan, mereka berembug sebentar sebelum kemudian setuju. Akhirnya Park Ha membawa F4 Joseon ke Istana. Beginilah reaksi saat F4 Joseon naik mobil,
Chi San; “Lindungi Yang Mulia! Lindungi Yang Mulia!” haha. Padahal dia sendiri jatuh bangun gedubrakan di bak belakang. Lee Gak: culang-cileung kayak anak kucing ketakutan, ckckck.
Park Ha kaget melihat lampu menjadi merah, ia segera menginjak rem yang sukses membuat trio pengawal terjungkal, dan topinya Lee Gak copot. Lee Gak segera memasang lagi topinya. Sambil menunggu lampu kembali hijau, Park Ha mengkonfirmasi kalau ia akan mengantar F4 Joseon ke istana Gyeongbok.
Park Ha malah kena semprot Lee Gak yang menganggap ia sedang mempermainkan Lee Gak. Karena pada jamannya Lee Gak ternyata istana Gyeongbok yang pernah terbakar itu belum sempat di renov. Lee Gak memerintahkan Park Ha mengantarnya ke istana Changdeok. Kesal dimarahi, Park Ha pun menginjak gas kuat-kuat yang kembali sukses membuat Trio pengawal di belakang kembali terjungkal.
Trio pengawal sukses turun dari mobil dengan limbung dan hampir muntah-muntah, wkwk. Sementara Lee Gak? Bisa di bilang ia mengkeret di kursinya. Park Ha membantu membukakan seatbelt dan pintu. Setelah semua turun, Park Ha berpesan pada F4 Joseon agar menjaga diri dan kembali hidup dengan normal.
F4 Joseon terdiam menatap kepergian mobil Park Ha, kecuali Man Bo yang ingin melihat lebih jelas benda apa yang di naiki oleh mereka tadi, ia menatapnya penuh selidik. F4 Joseon kini berdiri di depan gerbang istana Changdeok. Do Chi San sang kasim mengumumkan kedatangan Putra Mahkota. Semenit, dua menit tak ada respon. Lee Gak kini yang bersuara, ia berteriak minta di bukakan pintu sambil menggedor-gedor pintu gerbang. Kali ini ada jawaban, sayangnya jawaban itu berupa sirine polisi. Pak polisi memarahi keempatnya yang di anggapnya mengganggu situs budaya. Haha, F4 Joseon mbulet ke sana kemari, bingung harus pergi ke arah mana membuat pak polisi stress. Pak polisi kembali stress karena menemukan empat pemuda berkostum aneh kembali terlihat mengacaukan jalanan. Dia tak tahu kalau F4 Joseon juga stress karena bingung caranya lewat jalanan yang ramai. Sekalinya bisa nyebrang, baru setengahnya keburu ketahuan pak polisi..
Park Ha mengganti kunci rumahnya, ia tak ingin ada orang-orang aneh muncul di rumahnya lagi.
Lee Gak berteduh dari hujan, sementara ketiga pengawalnya mencarikan makanan. Ia memandang berkeliling, dan baru tahu kalau di balik kaca di belakangnya ada orang yang sedang makan mie instant.
Lee Gak menatap sambil menelan air liurnya. Cegluk….. Setelah mendengar perutnya berbunyi, Lee Gak akhirnya memberanikan diri masuk ke dalam. Ia berdehem. Ehem!! Lee Gak minta semangkok mie seperti yang dua gadis tadi makan. Besok, saat ia sudah ada uang, ia akan membayarnya, DENGAN MAHAL!.
Apa menurut kamu si penjaga toko mau mengikuti permintaan Lee Gak? Tentu tidak. Yang ada dia malah nelpon polisi, dan mendepak Lee Gak. Pak polisi yang sama datang ke tempat Lee Gak. Ia makin stress dan menyangka kalau ada kamera tersembunyi yang sedang mengerjainya, karena lagi-lagi mesti berurusan dengan 4 pemuda berkostum aneh. Trio pengawal ternyata sudah lebih dulu di amankan pak polisi. Kini F4 Joseon telah kembali berkumpul, dan terpaksa mereka menikmati dendang suara perut mereka.
Bagaimana dengan Park Ha? Seperti malam-malam yang lainnya, malam itu Park Ha sibuk. Ia berbelanja untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Bisa dibilang Park Ha ini jual jasa membelanjakan barang.
Paginya Pak polisi tak menyangka kembali bertemu dengan F4 Joseon. Ia terkaget-kaget melihatnya, karena ia yakin semalam tak menangkap mereka. Ternyata F4 Joseon di tangkap karena tak membeli tiket untuk masuk Istana Changdeok, juga karena mereka masuk ke area terlarang.
Pak polisi mau tak mau harus memprosesnya, ia bertanya nama dan tanggal lahir mereka. 3 pengawal memberitahu nama lengkap dan tanggal lahir mereka, kecuali Lee Gak yang menjawab; “Aku adalah Putra Mahkota. Ketahuilah.” Pak Polisi menakut-nakuti mereka takkan bisa keluar kalau tak mau memberi identitas, yang berarti juga kepolisian tak bisa mengontak wali yang akan menjamin mereka. F4 Joseon tak mendengarkan pak polisi, tapi mereka serentak nemplok di jeruji saat terdengar suara orang makan, haha.
Walau lapar, Man Bo si jenius berusaha rasional. Ia mencerna perkataan pak polisi dan menanyakan soal kontak penjamin. Pak polisi mencoba menerangkan untuk orang awam, kontak penjamin itu bisa berupa nama (sambil nunjukin KTP), nomor telepon (sambil nunjukin buku telepon), atau plat nomor kendaraan (sambil nunjukin plat).
Dari yang disebutkan pak polisi, Man Bo meminta contoh plat kendaraan. Ia mencoba menerawang mengingat memorinya soal si plat. Ada gunanya juga si Man Bo ini mengamati mobilnya Park Ha. Dengan dua kantong belanjaan di tangan, Park Ha mendatangi apartemen Se Na. Ia hampir pergi saat tiba-tiba pintu terbuka dan di ganjal sendal. Park Ha masuk dan menata beberapa belanjaan dalam kulkas. Mengira suara air di KM adalah suara Se Na yang sedang mandi, Park Ha terkejut saat sesosok lelaki hanya berbalut handuk muncul.
Park Ha yang sempat bengong melihat tubuh setengah telanjang buru-buru menutupi matanya dan meminta maaf . Ia memberitahu datang hanya untuk mengantarkan belanjaan. Tepat saat itu Se Na masuk. Park Ha kembali meminta maaf pada Se Na dan Tae Mo lalu permisi pergi. Se Na sempat menjelaskan kalau Park Ha hanyalah seorang dongsaeng yang ingin membalas kebaikan padanya dengan membantu mengantar belanjaan. Tapi memori Tae Mo terlalu cepat, ia mengerem mendadak mobilnya saat ingat kalau Park Ha mirip gadis New York yang di sukai Tae Yong. Tae Mo gemetaran, suara klakson mobil di belakangnya membuyarkan lamunannya. Dengan harap-harap cemas, 3 pasang mata mengawasi Man Bo yang tengah berkonsentrasi mengingat dan menggambar nomor plat mobil Park Ha. Setelah selesai, ia segera menunjukkannya pada pak polisi. Park Ha pulang. Baru saja keluar dari mobil ia terkejut dengan F4 Joseon yang menantinya. Tak lama pak polisi menghampirinya.
“Apa kau Nona Park Ha?”
“Ya.”
“Kau kenal orang-orang ini?”
“Ya.” jawab Park Ha lagi, tapi ia buru-buru meralatnya, “Tidak... Tidak… Aku tak mengenal mereka.”
“Kau baru saja mengatakan kau mengenal mereka… Mereka dari rumahmu, kan?”
“Ya.. itu benar… Tapi tidak benar-benar keluar dari rumahku. maksudku... Mereka sebenarnya bukan dari rumahku.” Park Ha bingung menjelaskan, ia tak sadar kalau pak polisi sudah masuk ke mobilnya. Park Ha buru-buru mengejar, tapi telat. Pak polisi juga stress kalau mesti mengurus F4 Joseon lagi, haha.
Park Ha bermaksud masuk ke rumah tanpa memperdulikan F4 Joseon. Tapi ia tak tega melihat Chi San pingsan dan 3 lainnya berwajah kelaparan. Akhirnya Park Ha pun memasakkan makanan. (Walau ngiler dengan yang tersaji di hadapan mereka, tak satupun yang bergerak untuk makan. Ternyata mereka sangat mengagungkan putra mahkota, hingga merasa tak pantas untuk makan semeja). Karena tak ada lagi meja dan keadaan darurat, Lee Gak mengabaikan aturan itu, ia tak mempermasalahkannya. Mereka serentak makan dengan lahap dan menghabiskannya hanya dalam sekejap!!
Lee Gak tersenyum puas, ia tanya apa nama makanan itu. Keempatnya mengulang kata ‘Nasi omelet’ sesuai jawaban Park Ha. Lee Gak mengaku baru kali itulah ia senang. Tentu saja makan di saat laparr memang NIKMAATTTTT!!. Dan seperti kebiasaan mereka, Trio pengawal pun serentak membungkuk dan menjawab kalau mereka juga senang. Park Ha melongo, haha.
Park Ha meletakkan sebotol air dan gelas di lantai sebelum memenuhi panggilan ahjumma pemilik rumah. Sementara Power Rangers kembali ‘membersihkan’ piring mereka. (Ikut senyum liat ekspresi Chunnie yang tersenyum hanya dengan makan remehan, angkat jempol buat aktingnya. Serasa aku dalam posisi itu). Ahjumma ternyata memanggil Park Ha untuk mengenalkannya pada dua gadis yang akan tinggal di atas juga. Satunya Lady Mimi, dan satunya belum tahu namanya.
Waktunya minum. Yong Sul si pendekar mencoba dengan keras membuka tutup botol yang tak juga terbuka. Ya iya lah, kan kuduna di puter, ini malah di tarik-tarik. Haha, jadilah mereka betot-betotan (tarik-tarikan). Man Bo terduduk dan tak sengaja mengenai remote TV. Tepat saat itu sedang tayang drama Saeguk yang sedang memperlihatkan seseorang melepas anak panah.
Yong Sul sigap menghadang, lalu ia menendang anak panah yang di perlihatkan hampir mengenai seorang sandera wanita. Yang ada tuh TV yang ketendang. Melihat Tvnya masih nyala, Yong Sul melemparnya dengan vas bunga. Ckckck. Keadaan makin parah saat ricecooker dengan alarm suara memberitahu kalau proses masak sudah selesai. Rice cooker sukses di banting, pemanas ruangan terguling dan membakar gorden. Ahjumma memberitahu peraturan menyewa di rumahnya, memaku harus lapor dulu plus hati-hati sama api. Kalau sampai ada yang membuat rumahnya kebakaran ia tak segan akan melapor pada polisi. Park Ha menenangkan ahjumma kalau tak anak kecil yang bakal main api. Yakin cuma anak kecil yang main api? Park Ha tak tahu kalau di atas mulai terjadi kebakaran kecil.
Akibat pemanas yang terguling, api mulai membakar tirai. Man Bo berinisiatif menyiram api dengan air, sayangnya air yang lalu ia semprot dengan mulutnya dan mulut Yong Sul adalah air closet. Yaks!! Huek, wkwkwk. Man Bo yang kembali mengambil air kali ini terpeleset dan menimpa sebuah boneka besar. Boneka yang berulang-ulang mengatakan ‘aku mencintaimu’. Perut boneka itu sukses robek di tangan Yong Sul.
Beginilah reaksi Park Ha;“waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!”
Park ha segera mengambil fire extinguisher dan menyemprot api. F4 Joseon yang berdiri tak jauh dari api kena imbas semprotannya. Jadilah mereka seperti ini. Kayak buah kesemek di tambahin tepung, hehe. Park Ha berkacak pinggang meminta F4 Joseon yang keketeyepan (jalan pelan-pelan dengan maksud kabur tanpa ketahuan) untuk berhenti. Dengan jarinya ia memberi tanda agar mereka mendekat. Trio pengawal marah karena Park Ha berlaku kurang ajar pada Putra Mahkota.
Park Ha makin naik pitam, kalau Lee Gak memang sangat di agungkan, bagaimana bisa ia pergi begitu saja setelah membuat kekacauan dan merusak rumah orang lain. Lee Gak tersentil, demi harga dirinya dan harga diri negara (Putra Mahkota adalah Negara), ia mendongak (tanda begitu tingginya harga dirinya) dan menjawab, "Bagaimana aku harus membayarnya?".
Langkah pertama Park Ha adalah menyuruh F4 Joseon membersihkan rumah dan mengepel lantai, lalu mandi dengan shower yang sebelumnya ia ajarkan. Sementara ia sendiri membawa baju dinas F4 Joseon ke binatu.
Di binatu, Park Ha menelpon kantor polisi. Ia ingin tahu apa ada laporan soal orang gila atau empat orang yang melarikan diri. Ternyata tak ada satupun petunjuk mengenai empat orang aneh di rumahnya.
Jangan berpikir kalau Park Ha ke binatu buat nyuciin baju dinasnya F4 Joseon, Park Ha cuma mau nitip tuh baju-baju. Ya ibarat kisah Jaka Tarub yang menyembunyikan selendang salah satu dari 7 bidadari yang sedang mandi gitu deh, Park Ha pun kali ini jadi Jaka Tarubnya, haha. F4 Joseon di dandani dengan setelan zipper warna-warni. mirip Power Rangers, apalagi kalau Park Ha pake pink, hihi. Park Ha memberi contoh memasang seleting pada Lee Gak. Dari bawah ke atas, dan berakhir dengan wajah berdekatan seperti akan berciuman. Park Ha kedip-kedip jengah. Ia langsung pindah pura-pura sibuk membantu yang lain.
Lee Gak marah karena Park Ha menyembunyikan jubah dan topi kebesarannya. Park Ha tak bergeming, ia cuma ngudek-ngudek kuping yang sakit akibat suara Lee Gak yang terlalu keras. Lee Gak menahan kesal, ia bergumam akan memberi hukuman pukulan untuk Park Ha. Tae Mo mengajak Se Na makan. Se Na khawatir akan ada yang melihat mereka. Hm, berarti mereka menjalin hubungan diam-diam?. Tae Mo beralasan karena dia tahu Se Na menyukai sushi resto itu. Tapi lama-lama maksud aslinya muncul, Tae Mo ingin tahu apa gadis yang di panggil Se Na dengan sebutan 'dongsaeng' mengatakan sesuatu. Tentu saja Tae Mo khawatir perbuatannya terbongkar oleh Park Ha. Se Na hanya tersenyum saat Tae Mo mengatakan ia merasa tak enak hati pada Park Ha. Wajah Se Na berubah kaku saat Tae Mo bertanya apa Park Ha pernah belajar di Amerika, karena merasa familiar. Se Na yang khawatir identitas asli dirinya ketahuan segera menyangkalnya. Ia menenangkan Tae Mo dengan mengatakan banyak orang yang terlihat mirip. Nenek mulai mengeluh akan sakitnya, ia merasa sedang di siksa. Dokter tersenyum dan menenangkan kalau rasa sakit itu sebenarnya sinyal dari tubuh yang sedang menyembuhkan penyakit. Di ruangan itu tampak Se Na, yang di panggil nenek sebagai sekretaris Hong. Waktunya istirahaaaaat. Park Ha sudah menyiapkan mie cup instant sebagai makanan mereka. Ia tak sadar kalau Power Rangers, yang belum pernah makan mie cup instant sebelumnya, mengikuti semua gerakannya. Dari mulai membuka tutup, menyobek bungkus sumpit, membelah sumpit, sampai menggigit sumpit sementara tangannya di pakai buat nekuk-nekuk tutup cup untuk tempat mendinginkan mie, haha. Sluuurp, yummm, sayangnya kenikmatan makan mie terganggu oleh suara ponsel Park Ha. Melihat tingkah para Power Rangers yang bener-bener UDIK, membuat Park Ha bertanya-tanya, mereka beneran udik atau akting. Kalau itu akting maka akting mereka sangat bagus. Park Ha menerima telpon dari Se Na. Park Ha ke cafetaria RS tempat nenek di rawat, ia ke sana demi memenuhi panggilan Se Na. Pembicaraan yang membuat Park Ha harus menahan kesedihan, karena Se Na minta mereka tidak terlalu dekat. Bahkan Se Na juga melarang Park Ha memanggil Ibu pada ibunya Se Na.
"Cho Naaaaaa" teriak Trio Pengawal yang kebetulan melihat kejadian itu, mereka segera berlari menolong Putra Mahkota mereka.
Park Ha masih ada di dalam saat ia melihat Trio Pengawal yang berlarian, ia langsung tahu ada yang tak beres.
Lee Gak terbangun dengan plester di hidung, ia melihat empat pasang mata memperhatikannya. Setelah kesadarannya terkumpul, Lee Gak ingat akan Putri Mahkota. Ia pun berusaha kembali mencarinya
Lee Gak lelah sekaligus frustasi, ia tak tahu apalagi yang harus ia lakukan untuk mencari Putri Mahkota. Ia yakin kalau tadi ia melihat Putri Mahkota. Tapi dari reaksi para pengawalnya, Lee Gak tahu kalau mereka tak percaya ia melihat Putri Mahkota.
Lee Gak kini sendirian menunggu giliran, sebenarnya ia terpaksa. Ia lebih suka mencari Putri Mahkota daripada diam di situ, tapi ia juga tak berani melawan Park Ha yang tak segan menyakitinya dengan memencet hidungnya yang luka. haha, Putra Mahkota pun bisa di ancam... Nenek sedang didorong menggunakan kursi roda menuju ruang observasi saat matanaya menangkap sosok Tae Yong. Ia pun minta perawat mundur kembali. Sayangnya Tae Yong yg ia maksud sudah tak ada di ruang tunggu. Nenek berkumpul dengan keluarga juga Se Na, ia share soal Tae Yong yang ia lihat di RS tadi siang. Ia merasa sedih karena walau Tae Yong melihat ke arahnya, tapi seolah tak mengenalinya. Ataukah nenek salah lihat karena kepalanya sedang pusing?
Ayah Tae Mo memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat Nenek makin dekat dengan Tae Mo, ia menyarankan Tae Mo tinggal bersama nenek.
Tae Mo menyambung, ia meyakinkan nenek kalau ia akan tinggal bersama nenek untuk melayani nenek. Ia juga akan menghandle pekerjaan-pekerjaannya Tae Yong.
Wajah Tae Mo dan ayahnya berseri saat melihat nenek mengangguk tanda setuju. Se Na bertugas untuk mengatur kepindahan Tae Mo. Power Rangers berkumpul. Mereka membicarakan soal keadaan mereka sekarang.Di tarik satu kesimpulan, atap itu adalah gerbang kedatangan mereka dari jaman Joseon. Jadi kalau mereka ingin kembali ke Joseon, maka mereka tidak boleh meninggalkan atap itu. Lee Gak memutuskan rumah itu sebagai markas penyelidikannya.
"Ya, Yang Mulia. Kami menerima titah anda."seru Trio Pengawal dengan nada seperti di ruangan raja.
Park Ha keluar dan memarahi Power Rangers yang berisik, ia juga memerintahkan semuanya tidur karena besok mereka musti kerja lagi. Malamnya, sementara yang lain tidur, Park Ha dan Lee Gak justru galau oleh orang yang sama, Se Na. Lee Gak memikirkan soal Putri Mahkota yang tadi dilihatnya, sementara Park Ha memikirkan Se Na yang memutus persaudaraan mereka.
Tanpa sengaja, keduanya kini bergalau ria bersama. Berbagi minuman. Keduanya minum ditambah krim. Pertama kali mencoba, Lee Gak suka dengan rasa krimnya yang manis. Lee Gak ini usil juga ternyata, dia ngomentarin cara makannya Park Ha yang tak berkelas, haha. Giliran Lee Gak mencoba sendiri menyemprot krim, malah kebanyakan. Park Ha mentertawai Lee Gak.
Park Ha mengambil Spray dan mencontohkannya lagi, tapi kali ini Park Ha bersin. Gantian Lee Gak yang menertawai Park Ha. Isi botol telah habis, wajah Park Ha mulai memerah. Lee Gak beringsut mendekat dan menaruh kedua tangannya di pipi Park Ha. Park Ha jengah berusaha mundur, tapi Lee Gak menahannya, memintanya diam dan menatap Lee Gak. Lee Gak terus mendekat dan mendekat cuma buat bilang kalau tangannya yang kedinginan kini terasa hangat.
Park Ha yang sempat GR melepaskan tangan Lee Gak, ia kesal pada Lee Gak yang tak sopan padahal mereka sepertinya seumuran. Park Ha ingin tahu umurnya Lee Gak. Lee Gak menjawab umurnya lebih tua 300 tahun dari Park Ha. Park Ha kembali bertanya, apa benar Lee Gak datang dari jaman Joseon?. Melihat anggukan Lee Gak, Park Ha berkomentar, DAEBAK!" Percaya dengan apa yang dikatakan Lee Gak, Park Ha mulai mengajari kebiasaan orang-orang sekarang. Pertama Gosok gigi,dimana Power Rangers sukses meminum air kumuran, haha. Memakai closet, yang kali ini sukses membuat Man Bo mual karena ingat pernah menyimpan air dari closet di mulutnya demi memadamkan api. Memakai oven, kompor, menyebrang di jalan raya, dan naik bis umum. Err, tapi Power Rangers kita yang udik ini mencopot sepatunya sebelum naik, haha. Park Ha pun meminta pak sopir berhenti. Di tampilkan deretan sepatu warna-warni berjejer rapih. Park Ha juga mengajari mereka cara berbelanja di swalayan. Ia menunjukkan alat pembayarannya, berupa uang 10 rb won yang ada gambar Raja. Power Rangers yang melihat Raja segera berlutut, ahahah. Selesai belanja, Park Ha menerima telpon dari ibu. Ibu minta tolong Park Ha menggantikannya membantu Se Na memindahkan barang. Park Ha awalnya ragu, ia ingat janjinya untuk tak mengakrabkan diri = sering bertemu dengan Se Na. Tapi ia kemudian bersedia karena ibu mengaku tak bisa menemukan orang lain.
Terjadi kehebohan di antara Power rangers yang panik karena terbawa eskalator, haha.
Lee Gak masuk dan terkejut mendapati gambar mirip dengannya di salah satu dinding, ia oleng. Nenek yang masih belum rela mengikhlaskan kepergian Tae Yong, masuk ke kamar Tae Yong untuk melihatnya untuk yang terakhir kalinya. Nenek jatuh terduduk saat tahu 'sosok' Tae Yong kini kembali.
Sementara itu di luar Park Ha dan Trio pengawal celingukan mencari Lee Gak. Tak lama Se Na dan Tae Mo datang. Ketiganya menyapa canggung. Tae Mo belum sembuh dari shocknya karena bertemu Park Ha. Ia tambah shock saat nenek membawa turun Lee Gak. Keduanya saling menatap... Bersambung.
0 komentar:
Posting Komentar