Era dinasti Joseon, 300 tahun lalu,
Adegan diawali dengan seekor kucing yang berada di atas atap. Berjalan melewati kelamnya malam di istana.
Seorang kasim berlari memasuki kawasan istana. Sementara itu, di salah satu kamar, pangeran Lee Gak terbangun dari tidurnya, ia mendapati putri mahkota, sang istri tidak ada disisinya. Ia memanggil-mangil istrinya, namun tidak ada jawaban. Ia memanggil pelayan yang ada di luar, tetap tak ada jawaban. Suasana terasa lebih mencekam, Lee Gak berteriak memanggil Pengawal, namun tetap tidak ada jawaban. Di lorong lain, kasim berjalan terburu-buru menuju kamar Lee Gak. Saat itu kebetulan Lee Gak membuka pintu kamarnya, sehingga hampir saja kedua orang ini bertabrakan. Lee Gak menanyakan apa yg terjadi pada si kasim. Bukannya menjawab, si Kasim malah menangis, hal ini ini membuat Lee Gak semakin ketakutan.
Lee Gak berlari keluar istana ditemani si Kasim. Setibanya di tepi kolam yang ternyata sudah ramai dengan kumpulan dayang dan kasim, Lee Gak melihat tubuh istrinya mengambang di tengah2 kolam.
Wajahnya menegang, Ia berjalan gontai menuju tepi kolam sambil bergumam memanggil putri mahkota. Para kasim dan dayang hanya menunduk membisu. Para pengawal berlari, menahan Lee Gak yang hendak masuk ke kolam. Ia meronta-ronta dan berteriak memanggil putri mahkota.
Lantas sepintas seorang pemuda yang memakai jaket kulit coklat mengambang, dimana wajahnya mirip dengan Putra Mahkota Lee Gak. Seakan dua kejadian beda waktu ini saling berkaitan.
Flashback beberapa tahun sebelumnya
Raja bertanya pada Lee Gak kecil, tipe wanita seperti apa yang dia sukai. Dengan polos Lee Gak kecil menjawab, ia menyukai wanita dengan paras cantik. Hal ini membuat Raja terkejut. Salah satu petinggi istana memberanikan diri bertanya, apa maksud dari paras cantik itu. Lee Gak kecil menjawab, bila wanita itu cantik, maka ia akan selalu ingin melihatnya setiap hari. Ia juga berkata kepada Raja bahwa sangat tidak baik membiarkan seorang putri mahkota menghabiskan setiap malam sendirian. #eaaaaa, kecil-kecil dah jadi mr.gombal aja nih Lee Gak. Raja tertawa mendengarnya, diikuti oleh seluruh petinggi istana lainnya.
Bu Yong kecil berlari, menyusuri jalanan pasar menuju rumahnya dengan wajah bahagia. Di rumah, tampak Hwa Yong kecil sedang berhias, tiba-tiba Bu Yong masuk dengan heboh. Bu Yong mengatakan kalau istana sedang mengadakan pemilihan putri mahkota. Hwa Yong senang mendengarnya. Belum cukup dengan kehebohannya, Bu Yong juga mengatakan kalau ayah mereka akan menjadi besan istana. Hwa Yong tampak terkejut dan bahagia, itu artinya salah satu dari merekalah yg akan menjadi putri mahkota. Bu Yong mengatakan sudah pasti eonni-nya lah yang akan dikirim ayah mereka sebagai putri mahkota. Ia mulai membayangkan betapa bahagia nya menjadi adik putri mahkota yg akan berkeliling istana. Hwa Yong tersenyum bahagia, ia berjanji akan membawa Bu Yong ke istana dan memberinya makanan dan pakaian mewah.
Malam harinya, si ayah (yg tak lain adalah pejabat yg bertanya pada Lee Gak) mengumpulkan Bu Yong dan Hwa Yong. Ia memberitahukan bahwa Bu Yong yg akan di kirim sebagai putri mahkota. Hal ini membuat semuanya terkejut. Hwa Yong meneteskan air mata tak percaya. Ayah meminta pada Hwa Yong untuk membantu persiapan Bu Yong memasuki istana. Hal ini membuat Bu Yong merasa tak enak.
Abad 21,
Park Ha kecil sedang melahap es krim di temani ayahnya. Lalu datang lah Se Na kecil bersama ibunya. Park Ha dengan ramah menyapa Se Na dan ibunya, sedangkan Se Na terlihat enggan sekali menyapa Park Ha dan ayahnya. Pertemuan ini merupakan upaya penyatuan 2 keluarga, sehingga Se Na dan Park Ha resmi menjadi saudara tiri.
Suatu hari, Ibu memukuli kaki Se Na, karena dianggap tidak becus menjaga adiknya. Sementara itu Park Ha menangis meraung-raung, Ayah memarahinya karena memasak ramen sendirian.
Ternyata Se Na memang tidak menyukai Park Ha, lebih dari sekali ia memfitnah Park Ha dengan memasukkan barang2 ke tas Park Ha saat mereka mengunjungi swalayan/toko. Hal ini membuat Park Ha di marahi oleh pelayan. Namun suatu ketika ulah Se Na ini ketahuan oleh ayah yang sembunyi-sembunyi mengamati Se Na dan Park Ha. Sesampainya di rumah, ayah memukuli kaki Se Na sebagai hukuman perbuatannya memfitnah Park Ha.
Keesokan harinya, Se Na membawakan susu untuk Park Ha yang sedang tertidur didalam bak mobil barang. Ia mendengar supir akan segera melajukan kendaraannya. Se Na Ha terkejut, ia berniat memanggil Park Ha yg sedang tidur, namun seketika kebenciannya muncul. Ia pun melempar susu ke dalam bak mobil dan membiarkan Park Ha terbawa dengan mobil itu. Park Ha terkejut mobil yg ditumpanginya berjalan, ia membuka penutup bak mobil dan memanggil-manggil Eonnienya. Namun eonninya diam saja melihat teriakannya yang justru malah berbalik arah menjauhinya.
Kembali ke dinasti Joseon,
Ibu sibuk mempersiapkan mendandani Bu Yong. Sesekali ia bertanya perhiasan apa yg cocok untuk Bu Yong kepada Hwa Yong. Hwa Yong menunjukkan salah satu pita rambut yg pas untuk Bu Yong dengan enggan. Hal ini membuat ibu menolak pilihan Hwa Yong dan meminta nya mengambilkan pita rambut pemberian keluarga Song. Bu Yong yang melihat raut wajah eonni-nya tak enak mengatakan kepada sang ibu agar tidak perlu repot2. Ibu tersenyum, ia tetap bersikeras ingin medandani Bu Yong agar menjadi putri mahkota yg cantik, karena pangeran menyukai putri yg cantik.
Malam harinya, Bu Yong membawakan makanan untuk menghibur eoninya. Di dalam kamar, Hwa Yong sedang menyetrika pakaiannya. Bu Yong mengajak eonni-nya makan manisan buah kesemak. Hwa Yong mengatakan ia sedang menyetrika rok yg akan digunakan oleh Bu Yong. Bu Yong meminta maaf perihal pita rambut yg telah membuat eonni-nya kesal. Hwa Yong mencoba tersenyum dan mengatakan tidak apa2, sambil sesekali memanaskan besi setrika. Bu Yong menghibur eonninya dengan mengatakan akan sering-sering mengundang eonninya ke istana. Mendengar itu, raut wajah Hwa Yong berubah, ia tampak kesal. Bu Yong megambil kesemak dan memberikannya pada Hwa Yong, karena masih kesal, Hwa Yong menepis tangan Bu yong sehingga kesemak itu jatuh. Hwa Yong terkejut. Ia berniat mengambil kesemak tersebut, namun saat melangkah, kakinya keserimpet rok sehingga ia jatuh dan besi setrika yg di pegangnya mengenai wajah Bu Yong. (saya kira itu besi emang sengaja mau di tempel ke wajah Bu Yong, tapi dari scene ini terlihat ga sengaja, semoga beneran ga sengaja ya).
Ayah sangat marah kepada ibu begitu mendengar insiden itu. Ibu menangis, ia sedih karena luka itu kan membekas seumur hidup di wajah Bu Yong. Ayah memerintahkan agar nama Hwa Yong saja yg akan di masukkan ke daftar pencalonan putri mahkota.
Hwa Young pun di nobatkan sebagai Putri mahkota. Bu Yong hanya bisa memandangi pohon chery dengan wajah bercadar.
Beberapa tahun kemudian,
Bu Yong kecil menjelma menjadi gadis bercadar yang sangat cerdas. Dia hobi sekali menjahit bunga dan kupu-kupu.
Lee Gak memuji jahitan Hwa Yong, ia mengatakan bahkan kupu-kupu tertipu mengira itu bunga asli. Hwa Yong tersenyum malu, sementara di belakang Bu Yong tampak tersenyum miris. Lee Gak mulai berpuisi (sayang bukan gaya deni cagur) kemudian meminta putri mahkota aka Hwa Yong membalas puisinya. Hwa Yong tersenyum, kemudian menoleh bingung kepada Bu Yong. Bu Yong segera membalas puisi Lee Gak. Lee Gak tersenyum mendengarnya, kemudian mendekati Bu Yong dan mulai berpuisi lagi, Bu Yong membalasnya, sehingga Lee Gak tampak senang menggoda Bu Yong.
Hwa Yong yang melihat kedaan itu, segera mendekati Lee Gak dan minta ditemani melihat bunga di tepi kolam. Lee Gak segera memintata Bu Yong mempersiapkan perjalanan ke kolam. Di perjalanan menuju kolam, Hwa Yong mengajak Lee Gak mengobrol namun Lee Gak masih saja menggoda Bu Yong. Ia menantang Bu Yong untuk menjawab teka tekinya. Bila Bu Yong berhasil, maka ia akan memberikan hadiah istimewa. Mendengar itu Hwa Yong tampak khawatir. Dan teka-teki itu adalah : “Mati ketika kita hidup, dan hidup ketika kita mati, apakah itu?” deadline 2 hari, ayooo readers juga ikutan nebak. Lee Gak bertanya kepada Hwa Yong apakah ia tahu jawabannya. Hwa Yong tersenyum dan mengatakan kadang tahu, kadang tidak. Beuuuh, bilang aja ga tahu yaaa, gengsi donk :p. Lee Gak mengatakan sambil tertawa kalau putri mahkota pasti tidak akan mengetahuinya. Hwa Yong hanya bisa tertawa menanggapi ucapan Lee Gak. Di belakang, tampak Bu Yong mengamati keceriaan Lee Gak dan Hwa Yong.
Flashback end, eitss, tapi masih di jaman dinasti Joseon yaaaa.
Lee Gak melihat jenazah putri mahkota yg masih mengambang di kolam. Para prajurit istana mulai melakukan evakuasi mayat, beuuuh bahasa nya. Lee Gak memberikan perintah untuk melakukan pernghormatan yg layak kepada putri mahkota. Ia juga menyuruh pengawal menjaga kamar tidur nya dan Putri mahkota, melarang semua orang menyentuh dan memindahkan apapun yg ada dikamar itu. Lee Gak menduga ada seseorang yg membunuh putri mahkota. Ia bersumpah akan menangkap pembunuh itu dan mencabik-cabiknya. Evakuasi mulai dilakukan, para dayang dan kasim membungkuk memberikan penghormatan.
Lee Gak menangis sambil memandangi jahitan yang dikiranya buatan Hwa Yong itu. Air matanya menetesi jahitan tersebut yang kemudian berubah menjadi kupu-kupu kemudian terbang mengelilingi tubuh Lee Gak (haaa? Masa sih? Iya kah? Jangan2 saya salah mengasumsikan nih? Atau saya ikutan berimajinasi?). -Namanya juga film kak saa, romanisasi itu perluu.Asri-
Abad 21, now, tahun 2012 booooo.
Pemandangan kota Amerika begitu sangat indah, saya ga tahu itu bagian mananya Amerika. Ga di bilangin sama produsernya, dan saya belum pernah ke sana juga :p. (New York kak Saa -Asri-)
Tae Yong tampak sedang menunggu seseorang. Ia melihat sebuah kupu-kupu mendekatinya. Namun begitu ia ingin menyentuh kupu-kupu itu, si kupu- kupu malah terbang menjauh dan hinggap di pundak Park Ha, yang saat itu sedang berjualan buah-buahan. Tae Yong tersenyum melihatnya, sesaat ia terpana dengan pemandangan di hadapannya. Park Ha begitu bahagia dihinggapi kupu-kupu, ia membiarkan kupu-kupu itu hinggap lebih lama dengan sengaja mematung sambil tersenyum. Tae Yong tidak menyia-nyiakannya, ia mulai melukis Park Ha dan Kupu-kupu itu.
Sayangnya keromantisan ini ga bertahan lama, dua orang bocah, mencuri buah-buahan an Park Ha sehingga Park Ha mengamuk dan melempari bocah tersebut dengan apel. Dan taraaaaaa, takdir sutradara mengatakan kalau apel itu justru mengenai jidat Yochun, eh salah maaf, maksudnya Tae Yong, sehingga Tae Yong terjungkir ke belakang. Park Ha segera mendekati Tae Yong, bersamaan dengan itu juga Tae Mo, orang yang di tunggu Tae Yong muncul dan menanyakan kondisi Ta Yong dalam bahasa Korea. Park Ha terkejut, dan bertanya apakah mereka orang Korea. Memang sih ketemu orang se negara di negara lain itu sesuatu banget XD. Tae Mo menjawab pertanyaan Park Ha. Park Ha meminta maaf dalam bahasa Korea. Tae Mo memberitahu Park Ha, kalau kios buah nya sedang dirampok dua bocah. Park Ha langsung menghambur mengejar dua bocah itu. (Catatan : gila nih sutradara, menginspirasi aku untuk melempar apel ke cwo yang sedang duduk,siapa tahu jodoh gw! -asri-)
Tae Mo segera memapah Tae Yong dan mereka pun ngobrol di sebuah bar. Tae Mo mengeluhkan betapa membosankannya perjalanan ke Amerika. Tae Yong tersenyum, dan menanyakan keadaan neneknya. Tae Mo menjawab nenek baik-baik saja selama Tae Yong tak membuat masalah. Mereka berdua pun tertawa. Tawa Tae Yong terhenti begitu ia melihat Park Ha yang saat itu sedang menjadi pelayan di bar tersebut. Tae Mo mengikuti arah pandangan Tae Yong dan mengatakan kalau wanita itu adalah gadis apel yg mereka temui siang tadi. Mendengar itu, Tae Yong segera mengeluarkan potcard yg berisi lukisan Park Ha. Tae Mo menanyakan apakah Tae Yong mengenal gadis itu. Tae Yong menjawab kalau dirinya ga kenal, hanya saja saat siang tadi menunggu Tae Mo ia melihat gadis itu tampak cantik. Tae Mo tersenyum,ia mulai menggoda Tae Yong. Tae Yong tersenyum sambil terus memandangi Park Ha yg sedang membawakan pesanan pelanggan.
Tae Mo sedang mencuci tangannya, kemudian ia mendengar pembicaraan Park Ha dan temannya. Ia tersenyum dan segera mengatakan pada Tae Yong kalau lusa Park Ha libur, ia pun menyarankan agar Tae Yong mengajak Park Ha keluar. Tae Yong terlihat malu-malu dan berusaha menyangkal, begitu Park Ha melewati mereka, Tae Yong terus memandanginya sampai Park Ha berlalu sehingga Tae Mo menggodanya. Tae Yong tertawa, ia mengatakan pada Tae Mo kalau ia telah memesan kapal untuk melihat2 pemandangan Amerika sekaligus membuat sketsanya.
Park Ha menerima telpon, yang mengatakan kalau pihak Korea telah menemukan siapa keluarganya. Park Ha tampak bahagia karena akan pulang ke Korea, ia memberitahukan Annie, rekan kerjanya. Mereka pun menari-nari saking bahagianya.
Di kapal, Yochun, eh salah, maksudnya Tae Yong berdiri sambi merentangkan tangannya di ujung sisi kapal berasa seperti adegan Titanic getooo. Tae Mo mengawasi sambil memegang kendali kapal. Sesekali Tae Yong melambai ke arah Tae Mo.
Tae Yong asyik menggambar sketsa, lalu Tae Mo mendekatinya dan menyerahkan hp karena nenek menelponnya. Tae Yong menolaknya dan mengatakan nanti ia akan menelpon nenek. Tae Mo tetap menyodorkan Hp nya sehingga Tae Yong menepis nya dan Hp itu terjatuh. Tae Mo mengambil Hp tersebut dengan kesal, ia mengatakan pada Tae Yong kalau kedatangannya kali ini adalah membawa pulang nya dengan paksa. Dengan santai Tae Yong menyuruh Tae Mo berbohong pada nenek dengan mengatakan kalau tidak berhasil menemukannya. Mendengar ini Tae Mo kesal. Ia mengatakan kalau nenek meminta Tae Yong menggantikannya di perusahaan. Tae Yong mengelak dengan mengatakan dirinya tidak pandai mengenai bisnis dan menyuruh Tae Mo saja yg melakukannya. Tae Mo menjelaskan kalau perusahaan itu bukan miliknya, tapi milik keluarga Tae Yong. Tae Yong menjawab dengan santai kalau mereka adalah keluarga, kenapa Tae Mo begitu serius menanggapinya. Tae Mo tampak kesal ia mengatakan kalau mereka hanya setengah sepupu, baginya nenek adalah presidennya. Sampai kapan pun ia tak akan pernah bisa memanggilnya nenek karena ia adalah cucu hasil perselingkuhan. Mendengar itu Tae Yong marah, ia meminta Tae Mo tidak mengucapkan kata2 yg tak enak didengar. Tae Mo makin kesal, ia merasa telah menyia-nyiakan waktunya dengan duduk 14 jam di perjalanan demi menjemput Tae Yong. Tae Yong kesal, ia mendorong tubuh Tae Mo sehingga Tae Mo membalas dengan meninjunya.
Karena pukulan Tae Mo terlalu kuat, Tae Yong oleng, ia terjatuh, kepalanya menghantam besi kapal dan tubuhnya terjebur ke laut., Tae Mo memanggil-manggilnya. Dan hendak melemparkan ban, namun ia mengurungkan niatnya. Tae Yong tenggelam ke dasar laut. Tae Mo melemparkan Hp Tae Yong yg berisi foto2 mereka di bar ke laut, kemudian mengelap semua sidik jari di kapal kemudian ia terjun ke laut meninggalkan kapal.
Tae Mo pulang sendirian ke Korea, Se Na menjemputnya di bandara. Dan diwaktu yang bersamaan Park Ha juga kembali ke Korea. Yah, sebentar aja di Amerikanyaaa. Tae Mo memeluk Se Na, sehingga Se Na kebingungan. Tae Mo mengatakan kalau dirinya butuh ketenangan saat ini, sehingga Se Na membiarkan Tae Mo memeluknya.
Tae Mo mengatakan pada Nenek kalau Tae Yong hilang, ia tidak berhasil bertemu Tae Yong di Amerika. Nenek sangat terkejut hingga hampir terserang jantung (biasa ih penyakit orang kaya :p). Manajer curiga, ia menyarankan agar dilakukan penyelidikan khusus untuk mencari Tae Yong. Nenek pun menyetujuinya.
Park Ha mengunjungi kantor polisi, polisi mengatakan kalau data genetik antara ia dan ayahnya cocok. Namun sayangnya saat ini ayah Park Ha sudah meninggal dan hari ini adalah hari pemakamannya.
Park Ha mengunjungi acara pemakaman ayahnya, ia duduk bersimpuh menangisi ayahnya. Lalu Se Na datang, ibu nya memarahinya karena datang telat padahal ia yg akan memberikan pidato kematian. Se Na heran melihat Park Ha duduk menangis, ia menanyakan pada ibunya, siapakah yg duduk itu. Ibunya mengatakan kalau itu adalah Park Ha. Se Na pun teringat kejadian saat ia meninggalkan Park Ha di dalam mobil, ia ketakutan.
Selesai meratap, Park Ha mendekati ibu tirinya. Ibu meminta maaf karena tidak bisa mengadakan acara selamatan perjumpaan mereka karena kondisi saat ini, ia mengatakan bagaimana mungkin Park Ha tidak mencari ayahnya selama 15 tahun ini. Park Ha menunjukkan bekas luka dikepalanya, ia menjelaskan kalau dirinya mengalami kecelakaan, sehingga tidak bisa mengingat apapun kejadian di masa kecilnya. Ibu heran karena tidak mendengar berita kecelakaan saat mereka mencari Park Ha, ia bertanya pada Se Na, namun Se Na mengelak dengan mengatakan kalau saat ini bukan waktu yg tepat untuk membahas masa lalu. Si Ibu pun mengiyakan dan bersiap menerima pelawat. Se Na mendekati Park Ha, ia memastikan apakah Park Ha mengingat kejadian di masa lalu, namun Park Ha mengatakan ia tidak ingat apapun. Se Na pun lega mendengarnya.
Kembali ke dinasti Joseon guysssss,
Lee Gak mengumpulkan semua pejabat istana. Perdana mentri tidak yakin kalau ini kasus pembunuhan. Lee Gak bersikeras kalau ini adalah kasus pembunuhan. Perdana mentri tidak mau kalah, ia mengatakan tidak ada alasan membunuh Putri Mahkota, ia juga mengatakan kalau putri memiliki kebiasaan berjalan2 di malam hari, saat tidak bisa tidur dan kemungkinan ia salah melangkah dan terjebur ke kolam. Ia pun memohon Pangeran untuk tidak memperkeruh keadaan. Semua pejabat pun memohon kepada Raja. Lee Gak masih tidak terima, seharusnya kalau putri jalan-jalan di taman, akan ada pelayan yg menemaninya, jadi bagaimana mungkin pelayan tidak menolongnya saat ia terjebur. Raja hanya diam saja sambil memikirkan setiap argumen yang keluar dari Lee Gak dan perdana mentri. Lalu datang lah kepala pengawal melaporkan bahwa ia mengetahui ada dua pelayan yag menemani putri istana, namun pelayan itu kabur karena takut disalahkan. Raja pun mengeluarkan perintah untuk menghukum mati dayang tersebut, namun sayangnya dayang tersebut sudah mati lebih dulu. Raja heran bagaimana dayang itu bisa tewas. Kepala pengawal menjelaskan, kalau dayang itu terbunuh oleh pengawal saat dilakukan pengejaran. Selama pembicaraan berlangsung tampak Perdana mentri seperti menyembunyikan sesuatu. Perdana mentri mengatakan kalau para dayang itu sudah mendapatkan balasan yg setimpal, selain itu para dayang telah mengakui kesalahannya sehingga tidak perlu lagi di lakukan penyelidikan. Ia juga meminta segera diadakan pemakaman untuk putri mahkota. Para pejabat istana lainnya pun memohon agar di percepat pemakamannya. Raja mengizinkan mereka, ia terlihat sedang tidak baik kesehatannya. Lee Gak tampak tidak puas.
Di sebuah kedai minuman, Tampak Man Bo (seorang pria berusaha 21 tahun, saat masih muda ia dikenal dengan kejeniusannya, tapi karena ia putra seorang selir, ia tidak diperbolehkan ikut ujian negara sehingga tidak boleh menjadi pejabat pemerintahan), sedang minum ia mencoba menggoda pelayan dengan menyentuh bokong si pelayang, sialnya ternyata pelayan itu cowok, sehingga Man Bo pun di hajar hingga terpental ke tanah. Lee Gak menghampirinya, ia mengajak Man Bo bicara. Lee Gak menyebutkan semua kepandaian Man Bo, termasuk keberhasilannya dalam mengungkap kasus pembunuhan seorang pelacur. Lee Gak pun mengajak Man Bo bergabung dengannya untuk menguak kasus putri mahkota.
Di tempat lain, seorang pidana bersiap menerima hukuman pancung, yang tak lain adalah Wu Yong Sul, pria yang mencari dan membunuh bangsawan yg telah memperkosa saudara dan membunuh ibunya. Dia berhasil membunuh 7 pendekar, dan lari dari kejaran 9 pendekar. Lee Gak menemuinya, dan menanyankan alasan Yong Sul belajar ilmu pedang. Yong Sul menjawab kalau dirinya hendak menolong rakyat jelata dan melindungi negeri. Lee Gak pun mengajak Yong Sul bergabung dengannya.
Di sebuah wc, tampak seorang pria sedang berdiri BAK. Seorang gisaeng cantik, yang tak lain adalah Do Chi San, mantan kasim yang dikeluarkan dari istana karena skandalnya dengan dayang, membuat dirinya terpaksa menyamar menjadi wanita dan bekerja sebagai gisaeng di rumah bordir terkenal. Ia berdiri mengangkat gaun nya dan mulai BAK sehingga pria di samping nya terkejut, ia pun tersenyum jahil kepada pria itu, sehingga si pria lari ketakutan. Lee Gak pergi menemui Chi San, ia mengatakan semua kehebatan Chi San dalam mengetahui semua hal berkaitan dengan kasim, dayang, istana, dan rumah pejabat pemerintahan. Lee Gak pun mengajak Chi San bergabung untuk menguak misteri putri mahkota.
Akhirnya, Song Man Bo diangkat menjadi pembimbing pangeran mahkota, Do Chi San diangkat kembali menjadi Kasim istana, dan Wo Yong Sul sebagai pengawal pribadi putera mahkota melalui penunjukan istimewa. Mereka berempat pun, bersama pangeran Lee Gak maksudnya, memulai penyelidikan misteri kematian putri mahkota. (Again, F-Tse tak ada habisnya -asri-)
Lee Gak membawa ketiga nya menuju kamar tidur putri mahkota.
“malam itu aku memerintahkan untuk menyediakan makanan kecil dan berbicara sedikit dengan putri mengenai kesehatan raja yg memburuk dan kesulitan berhadapan dengan para sarjana. Kemudian adik ipar datang dan mengtakan kalau ia telah menemukan jawaban teka-teki yg aku berikan. Ia berhasil menjawabnya dengan benar. Setelah ia pulang, aku kembali minum dan tertidur. Lalu aku terbagun dan tidak melihat putri mahkota.”ucap Lee Gak.
Keesokan harinya, Yong Sul dan Man Bo menghadap Lee Gak untuk melaporkan hasil investigasi mereka. Man Bo berhipotesis jikalau Putri diracuni orang, maka putri masih bisa berjalan menuju kolam Bu Yong seperti biasa. Racun membutuhkan waktu lama untuk bereaksi, jadi bisa disimpulkan kalau putri terjatuh akibat racun yg telah menyebarkan ke seluruh tubuh selama perjalanan.
Yong Sul melaporkan kalau ia telah menemukan penjual racun, tapi sayang ia telah tewas dibunuh. Dan racun yg ia jual adalah sianida, wkwkw jadi inget kasus munir nih (bukannya munir diracun pakai arsenik? -asri-, arsenik sama sianida itu podowae ndok, -saa-). Man Bo mengatakan kalau racun itu berasal dari kesemak kering yang telah dibubuhi racun sianida. Lalu datanglah Chi San melaporkan bahwa ia mendengar ada seseorang bersama putri mahkota malam itu di kolam Bu Yong.
Mereka berempat memutuskan untuk mengunjungi kediaman orang yang di maksud Chi San ketika melewati kolam Bu Yong tanpa mereka sadari di sana ada sebuah penyu raksasa, kalo ga salah lho, aku ga jelas juga itu apa.
Sialnya di perjalanan mereka di serang oleh sekawanan ninja alias pembunuh bayaran, mereka pun melarikan diri dari kawanan ninja tersebut dan ketika mereka berusaha menyebrangi tebing, mereka justru terkirim ke dunia lain bersamaan dengan terjadinya gerhana bulan.
Kembali ke abad 21,
Park Ha membantu ibu tirinya berjualan ikan di pasar. Lalu datang Se Na menjemput ibunya. Terlihat sekali Se Na tidak menyukai pasar yang becek itu. Park Ha pun tertawa melihat tingkah Se Na. Park Ha memutuskan kembali ke rumahnya, dan begitu kagetnya ia begitu melihat 4 orang pria berpakaian kerajaan duduk bersila di dalam rumahnya, ia pun mengambil telfon bersiap menyerang ke empat pria aneh itu....
~bersambung~
0 komentar:
Posting Komentar