Shin
dan Chae-gyeong sedang sarapan berdua seperti biasanya. HP Shin
berbunyi. Shin mengangkatnya. Dia bicara di telepon dengan sesekali
memandangi Chae-gyeong. Saat selesai, Chae-gyeong bertanya apa Hyo-rin
yang menelpon, dengan enteng Shin mengiyakan. Chae-gyeong bilang, Shin
tak perlu menyembunyikannya. Hyo-rin kan juga teman Shin. Jadi kalau
menelpon tak apa-apa.
Shin
bertanya apa maksud Chae-gyeong. Chae-gyeong bilang, dari tadi Shin
menelpon sambil melmandangi Chae-gyeong. Chae-gyeong bilang kalau dia
tak apa-apa kalau Shin menelpon Hyo-rin. Shin menyela kata-kata
Chae-gyeong. “Aku menikah atau tidak, aku akan mengangkat siapa saja
yang menelponku tanpa memikirkan apa yang ada dipikiran orang lain.
Alasan kenapa aku memandangimu karna ada nasi tertinggal di pipimu” kata
Shin. Chae-gyeong kaget mendengarnya dan segera mengelap sisa nasinya.
Hihihihihi………..
“Apa
kau merasa pernikahan ini terlalu berat untukmu? Meskipun kau
menikahiku karna ingin pindah ke istana Chang-deok, tapi apa artinya aku
untukmu? Katakanlah didepanku. Aku adalah barang yang bagus yang bisa
digunakan untuk pertukaran. Aku merasa tak senang setelah itu” kata
Chae-gyeong. Shin tertawa meremehkan.
“Apa
kau sadar mengatakan hal itu?” tanya Shin. “Apa maksudmu?” Chae-gyeong
balik bertanya. “Untuk masuk ke kelas utama ini, kau menikahiku karna
uang. Kudengar kau meminta pada Ibuku untuk mengatasi masalah keuangan
di keluargamu. Bukankah itu berarti kau menikahiku karna uang” sindir
Shin dengan sinis. Chae-gyeong sedih sekali mendengarnya.
“Ah..jangan
salah kira. Aku melihat adikmu juga mengatakan hal itu… Kudengar kau
adalah gadis dengan pemikiran yang sederhana. Aku tak pernah tahu kalau
kau bisa begitu pintar menghitung. Kudengar kau sudah menerima dokumen
dari Akuntan Istana. Apa yang kau rasakan saat melihat jumlah uangmu?”
Shin tambah menyindir dengan tajam.
“Kata-katamu
benar-benar jahat!” kata Chae-gyeong. “Kenapa? Apa kau marah? Tak perlu
merasa seperti itu dan habiskan saja pencuci mulutmu” jawab Shin.
Chae-gyeong mendengus kesal. “Sepertinya kau benar-benar marah. Kenapa?
Apa kau begitu marah?” tanya Shin sambil tersenyum mengejek. “Jika bisa,
aku akan menjahit mulutmu” kata Chae-gyeong sambil bangkit dari tempat
duduknya. “Baiklah. Memang benar. Aku menikahimu karna uang. Apa kau
puas sekarang? Aku merasa senang saat aku melihat buku tabunganku. Saat
aku melihat buku itu, aku masih berpikir satu hal. Sejak kau memberikan
cap padaku sebagai cewek matre, aku mungkin akan menguasai seluruh
hartamu dan membantu keluargaku yang miskin” Chae-gyeong membalikkan
badannya untuk menghapus airmatanya.
“Kau
tahu Lee Dong-wan dalam film “The Trap of Youth?” dia itu yang aku
jadikan sebagai patokan. Apa kau tahu? Bertemu seorang suami yang baik
dan terus menangkapnya. Untuk merubah statusku dari wanita yang miskin
menjadi seseorang yang terpenuhi kebutuhannya dan kemudian merencanakan
sesuatu untuk menguasai hartanya. Kau harus berhati-hati mulai sekarang.
Dasar kau tak punya hati!” maki Chae-gyeong sambil meninggalkan tempat
itu.
Shin
hanya bisa memandangi kepergian Chae-gyeong dengan bingung. Sementara
itu, Chae-gyeong masuk ke kamarnya dan memaki sambil menangis di dalam.
Kedua dayang Chae-gyeong dan Asisten Shin memandang dengan sedih.
Chae-gyeong hendak keluar, tapi dihentikan oleh Choi Sanggung.
Chae-gyeong bilang dia akan segera kembali hingga Choi Sanggung pun
membiarkannya pergi.
Asisten
Shin menghampiri Shin dan bersiap untuk mengatakan jadwal Shin
berikutnya. Tapi Shin malah bertanya tentang film yang tadi disebut oleh
Chae-gyeong. Asisten Shin berkata dia tahu drama itu.
Sementara
itu Chae-gyeong berjalan sambil mengomel dan mengata-ngatai Shin.
Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya karna melihat seseorang yang dia
kenal. Ternyata orang itu adalah Yeol. Mereka pun duduk dan ngobrol
berdua. Chae-gyeong kaget karna melihat Yeol di istana. Yeol bilang dia
juga salah satu anggota keluarga kerajaan. Hanya saja dia tak bisa
datang saat pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Chae-gyeong mengucapkan
terimakasih karna Yeol sudah membawakannya permen dan coklat waktu itu.
Bukannya mengerti, Yeol malah bingung. (episode 3).
Di
kamarnya, Shin dan asistennya menonton film yang dimaksud oleh
Chae-gyeong. Shin merasa ngantuk sekali saat menontonnya. Sementara
Chae-gyeong sendiri sedang ngobrol berdua dengan Yeol.
“Apa
yang akan teman-teman sekelas katakan. Dengan tiba-tiba….aku jadi
seorang Putri Mahkota. Aku jadi takut mereka semua akan mengutukku. Saat
ketemu tiga orang teman baikku, sebuah lubang tiba-tiba muncul di
kepalaku” ungkap Chae-gyeong. “Yah, anggap saja ada seekor kucing jenis
baru yang muncul. Bagaimana wajah itu mampu memikat Putra Mahkota.
Berhentilah berkata seperti itu. Sejujurnya, apa kau percaya pada
omongkosong seperti itu?” tanya Yeol sambil tertawa.
Chae-gyeong
malah malu mendengar kata-kata Yeol. “Akan sangat mudah menyukaimu
karna kau itu imut. Meskipun sebenarnya kau bukan tipe gadis yang
disukai Shin” kata Yeol. Chae-gyeong tersenyum tipis. Tiba-tiba HP
Chae-gyeong berbunyi. Chae-gyeong pikir Choi Sanggung yang menelpon
karna dia harus segera belajar. Shin yang menelpon. Tapi dengan
malas-malasan Chae-gyeong menjawabnya.
“Kenapa?
Apa kau menelpon karna kau ingin mencari tahu apa aku mencuri sesuatu?”
tanya Chae-gyeong sambil langsung menutup telpon Shin. Yeol tersenyum
dan berkata pada Chae-gyeong. “Apa kau siap mengalami pertengkaran antar
pasangan? Sepertinya hidup kalian akan sangat menarik”. “Hidup menarik
apa?” kata Chae-gyeong tersenyum masam. “Bukankah kau harus pergi?”
tanya Yeol. Tapi Chae-gyeong enggan beranjak dari tempat itu.
Yeol
membujuk Chae-gyeong untuk cepat pergi karna Shin adalah tipe cowok
yang gampang marah kalau harus dipaksa menunggu. Dengan berat hati
Chae-gyeong terpaksa pulang kembali ke kediamannya.
Ternyata
Shin sudah menunggunya. Chae-gyeong kaget melihat Shin sudah berbaring
di dalam ruangannya. Wajah Chae-gyeong jadi tambah manyun. “Bagaimana
kabarmu Nn. Lee Dong-wan? Orang itu benar-benar buruk” komentar Shin yang baru saja selesai menonton film “The Trap of Youth”. Chae-gyeong masuk ke dalam.
“Kenapa?
Orang itu sama denganku. Menikah hanya untuk mendapatkan uang” kata
Chae-gyeong tertunduk sedih. Shin bangkit dari kursi tempatnya
berbaring. “Berhentilah berkata seperti itu. Sekarang aku sangat
mengerti arti film itu setelah aku menontonnya” kata Shin sambil berdiri
menghampiri Chae-gyeong.
“Sebenarnya
aku berpikir untuk mengundangmu makan malam. Bagaimana? Kau bisa
mengundang teman-temanmu sebanyak yang kau mau” tanya Shin. “Apa kau
sedang membodohi dan bermain-main denganku sekarang?” Chae-gyeong malah
marah mendengar kata-kata Shin. Shin mencoba mendekati Chae-gyeong. Tapi
Chae-gyeong malah mendorong Shin untuk menjauh darinya. “Iya. Aku hanya
bercanda. Kau ingin pulang ke rumah kan? Haruskah aku mengabulkannya?
Atau haruskah aku mengundang orangtuamu kemari?” tanya Shin lagi.
Chae-gyeong mengangkat wajahnya. Chae-gyeong mengangguk mengiyakan.
“Baiklah.
Akan kulakukan jika sudah kulihat bagaimana tingkah lakumu dulu” kata
Shin. Chae-gyeong jadi tambah marah karnanya. Dia memegang kerah baju
Shin. “Apa katamu? Aku hampir gila memikirkan mereka. Kenapa kau harus
bilang kalau aku menikah denganmu karna uang untuk membuatku marah? Dan
sekarang kau membodohiku dengan mengatakan “Aku akan membiarkanmu pulang
ke rumah”. Kau benar-benar orang yang jahat” kata Chae-gyeong sambil
memukuli Shin karna kesal merasa dirinya dipermainkan oleh Shin.
Shin
mencoba melepaskan diri dari Chae-gyeong. Dia menggenggam tangan
Chae-gyeong yang berusaha memukulnya. Kemudian meninggalkan Chae-gyeong.
Sebelumnya dia sempat berkata apakah Chae-gyeong sudah siap untuk ujian
besok pagi. Tentu saja Chae-gyeong kaget karna dia sama sekali tidak
ingat kalau besok mereka harus menghadapi ujian.
Paginya,
Chae-gyeong dan teman-temannya mengerjakan test. Chae-gyeong sibuk
mencontek jawaban Yeol yang duduk tak jauh darinya. Setellah Yeol,
giliran Kang-hyeon yang dimintai jawaban. Tapi Kang-hyeon sama sekali
tak bereaksi. Gwali kelasnya mengomeli karna merasa Chae-gyeong sebagai
seorang calon Ratu harusnya memberi contoh yang baik pada rakyatnya. Tak
berapa lama kemudian, wali kelas meminta mereka semua untuk
mengumpulkan jawaban test.
Sementara
itu di ruangan lain, Hyo-rin mulai belajar balet lagi. Sementara Shin
dan teman-temannya sedang asyik bercanda di luar ruangan kelas mereka.
Tiba-tiba Hyo-rin muncul dari tangga bawah. Teman-teman Shin menyapa
Hyo-rin. Hyo-rin mencoba tersenyum pada Shin. Shin hanya tersenyum
tipis. Hyo-rin pun [pergi meninggalkan mereka.
Pulang
sekolah, Shin mendapat laporan dari para pengawalnya kalau Chae-gyeong
tak ditemukan dimana-mana. Ternyata Chae-gyeong dan ketiga sahabatnya
sedang asyik menikmati Ttokbokki di pinggir jalan dan mereka merasa
senang karna berhasil mengecoh para pengawal Shin dan pengawal
Chae-gyeong. Tiba-tiba Yeol datang menyapa mereka.
Mereka
berkata Yeol hebat karna bisa mengenali mereka. Kemudian mereka meminta
Yeol ikut makan Ttokbokki bersama mereka. Tapi Yeol merasa aneh karna
ini adalah kali pertama Yeol memakan Ttokbokki. Mereka tahu Yeol lama
meningggalkan Korea. Jadi mereka maklum kalau Yeol merasa aneh.
Tiba-tiba salah satu teman Chae-gyeong berseru karna ada masalah besar.
Ternyata Shin meninggalkan Chae-gyeong di sekolah. Shin dan para
pengawal sudah kembali meninggalkan sekolah.
Di
istana, Ratu sedang mengobrol bersama Choi Sanggung dan membicarakan
tentang pendidikan Chae-gyeong yang sama sekali belum mengalami
kemajuan. choi Sang-gung berkata kalau Chae-gyeong memang tidak pintar
dalam pendidikan. Tapi dia pandai dalam hal maen catur dan juga beberapa
seni.
Selesai
belajar hari itu, Chae-gyeong menemui Shin dan berkata kalau dia senang
bahwa hari ini orangtuanya akan pergi ke istana. Chae-gyeong memohon
pada Shin agar membantunya mengerjakan tugas supaya dia bisa cepat
selesai belajar hari ini dan bisa cepat bertemu dengan orangtuanya. Tapi
Shin dengan dingin menolaknya. Tentu saja Chae-gyeong kesal dengan
penolakan Shin.
Orangtua
Chae-gyeong datang dan ngobrol bersama Ibu Suri, Raja dan Ratu. Raja
meminta maaf karna baru sempat mengundang mereka ke istana sekarang.
Tapi kedua ortu Chae-gyeong berkata taka pa-apa. Suatu
kehormatan bisa datang ke istana. Kelakuan Ayah Chae-gyeong yang hampir
mirip dengan Chae-gyeong membuat Ibu Suri menahan tawanya berkali-kali
demi menjaga kesopanan.
Sementara
itu, Chae-gyeong gelisah dalam belajarnya. Dia memandangi HP-ny dan
Choi Sang-gung yang melihatnya jadi marah karna Chae-gyeong tak
konsentrasi belajar.
Ayah
dan Ibu Chae-gyeong sedang menunggu Chae-gyeong dan merasa tak senang
karna Chae-gyeong tak datang-datang. Apalagi berkali-kali Ibu
Chae-gyeong ditelpon oleh klien-nya. Saat Ibunya ingin pulang, Ayahnya
mencegahnya. Tapi karna Chae-gyeong kelamaan, mereka pun akhirnya pulang
juga.
Selesai
belajar, Chae-gyeong berlari-lari pulang dengan tergesa-gesa. Tapi saat
dia masuk ke dalam kamarnya, yang ada hanyalah kimchi buatan Ayahnya
yang sangat disukai Chae-gyeong yang dibawa oleh ortunya. Tentu saja
Chae-gyeong yang sangat kangen pada kedua ortunya sangat sedih karna
mereka tak bisa bertemu. Chae-gyeong pun menangis sedih.
Chae-gyeong
keluar dan marah saat bertemu dengan Shin. “Kau ini menantu macam apa.
Membiarkan Ayah dan Ibuku yang ingin bertemu denganku pergi begitu saja.
Tiap hari hanya bisa sok keren saja. Aku sangat rindu orangtuaku” kata
Chae-gyeong. tangisnya pecah lagi. “Kami tak tahu kalau mereka pergi.
Mereka sama sekali tak menelpon. Pangeran bilang kau mungkin tak nyaman
jika pangeran ada di sekitar anda. Jadi dia menunggu hingga anda selesai
bertemu dengan orangtua anda. Itulah kenapa pangeran baru muncul
sekarang”ungkap Pengawal Shin.
Ada
sedikit penyesalan di wajah Chae-gyeong karna tlah salah menuduh
Chae-gyeong. “Daripada mengatakan hal yang tak berguna, katakana saja
padanya, apa jadwal dia selanjutnya” kata Shin yang agal tersinggung.
Shin juga memerintahkan mengirim barang yang di bawanya ke rumah ortu
Chae-gyeong. Shin pergi meninggalkan Chae-gyeong. Chae-gyeong hanya bisa
memandangi Shin dengan menyesal.
Chae-gyeong
menemui Shin di kamarnya. Walaupun Shin tak menghiraukan panggilannya,
tapi Chae-gyeong masuk begitu saja dan duduk di depan Shin. Chae-gyeong
mengambil Edward, teddy bear Shin dan menimang-nimangnya. Shin asik
dengan CD Player sambil membaca bukunya dan tak menghiraukan kedatangan
Chae-gyeong.
“Apa
kau masih menyukai Min Hyo-rin? Jika keluargaku tak pernah membuat
perjanjian seperti ini, kita takkan menikah. Dan mungkin kau akan
menikah dengannya kan? Karna dia satu-satunya yang kau suka. Jika
seperti itu, kau pasti akan sangat bahagia karna menikah dengannya
sekarang. Sepertinya aku ini hanya benalu yang tumbuh di antara kalian
berdua. Dan aku merasa bersalah padanya. Tapi saat aku berpikir kau
menikah dengannya, aku merasa sangat sedih. Aku ini aneh kan? ” kata
Chae-gyeong.
Chae-gyeong menghentikan kata-katanya karna Shin menutup bukunya dengan keras.
Chae-gyeong memandangi Shin. Shin melepas headsetnya dan berkata kalau
Shin ingin pergi ke belakang. Chae-gyeong mengambil CD Player Shin. “Aku
penasaran, sebenarnya dia mendengarkan musik macam apa” kata
Chae-gyeong.
Betapa
terkejutnya Chae-gyeong saat membuka CD Player Shin karna ternyata tak
ada kaset CD di dalamnya. Bahkan CD Player itu tak dilengkapi dengan
Radio. Tentu saja Chae-gyeong panic. Jadi tadi Shin mendengar apa?
Jangan-jangan Shin mendengar semua kata-kata yang diucapkannya tadi.
Chae-gyeong jadi panik dan salah tingkah. Chae-gyeong langsung lari
pulang ke kamarnya.
“Kau
mau pergi kemana” tegur Shin saat Chae-gyeong berlari pergi.
Chae-gyeong bilang tak apa-apa, dia hanya ingin pulang. Ada rona sedih
di wajah Shin saat Chae-gyeong pergi.
“Aku
memalukan sekali. Sekarang apa yang harus aku lakukan?” kata
Chae-gyeong di kamarnya. Chae-gyeong langsung menelpon Kang-hyeon dan
menceritakan semuanya. “Dia mendengarkan kata-katamu dan berpura-pura
bahwa dia tak mendengar apapun?” tanya Kang-hyeon. “Rasanya sebentar
lagi aku akan jadi gila. Dari ekspresinya, aku yakin dia dengar” curhat
Chae-gyeong. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak… mungkin dia tak
dengar apapun. Yang jelas aku tak bilang ‘aku suka padamu’. “ kata
Chae-gyeong lagi.
“Dasar
bodoh. Itu sama saja. Kau pasti benar-benar menyukai dia. Aigo…..kau
sama saja dengan cerita di buku yang sedang kubaca sekarang. Dimana
seseorang yang kawin kontrak pada akhirnya mereka akan saling jatuh
cinta” kata Kang-hyeon.
Chae-gyeong mencoba mencari ketenangan di depan kamarnya. Tapi pikirannya
sungguh tak karuan. Tiba-tiba Yeol menghampirinya. “Sepertinya ada hal
berat yang sedang kau pikirkan” kata Yeol. “Kau baru saja mengucapkan
salam untuk Ibu Suri?” tanya Chae-gyeong. “Ya. Karna itulah aku tahu
kalau minggu depan adalah ultah Shin” kata Yeol. “Ulangtahun?” tanya
Chae-gyeong. “Apa kau tak tahu? Pestanya biasanya diadakan di pulau Jeju
dan dia akan mengundang kami semua untuk datang. Kenapa ini. Masak
Putri Mahkota tak tahu tentang hal ini?” tanya Yeol heran.
Hari
ulang tahun Shin. Seperti yang Yeol katakan, pesta itu dilagsungkan di
Pulau Jeju. Shin masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Chae-gyeong.
teman-teman Shin juga datang. Dan mereka membicarakan tentang hyo-rin.
Tentu saja Chae-gyeong kecewa karnanya. Apalagi Hyo-rin berdandan dengan
sangat anggun. Chae-gyeong tambah sedih melihatnya. Apalagi saat
suaminya berjabat tangan dengan Hyo-rin. Tapi Chae-gyeong tak bisa
berbuat apa-apa. Hanya Yeol yang terus memperhatikan raut wajah sedih
Chae-gyeong.
Chae-gyeong
ngobrol berdua dengan Yeol sementara Shin asyik bersama Hyo-rin dan
teman-temannya. Chae-gyeong berkata, Hyo-rin itu gadis paling cantik di
sekolah mereka. Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba HP Yeol
berbunyi. Ibu Yeol yang menelpon dan bertanya apa Yeol sudah sampai di
Jeju. Ibunya bilang dia sedang mengatur apartemen mereka dan kemudian
memutuskan obrolan di telpon saat ada tamu penting yang datang.
Tamu
Ibu Yeol adalah teman baik Ayah Yeol. Mereka berdua merencanakan untuk
membuat skandal tentang keluarga istana yang akan membuat mereka malu
lalu kemudian merebut tahta dari tangan mereka. Semua sudah dipersiapkan
dengan baik.
Sementara
itu, beberapa wartawan mencoba masuk ke area pesta ultah Shin dengan
cara meramal sebagai tukang sayur yang datang untuk mengantarkan
sayuran. Mereka sudah siap dengan kamera mereka untuk mencari berita.
Chae-gyeong
mengambil makanan dan lagi-lagi bertemu dengan Hyo-rin. Hyo-rin
bertanya apa Chae-gyeong senang tinggal di istana, Chae-gyeong hanya
bisa diam. Saat duduk bersama-sama, ternyata Hyo-rin mengambil makanan
itu untuk Shin. Tentu saja Chae-gyeong tambah sedih melihat keakraban
mereka berdua.
Sementara
itu, tiga orang sahabat Chae-gyeong mencoba menyusup masuk ke area
pesta. Mereka mengendap-endap dan menyaksikan acara ultah Shin. Mereka
heran melihat Yeol ada di pesta Shin. Tapi karna berteriak, mereka
ketahuan para penjaga lalu kemudian ditangkap. Sementara itu, para
wartawan sibuk mengabadikan kemesraan antara Shin dan Hyo-rin.
Chae-gyeong
hanya berdua bersama Yeol. Untung saja masih ada Yeol yang menemani
Chae-gyeong karna Chae-gyeong tak tahu Shin ada dimana. Tiba-tiba
teman-teman Shin datang dan menyuruh Yeol pergi karna Shin mencarinya.
Teman-teman Shin mengerjai Chae-gyeong yang tak bisa bahasa Inggris.
Hyo-rin juga ada di antara mereka. Mereka mengatakan kalau Chae-gyeong
adalah bagian yang menyenangkan dari pesta ini. Chae-gyeong yang tak
paham apapun hanya bisa diam saja saat mereka tertawa-tawa mengejeknya
dengan memakai bahasa Inggris.
Sementara
itu, Shin ternyata sedang mandi di sauna berdua dengan Yeol. Yeol
berkata kalau daritadi Chae-gyeong mencarinya. Kenapa Shin tak bilang
kalau dia ada disini. Ini pesta pertamanya. Harusnya Shin
selalu ada di dekatnya. Shin itu putra mahkota dan Chae-gyeong putrid
mahkota. Harusnya di saat-saat seperti ini, Shin harus ada di dekat
Chae-gyeong.
Pengawal
kerajaan mengiinterogasi teman-teman Chae-gyeong. mereka tak percaya
saat teman-teman Chae-gyeong bilang kalau mereka bertiga adalah sahabat
putri mahkota. Tentu saja Chae-gyeong segera dipanggil dan membebaskan
mereka. Tentu saja mereka sangat senang.
Chae-gyeong
bertanya kenapa mereka bisa ada disitu, mereka bilang, mereka kan
penggemar keluarga istana. Jadi apapun yang berhubungan dengan keluarga
istana, tentu saja mereka tahu. Chae-gyeong bertanya kenapa Kang-hyeon
yang biasanya tak peduli ikut datang. Dengan gugup Kang-hyeon berkata
kalau dia hanrus mengawasi kedua temannya yang tak pernah bertindak
normal. Hehehe…….
Yeol
juga ikut menyusul Chae-gyeong. Yeol bilang sekarang saatnya acara buka
kado. Jadi Chae-gyeong harus ada disana karna Chae-gyeong itu Putri
Mahkota. Tapi Chae-gyeong agak ragu untuk pergi karna teman-temannya tak
mungkin bisa ikut pergi bersamanya. Apalagi mereka terus saja memegangi
tangan Chae-gyeong untuk tidak meninggalkan mereka di situ.
Yeol
tahu apa masalah mereka dan berkata agar Chae-gyeong membawa
teman-temannya juga. Tak apa karna mereka kan juga teman sekelas Yeol.
Tentu saja mereka semua senang sekali mendengarnya. Kang-hyeon bertanya
apa benar Yeol itu juga seorang pangeran. Chae-gyeong dengan gugup
mengiyakan.
Hyo-rin
menghadiahi Shin MP3 Player. Shin senang menerimanya. Sementara itu,
Chae-gyeong menghadiahi Shin sepasang sepatu. Teman-teman membandingkan
hadiah Chae-gyeong dengan hadiah dari Hyo-rin. Shin jadi malu karnanya.
Tentu saja Chae-gyeong sedih melihatnya. Teman-teman Chae-gyeong juga
tak habis pikir kenapa Chae-gyeong menghadiahi Shin sepatu murahan.
Chae-gyeong meminta mereka berhenti bercanda karna dia juga sudah sangat
malu tadi di hadapan teman-teman Shin.
Chae-gyeong
dan teman-temannya menghampiri Shin karna teman-teman Chae-gyeong juga
membawa hadiah untuk Shin. Shin sedang asyik mendengarkan mp3 barunya.
Chae-gyeong duduk di sebelah Shin. Tapi Shin tak begitu mempedulikan
mereka. Apalagi saat teman-teman Shin datang dan berkata pada
Chae-gyeong, kalau yang di duduki Chae-gyeong itu tempat Hyo-rin.
Chae-gyeong minta maaf dan segera mengajak teman-temannya pergi.
Malam
hari, Kang-hyeon menasehati Chae-gyeong di tepi kolam. Kenapa
Chae-gyeong diam saja saat teman-teman Shin mengusirnya. Tempat di
sebelah Shin itu, tentu saja tempat Chae-gyeong karna Chae-gyeong itu
istri Shin. Tapi kenapa Chae-gyeong membiarkan mereka menang.
Chae-gyeong berkata. Mungkin mereka pikir Hyo-rin itu jahat. Tapi
sebenarnya Chae-gyeong lah yang jahat. Teman-teman Chae-gyeong tak
terima kalau Chae-gyeong menganggap dirinya sendiri jahat. “Putri
Mahkota adalah orang yang sangat baik” protes mereka.
“Sejak
awal, Hyo-rin itu pacar Shin. Dia bahkan sudah pernah dilamar oleh
Shin” kata Chae-gyeong. Tentu saja teman-temannya kaget mendengarnya.
“Bukan..bukan itu maksudku. Min Hyo-rin sangat mengerti Shin. Apa yang
Shin suka, apa kebiasaan Shin. Sedangkan aku tak tahu apapun tentang
Shin” kata Chae-gyeong dengan sedih. Salah satu teman Chae-gyeong
mengiyakan perkataan Chae-gyeong dan berkata Shin dan Hyo-rin memang
sangat cocok.
“Itulah
kenapa, aku bilang akulah yang jahat karna tlah memisahkan mereka.
Itulah kenapa aku tak mau bertengkat dengan mereka” ungkap Chae-gyeong
dengan sedih. Kang-hyeon tak suka melihat Chae-gyeong sedih. Tiba-tiba
Yeol menyapa mereka. “Hei, gadis-gadis abad 21. kenapa kalian terlihat
sangat menyedihkan? Apa pestanya tak menyenangkan?” tanyanya. Mereka
berempat terkejut dan berbalik memandangi Yeol yang sedang duduk di atas
ayunan di belakang mereka.
Chae-gyeong
yang sedih bermain air kolam. Chae-gyeong tak sadar saat Yeol
mengendap-endap menghampirinya. Kang-hyeon dan teman-temannya melihat
Yeol. Tapi Yeol meminta mereka untuk tutup mulut. Yeol menyeburkan
Chae-gyeong ke kolam yang ternyata dangkal. Tentu saja Chae-gyeong
berteriak karna kaget. “Apa-apaan kau ini, Yeol-Gun. Kalian pikir ini
lucu ya!” kardik Chae-gyeong sambil menarik teman-temannya ke dalam
kolam. Dan tentu saja Chae-gyeong juga menarik Yeol masuk ke kolam.
Mereka
berteriak-teriak dan tertawa di dalam kolam. Shin yang sedang asyik
membaca mendengar kegaduhan tawa mereka. Dia membuka kembali hadiah
Chae-gyeong dan membelai dengan sayang hadiah sepasang sepatu yang
diberikan Chae-gyeong kemudian mencoba memakainya. Dia terkejut saat
tiba-tiba Hyorin datang dan duduk di sampingnya.
Hyo-rin
agak kecewa melihat Mp3 darinya tergeletak begitu saja di samping Shin.
Hyo-rin bertanya apa Shin sudah memakai Mp3 darinya, Shin bilang dia
belum mencobanya. Kemudian Hyo-rin memasangkan headset di telinga Shin
dan mereka mendengarkan musik berdua tanpa tahu kalau ada wartawan yang
mengabadikan kemesraan mereka.
Tengah
malam, Shin dan Chae-gyeong sudah ada di istana. “Ini pertama kalinya
aku pergi ke Pulau Jeju, kenapa kita harus kembali cepat-cepat di tengah
malam. Apa kereta kencananya akan berubah jadi labu dan Cinderella akan
berubah jadi gadis miskin lagi?” protes Chae-gyeong. “Hei. Kupikir kau
kebanyakan minum air dan lupa pada satu hal. Memberi salam pada para
Tetua di pagi hari adalah jadwal terpenting kita. Apa kau ingat itu?”
timpal Shin. “Aku lupa semua tentang itu. Besok itu hari Minggu dan aku
bahkan tak bisa tidur larut malam” lanjut Chae-gyeong lagi. Shin hanya
bisa mendesah kesal mendengar kata-kata Chae-gyeong.
“Karna aku tak bisa tidur besok, lebih baik aku tak tidur sekalian” kata Chae-gyeong.
Shin
tidur di kamarnya. Tapi tidurnya pun tak tenang. Dia membuka hadiah
dari teman-teman Chae-gyeong. yang berisi sebuah kalung. Sementara itu,
Hyo-rin sedang duduk di kamarnya dan memikirkan Shin. Dan Yeol yang juga
belum tidur memandangi jendela kamarnya. Chae-gyeong yang bilang kalau
dia takkan tidur sedang duduk di tepi tempat tidurnya. Kemudian tak
sengaja dia melihat Shin yang sedang duduk di kursinya sambil tersenyum.
Bersambung……………..
0 komentar:
Posting Komentar