Ha-ni : Mengapa kau keluar dari rumah itu?
Seung-jo : Karena ini rumahku.
Ibu lewat intercom : Baek Seung-jo ayo masuk! Hani-ah ayo masuk ke dalam rumah..
Ha-ni masih shock, Seung-jo beranjak masuk lalu menunjuk ke arah koper, apa aku harus membawa itu?
Ha Ni : Tidak
Seung-jo dengan senyum sinis berkata, jadi ingat ya, kau hampir jadi gelandangan dan kau masih menolak bantuanku. Lalu masuk.
Ha-ni tidak percaya ini arrrrrgh.......
Kemudian
mereka semua berkumpul di ruang tengah. Ayah Baek menyambut keluarga Oh
dengan hangat, Ibu juga, dia bahkan langsung merasa akrab dengan Ha-ni.
Ibu Seung-jo tanya, kalian satu angkatan kan, apa kalian tidak saling kenal? Ha-ni berkata kalau Seung-jo itu terkenal. Ibunya berkata tapi dia aneh, dia arogan dan suka memandang rendah orang. Apa dia akan punya pacar?
Ha-ni tersenyum geli.
Lalu adik Seung-jo turun, Ayahnya mengenalkan dia, ini yang kecil, Baek Eun-jo, masih kelas 4 SD.
Ibunya minta Eun-jo memberi salam pada Ha-ni nuna, tapi Eun-jo menolak, karena Ha-ni tampak bodoh. Ibu Eun-jo langsung memukulnya.
Eun-jo tidak terima, kalau memang pintar, ayo apa ini artinya? Eun-jo menyodorkan buku bhs mandarin-nya pada Ha-ni.
Ibu Seung-jo tanya, kalian satu angkatan kan, apa kalian tidak saling kenal? Ha-ni berkata kalau Seung-jo itu terkenal. Ibunya berkata tapi dia aneh, dia arogan dan suka memandang rendah orang. Apa dia akan punya pacar?
Ha-ni tersenyum geli.
Lalu adik Seung-jo turun, Ayahnya mengenalkan dia, ini yang kecil, Baek Eun-jo, masih kelas 4 SD.
Ibunya minta Eun-jo memberi salam pada Ha-ni nuna, tapi Eun-jo menolak, karena Ha-ni tampak bodoh. Ibu Eun-jo langsung memukulnya.
Eun-jo tidak terima, kalau memang pintar, ayo apa ini artinya? Eun-jo menyodorkan buku bhs mandarin-nya pada Ha-ni.
Ha-ni gelagapan tapi tidak mau kehilangan muka, ia berkata oh ini..Ha-ni panik, apa ya? ah ini pelajaran kelas 6 ya?
Ibu Eun-jo membantu, oh ini kan "Han wu choong dong" Ha-ni mencoba menerjemahkan : han wu adalah sapi Korea choong dong adalah mendesak, jadi kau sudah mendesak ingin makan steak.
Eun-jo memastikan dan tanya pada kakaknya, apa benar? Ada keadaan mendesak untuk makan steak sapi?
Seung-jo geli dan berkata pada adiknya Han itu berkeringat, Wu itu sapi, choong dong itu menuju Timur, jadi tingkat usaha seseorang diukur dari niatnya. wakkkkk...Ha-ni bengong.
Eun-jo : Lihat..apa itu bukan bodoh?
Ha-ni...gubrak!
Ibu Eun-jo membantu, oh ini kan "Han wu choong dong" Ha-ni mencoba menerjemahkan : han wu adalah sapi Korea choong dong adalah mendesak, jadi kau sudah mendesak ingin makan steak.
Eun-jo memastikan dan tanya pada kakaknya, apa benar? Ada keadaan mendesak untuk makan steak sapi?
Seung-jo geli dan berkata pada adiknya Han itu berkeringat, Wu itu sapi, choong dong itu menuju Timur, jadi tingkat usaha seseorang diukur dari niatnya. wakkkkk...Ha-ni bengong.
Eun-jo : Lihat..apa itu bukan bodoh?
Ha-ni...gubrak!
Ibu Baek, membawa Ha-ni ke atas, ke kamar barunya. Kamar princess! Ha-ni bengong. Ibu Baek tanya, kau tidak menyukainya ya?
Ha-ni langsung senyum lebar, sebaliknya, ini luar biasa. Ibu langsung semangat dan duduk di ranjang, coba lihat, ini empuk sekali, ayo sini coba!
Ha-ni langsung senyum lebar, sebaliknya, ini luar biasa. Ibu langsung semangat dan duduk di ranjang, coba lihat, ini empuk sekali, ayo sini coba!
Ha-ni dan Ibu mencoba kasurnya dan Ibu berkata ini menyenangkan sekali, aku hanya bisa melahirkan anak lelaki dan itu membosankan sekali, keduanya ketawa geli. Ibu dan Ha-ni sudah menjadi sekutu.
Ha-ni tersenyum dan sangat berterima kasih pada Ibu.
Seung-jo
naik ke atas dan meletakkan koper Ha-ni. Ibu turun, Seung-jo belum
turun dan ia memandangi Ha-ni. Membuat Ha-ni salah tingkah.
Tapi
Seung-jo dengan dingin berkata, kamar ini dulunya milik Eun-jo. Lalu
Seung-jo memperingatkan, awas kau, jangan mengatakan apapun mengenai ini
di sekolah!
Ha-ni : Jangan khawatir, jika kabar kalau kita tinggal bersama tersebar, hanya aku yang akan terpengaruh.
Seung-jo : "Tinggal bersama" ? Bukankah kau yang masuk ke rumah ini?
Lalu Seung-jo keluar, ia masuk ke kamar mandi.
Ha-ni : Jangan khawatir, jika kabar kalau kita tinggal bersama tersebar, hanya aku yang akan terpengaruh.
Seung-jo : "Tinggal bersama" ? Bukankah kau yang masuk ke rumah ini?
Lalu Seung-jo keluar, ia masuk ke kamar mandi.
Ha-ni
langsung berkata sendiri, mati kau! Dan ia berimajinasi lagi, ia jadi
Trinity di The Matrix lengkap dengan baju kulit hitamnya dan ia
menyerang Seung-jo yang baru keluar dari kamar mandi dengan bantal
pink-nya sampai Seung-jo terluka dan ketakutan.
Seung-jo : Kau membuatku berdarah...
Ha-ni teriak : Aku benci pria pintar seperti kau! Ha-ni sampai jatuh ke tempat tidurnya karena kesal.
Ha-ni teriak : Aku benci pria pintar seperti kau! Ha-ni sampai jatuh ke tempat tidurnya karena kesal.
Seung-jo keluar dari kamar mandi dan membuat Ha-ni kaget sampai jatuh ke lantai.
Ha-ni masuk ke kamar mandi, ia duduk di toilet dan menyadari, dudukan toiletnya hangat dan ia cekikikan sendiri, Ha-ni senang tinggal seatap dengan Seung-jo. Bahkan kami berbagi toilet bersama. Ha-ni bahkan main-main dengan sikat gigi mereka, tapi kemudian dia sadar dan berkata ah Seung-jo tidak menyukainya dan sebaiknya aku tidak memikirkannya.
Ha-ni masuk ke kamar mandi, ia duduk di toilet dan menyadari, dudukan toiletnya hangat dan ia cekikikan sendiri, Ha-ni senang tinggal seatap dengan Seung-jo. Bahkan kami berbagi toilet bersama. Ha-ni bahkan main-main dengan sikat gigi mereka, tapi kemudian dia sadar dan berkata ah Seung-jo tidak menyukainya dan sebaiknya aku tidak memikirkannya.
Paginya, Keluarga Baek dan Oh sarapan bersama dan Ha-ni hampir tidak percaya, ia sarapan dengan Seung-jo!
Ha-ni terus mencuri lihat ke arah Seung-jo, ah dia makan roti bakar dan selai, anak jenius juga makan selai? Ha-ni kelihatan heran. Dan Seung-jo terus saja melihat dengan pandangan menghina.
Ayah dan Ibu Baek memuji sup buatan ayah Ha-ni, dan Ha-ni karena grogi dilihat oleh Seung-jo jadi tersedak. Ayah Ha-ni, Ayah+Ibu Baek langsung sibuk membantu Ha-ni. Kelihatan sekali keluarga itu sangat menginginkan anak perempuan hahaha
Seung-jo segera menyelesaikan sarapannya dan bergegas berangkat sekolah. Ha-ni langsung mengejarnya, karena dia tidak tahu jalan ke sekolah kalau dari rumah Seung-jo. Ha-ni lari2 menyusul Seung-jo. Tiba2 Seung-jo berhenti, membuat Ha-ni menabrak punggung Seung-jo.
Ha-ni terus mencuri lihat ke arah Seung-jo, ah dia makan roti bakar dan selai, anak jenius juga makan selai? Ha-ni kelihatan heran. Dan Seung-jo terus saja melihat dengan pandangan menghina.
Ayah dan Ibu Baek memuji sup buatan ayah Ha-ni, dan Ha-ni karena grogi dilihat oleh Seung-jo jadi tersedak. Ayah Ha-ni, Ayah+Ibu Baek langsung sibuk membantu Ha-ni. Kelihatan sekali keluarga itu sangat menginginkan anak perempuan hahaha
Seung-jo segera menyelesaikan sarapannya dan bergegas berangkat sekolah. Ha-ni langsung mengejarnya, karena dia tidak tahu jalan ke sekolah kalau dari rumah Seung-jo. Ha-ni lari2 menyusul Seung-jo. Tiba2 Seung-jo berhenti, membuat Ha-ni menabrak punggung Seung-jo.
Seung-jo : Hanya hari ini, kita berangkat sekolah bersama, dan jangan membuat rumor apapun di sekolah.
Bahkan Seung-jo ingin mereka pura-pura tidak saling kenal dan menyuruh Ha-ni jalan beberapa langkah di belakangnya.
Ha-ni : Iya! aku tidak akan berkata apapun!
Ha-ni : Iya! aku tidak akan berkata apapun!
Ha-ni
menyipitkan mata di belakang Seung-jo, Ha-ni menendang2 udara, seperti
menendang Seung-jo. Ha-ni menyebut Seung-jo : dasar brengsek, dengan
nada tertahan.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, aku tidak percaya aku bisa menyukai pria sepertimu selama 3 tahun!
Ha-ni benar2 merasa menyesal, aku sudah membuang-buang waktuku.
Seung-jo tiba2 berhenti, lalu berkeras agar Ha-ni jalan duluan ke sekolah.
Seung-jo : Kakimu pendek kau pasti tidak akan bisa menyusulku. Aku tidak ingin disalahkan kalau kau terlambat, jalan saja di depanku, aku akan mengikuti dari belakang.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, aku tidak percaya aku bisa menyukai pria sepertimu selama 3 tahun!
Ha-ni benar2 merasa menyesal, aku sudah membuang-buang waktuku.
Seung-jo tiba2 berhenti, lalu berkeras agar Ha-ni jalan duluan ke sekolah.
Seung-jo : Kakimu pendek kau pasti tidak akan bisa menyusulku. Aku tidak ingin disalahkan kalau kau terlambat, jalan saja di depanku, aku akan mengikuti dari belakang.
Ha-ni
hanya bisa menghela nafas dengan kesal, sabar..sabar... lalu jalan di
depan Seung-jo. Tapi sebenarnya Seung-jo melihat ada pria dengan jaket
coklat yang sembunyi di semak2, ia mungkin hanya ingin menjaga Ha-ni.
Bagaimanapun itu lingkungan rumah Seung-jo, jadi dia pasti sangat
mengenal situasi sekitar.
Sampai
di sekolah, teman-teman Ha-ni masih asyik sendiri. Ha-ni mengeluh
dengan test mid semester-nya. Ha-ni bertekad ia akan membuat teman-teman
sekelasnya bangga, dan ia akan menaklukkan test itu!
Lalu Bong Jun-gu masuk bersama rombongan, Jun-gu duduk di depan Ha-ni, Hani-ah, apa kabar? bagaimana rumah teman ayahmu itu?
Ha-ni : ehm..ehm itu
Jun-gu : Bagaimana kalau kita pulang bersama? masa aku tidak tahu dimana "gadisku" tinggal..so..cute,
Ju-ri langsung memukulnya, Jun-gu mengeluh mengapa memukulku? Ju-ri membalas, lalu apa kau mau ditendang?
Ibu Guru masuk dan membuat keributannya berhenti, lalu ibu guru melihat Ju-ri, kau habis memotong rambutmu ya? Dan..ibu guru akhirnya mendapatkan special treatment dari Ju-ri mengenai rambut-nya haha..Ju-ri ini sebenarnya punya bakat salon.
Ha-ni : ehm..ehm itu
Jun-gu : Bagaimana kalau kita pulang bersama? masa aku tidak tahu dimana "gadisku" tinggal..so..cute,
Ju-ri langsung memukulnya, Jun-gu mengeluh mengapa memukulku? Ju-ri membalas, lalu apa kau mau ditendang?
Ibu Guru masuk dan membuat keributannya berhenti, lalu ibu guru melihat Ju-ri, kau habis memotong rambutmu ya? Dan..ibu guru akhirnya mendapatkan special treatment dari Ju-ri mengenai rambut-nya haha..Ju-ri ini sebenarnya punya bakat salon.
Ha-ni
tetap tinggal di sekolah sampai sore, teman-teman-nya bingung, ini
bukan Ha-ni. Semua jadi cemas, apa Ha-ni baik-baik saja.
Ha-ni mengintip ke ruang belajar istimewa itu, yang hanya dikhususkan untuk 50 siswa teratas, dan anak2 itu menikmati fasilitas istimewa, seperti ruangan ber-AC dan mendapat komputer sendiri, enak ya..
Ha-ni melihat ke arah diagram yang diletakkan di ruang santai, ia mendesah, jarak nilainya dari nilai Seung-jo, jauuuuuuuuuhhhhhh...sekali.
Ha-ni mengintip ke ruang belajar istimewa itu, yang hanya dikhususkan untuk 50 siswa teratas, dan anak2 itu menikmati fasilitas istimewa, seperti ruangan ber-AC dan mendapat komputer sendiri, enak ya..
Ha-ni melihat ke arah diagram yang diletakkan di ruang santai, ia mendesah, jarak nilainya dari nilai Seung-jo, jauuuuuuuuuhhhhhh...sekali.
Seung-jo muncul dan heran, kau belajar disini?
Ha-ni : Kenapa? kau takut? sekarang kau harus mulai berlatih, dan siap2 menggendongku.
Seung-jo : kedengaran-nya seperti suara orang yang kalah, kau sepertinya menderita inferior complex! ha!
Seung-jo tanya lagi kau tidak pulang? Ha-ni semangat, kenapa? kau ingin pulang bersama?
Ha-ni : Kenapa? kau takut? sekarang kau harus mulai berlatih, dan siap2 menggendongku.
Seung-jo : kedengaran-nya seperti suara orang yang kalah, kau sepertinya menderita inferior complex! ha!
Seung-jo tanya lagi kau tidak pulang? Ha-ni semangat, kenapa? kau ingin pulang bersama?
Belum sempat Seung-jo menjawab, Bong Jun-gu muncul bahkan dia sudah membawakan tas sekolah Ha-ni.
Bong Jun-gu menunggu Ha-ni pulang, ia ingin mengantar Ha-ni. Ha-ni tidak ingin rumah-nya diketahui Jun-gu maka, Ha-ni membiarkan Jun-gu mengantarnya lalu meninggalkannya di kereta api bawah tanah. Kasihan...
Lalu Ha-ni naik taksi dan..Kembali! ke sekolah. Astaga.
Ha-ni berpikir Seung-jo masih disana menunggunya. Ternyata..sekolah sudah sepi dan tidak ada tanda-tanda Baek Seung-jo dimanapun juga.
Bong Jun-gu menunggu Ha-ni pulang, ia ingin mengantar Ha-ni. Ha-ni tidak ingin rumah-nya diketahui Jun-gu maka, Ha-ni membiarkan Jun-gu mengantarnya lalu meninggalkannya di kereta api bawah tanah. Kasihan...
Lalu Ha-ni naik taksi dan..Kembali! ke sekolah. Astaga.
Ha-ni berpikir Seung-jo masih disana menunggunya. Ternyata..sekolah sudah sepi dan tidak ada tanda-tanda Baek Seung-jo dimanapun juga.
Benar
saja, Seung-jo duduk di rumah, ibunya membantu Eun-jo belajar.
Tiba-tiba ibu sadar, Seung-jo mengapa kau pulang sendirian? mana Ha-ni?
Kau tahu Ha-ni belum hafal dengan lingkungan ini, dan kau tahu ada orang
gila itu.
Seung-jo teringat pria dengan jaket coklat pagi tadi, lalu mulai cemas (sedikit), Seung-jo keluar dan duduk di halaman, ia mulai merasa sedikit bersalah. Aku ini benar2 orang yang menjengkelkan. Seung-jo lalu keluar rumah.
Ha-ni
pulang sendirian, ia masih celingak-celinguk (ini bhs mana ya???..:))
mencoba mengenali jalan pulang ke rumah Seung-jo. Itu sudah menjelang
malam dan jalanan mulai sepi.
Tiba-tiba..pria
berjaket coklat itu muncul, pria itu memohon agar Ha-ni
melihat..ehm..you know..itunya. Dia seorang eksibisionis, orang dengan
kelainan seksual, yang baru puas kalau memperlihatkan alat kelamin-nya
dan mendengar teriakan yang lihat. Astaga.
Siapa yang sudi? Ha-ni mentah2 menolaknya, Ha-ni langsung pasang kuda2 dan bersiap dengan "jurus2"nya, Ha-ni mulai menendang..tapi sepatunya lepas. Pria itu dengan cepat mengambil sepatu Ha-ni dan kabur!
Seharusnya Ha-ni membiarkan saja, tapi sepatu itu pemberian Ibu Seung-jo, dan Ha-ni mengejar pria itu! Hei kembali..kembalikan sepatuku!
Sampai di jalan yang lebih sepi, pria itu berhenti dan akan mengembalikan sepatu Ha-ni kalau..Ha-ni bersedia melihatnya. Arrgh...dan Ha-ni setuju!
Siapa yang sudi? Ha-ni mentah2 menolaknya, Ha-ni langsung pasang kuda2 dan bersiap dengan "jurus2"nya, Ha-ni mulai menendang..tapi sepatunya lepas. Pria itu dengan cepat mengambil sepatu Ha-ni dan kabur!
Seharusnya Ha-ni membiarkan saja, tapi sepatu itu pemberian Ibu Seung-jo, dan Ha-ni mengejar pria itu! Hei kembali..kembalikan sepatuku!
Sampai di jalan yang lebih sepi, pria itu berhenti dan akan mengembalikan sepatu Ha-ni kalau..Ha-ni bersedia melihatnya. Arrgh...dan Ha-ni setuju!
Ha-ni
menyiapkan mentalnya, tunggu! tunggu sebentar, Ha-ni memejamkan mata
dan menarik nafas. Pria itu memutar, ayo mau lihat? Ha-ni membuka
matanya, baik..
Pria itu mulai membuka kancing jaketnya, Ha-ni panik tapi dia harus mendapatkan sepatunya kembali, pria itu siap2 membuka jaketnya..mata Ha-ni terbelalak...tepat di saat krusial itu..sebuah tangan menutup mata Ha-ni, dan membalik-kan badan Ha-ni ke arahnya, It's Seung-jo! wiii...ehm..ehm...co cweet...^_^
Pria itu mulai membuka kancing jaketnya, Ha-ni panik tapi dia harus mendapatkan sepatunya kembali, pria itu siap2 membuka jaketnya..mata Ha-ni terbelalak...tepat di saat krusial itu..sebuah tangan menutup mata Ha-ni, dan membalik-kan badan Ha-ni ke arahnya, It's Seung-jo! wiii...ehm..ehm...co cweet...^_^
Pria
itu sudah membuka jaketnya dan dengan bangga menunjukkan perabotnya,
hanya..bukan Ha-ni yang melihat,tapi Seung jo! Yang melotot marah
padanya.
Pria
itu ketakutan dan lari. Seung-jo melihat ke arah Ha-ni sekilas dan
mengejar pria sakit itu. Ha-ni berdebar-debar dan ia melihat ke
tangannya, ternyata ada belanjaan Seung-jo. (Seung-jo sengaja keluar
untuk belanja, sambil menunggu Ha-ni, biar tdk ketahuan kalau dia
sengaja menunggunya....(gengsi dunk)hehehehe)
Seung-jo berhasil menangkap pria itu. Pria itu langsung berlutut dan memohon agar tidak dilaporkan ke polisi, dia masih baru dengan kejahatan ini dan ia punya keluarga. Pria itu janji tidak akan mengulangi perbuatan-nya. Seung-jo mengambil sepatu Ha-ni kembali dan melepaskan pria itu.
Seung-jo kembali ke Ha-ni dan memakaikan sepatu Ha-ni.
Ha-ni : Apa kau sengaja keluar menungguku?
Seung-jo : Aku keluar untuk ke toko.
Ha-ni : Tapi mengapa waktunya bisa tepat.
Seung-jo : Itu karena aku sedang sial.
Seung-jo jalan pulang dan Ha-ni tersenyum, loncat2 di belakang Seung-jo.
Ha-ni
masih belajar sampai malam, tapi ga masuk-masuk juga pelajaran-nya
hahaha. Ibu Seung-jo masuk dan membawakan snack, wah ibu satu ini emang
asyik.
Ha-ni dan Ibu duduk di tempat tidur dan melihat-lihat foto masa kecil Ha-ni, wah kau lucu sekali. Lalu mereka melihat foto-foto Seung-jo ketika kecil.
Ha-ni dan Ibu duduk di tempat tidur dan melihat-lihat foto masa kecil Ha-ni, wah kau lucu sekali. Lalu mereka melihat foto-foto Seung-jo ketika kecil.
Yang
mengejutkan lagi adalah, Ibu sangat ingin anak perempuan sampai-sampai
Ibu mendandani Seung-jo kecil seperti anak perempuan. Waduh..hihihi...
Ibu mengaku ia salah, ia sangat mendambakan anak perempuan, bahkan ia pernah membawa Seung-jo ke kolam renang umum dengan baju renang perempuan, lalu ketahuan. Ini membuat Seung-jo kecil trauma. Ibu menghela nafas. Mungkin karena itu maka sekarang Seung-jo sangat dingin.
Ibu berkata semua foto2nya sudah dibakar tapi ibu masih menyimpan film-nya. Ha-ni senyum sendiri. Sepertinya ia punya rencana.
Di sekolah, Ha-ni geli dan ketawa-ketawa sendiri mengingat cerita Ibu semalam. Tiba-tiba, Baek Seung-jo muncul di depan kelasnya! wow..membuat pengiring Bong Jun-gu mendekatinya dengan curiga.
Seung-jo teriak dari luar kelas, Oh Ha-ni, keluar! Bawa baju olah ragamu!
Ha-ni bingung, ada apa? Lalu ketika ia mengeluarkan baju OR-nya ia baru sadar, baju mereka tertukar!...jaaaaaaaah.....
Semua
teman-teman Ha-ni memandang keduanya, lalu Ha-ni dan Seung-jo keluar
dan saling tukar baju OR. Dengan pandangan teman2 sekelasnya dari
jendela kaca.
Ha-ni
menggoda Seung-jo, Mengapa kau tidak mengenakan-nya saja? bukankah kau
terbiasa mengenakan baju anak perempuan? Ha-ni juga menunjukkan sebuah
foto Seung-jo mengenakan baju anak perempuan yang masih ada.
Bisa dibayangkan reaksi Seung-jo melihat masa lalu-nya yg "kelam" (wakkkk), ada di tangan Ha-ni.
Seung-jo
panik! dia langsung mengejar Ha-ni keliling taman, di sekitar
pepohonan, well..jadi kyk film india ja.. hahaha. Seung-jo mati2an ingin
mengambil foto itu dari tangan Ha-ni.
Sampai..Seung-jo
berhasil memojokkan Ha Ni di sebuah pohon. Hong Jang-mi dan Bong Jun-gu
melihat keduanya! Keduanya ketakutan apa yang akan terjadi dengan
mereka?
Ha-ni akhirnya berkata, baiklah kau bisa mendapatkan foto ini tapi dengan syarat. Kau mau menjadi pembimbingku.
Seung-jo mengingatkan Ha-ni, ujian tinggal seminggu lagi dan aku bukan dewa. Aku bodoh jika membantumu, kau ingin aku kalah taruhan, kau ingin aku menggendongmu dan kau masih ingin aku mengajarimu? yang benar saja..
Ha-ni berkata kalau begitu, tidak perlu menggendongku keliling sekolah, taruhannya berakhir. Aku sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi padamu, dan tidak ingin lagi kau gendong keliling sekolah.
Seung-jo menantang : Benarkah? lalu Seung jo mendekat..seperti akan mencium Ha-ni..
Seung-jo mengingatkan Ha-ni, ujian tinggal seminggu lagi dan aku bukan dewa. Aku bodoh jika membantumu, kau ingin aku kalah taruhan, kau ingin aku menggendongmu dan kau masih ingin aku mengajarimu? yang benar saja..
Ha-ni berkata kalau begitu, tidak perlu menggendongku keliling sekolah, taruhannya berakhir. Aku sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi padamu, dan tidak ingin lagi kau gendong keliling sekolah.
Seung-jo menantang : Benarkah? lalu Seung jo mendekat..seperti akan mencium Ha-ni..
Rekan2 Ha-ni yang melihat dari jendela menahan nafas..lalu..
adegannya di-cut. Asli! Kita tidak tahu apa yang terjadi.
Di
rumah, Baek Seung-jo membuat keluarga mereka terperanjat sekaligus
gembira karena ia memutuskan akan belajar bersama Oh Ha-ni. Adik
Seung-jo, Eun-jo protes, ia marah sekali kalau Ha-ni sekarang memonopoli
kakaknya.
Seperti
yang diduga, suasana belajar mereka. Seung-jo berusaha menjelaskan pada
Ha-ni mengenai logaritma. Dan Ha-ni berusaha mengerti dengan mata
bulatnya. Seung-jo sampai lemas, dan ia memandang Ha-ni dengan putus
asa,
Seung-jo : bagaimana dengan sistem angka biner?
Seung-jo : bagaimana dengan sistem angka biner?
Ha-ni : bengong....
Seung-jo : Itu cara untuk menyatakan angka menggunakan 0 dan 1 saja.
Ha-ni : tapi mengapa? buat apa itu? hahaha ..
Seung-jo : Itu cara untuk menyatakan angka menggunakan 0 dan 1 saja.
Ha-ni : tapi mengapa? buat apa itu? hahaha ..
Seung-jo
: tahun 1974, sebuah pesan dikirim ke luar angkasa dari observatorium
Arecibo dengan sistem itu karena kita tidak tahu tingkat kecerdasan
alien, maka pesannya dikirim dengan kode biner.
Ha-ni : Jadi aku harus belajar sistem biner agar bisa berkomunikasi dengan alien. Terus kalau 100, angka binernya apa..
Ha-ni : Tapi..apa kita menerima jawaban dari alien? bukankah alam semesta itu luas sekali?
Seung-jo : belum, dan karena itu sistem log dibuat.
Ha-ni : Benarkah?
Seung-jo : Log diciptakan untuk menyatakan sesuatu yang sangat besar.
Seung-jo menyindir, banyak sekali yang tidak kau ketahui!
Ha-ni membalas dengan menunjukkan poster Super Junior, apa kau tahu nama mereka?
Seung-jo bengong. Dan Ha-ni menyebutkan nama anggota SJ satu persatu : Si-won, Kang-in, Shin-dong, Kyu-hyun, Han-kyung, Ki-bum, Sung-min, Hee-chul, Ye-sung, Eun-hyuk, Dong-hae, Lee-teuk, dan Ryeo-wuk!
Ha-ni : Kemampuan setiap orang memang berbeda.
Seung-jo ...gubrak!
Ha-ni : Jadi aku harus belajar sistem biner agar bisa berkomunikasi dengan alien. Terus kalau 100, angka binernya apa..
Ha-ni : Tapi..apa kita menerima jawaban dari alien? bukankah alam semesta itu luas sekali?
Seung-jo : belum, dan karena itu sistem log dibuat.
Ha-ni : Benarkah?
Seung-jo : Log diciptakan untuk menyatakan sesuatu yang sangat besar.
Seung-jo menyindir, banyak sekali yang tidak kau ketahui!
Ha-ni membalas dengan menunjukkan poster Super Junior, apa kau tahu nama mereka?
Seung-jo bengong. Dan Ha-ni menyebutkan nama anggota SJ satu persatu : Si-won, Kang-in, Shin-dong, Kyu-hyun, Han-kyung, Ki-bum, Sung-min, Hee-chul, Ye-sung, Eun-hyuk, Dong-hae, Lee-teuk, dan Ryeo-wuk!
Ha-ni : Kemampuan setiap orang memang berbeda.
Seung-jo ...gubrak!
Ha-ni berbari
0 komentar:
Posting Komentar